Saturday, October 8, 2011

Sinopsis Miss Ripley Episode 1


MISS RIPLEY

Pemeran :

Micky Yoochun sebagai Yutaka(Nama Jepangnya) / Song Yoo Hyun


Lee Da Hae sebagai Jang Mi Ri


Kim Seung Woo sebagai Jang Myung Hoon


Kang Hye Jung sebagai Moon Hee Joo

MISS RIPLEY
EPISODE 1


Jang Mi Ri tersenyum riang sambil bermain bersama dengan anak-anak kecil yang ada. Dia tersenyum cantik namun perlahan-lahan senyumannya itu hilang.

Song Yoo Hyun : "Pertama kali aku bertemu dengannya itu saat musim semi. Saat sekilas aku melihatnya, Matanya mengingatkan aku pada Ibuku yang sudah meninggal. Dia sangat cantik saat tersenyum. Aku sangat mencintainya..."

Jang Myung Hoon : "Bagiku yang hidup di dunia yang membosankan ini, Dia adalah wanita yang tau bagaimana caranya menikm ati hidup. Hatinya sama denganku. Aku mencintainya..."




FUKUOKA, Jepang.


Jang Mi Ri bekerja di sebuah tempat hiburan. Dia kini berada di sebuah ruangan dan sedang duduk di samping laki-laki hidung belang. Laki-laki itu meminta Mi Ri meminum sake namun Mi Ri terus menolaknya. Mi Ri terlihat sangat tidak nyaman dengan perlakuan laki-laki itu namun dia terus menahan diri agar tidak pergi dari ruangan itu karna dia bisa terkena marah jika pergi. Teman Mi Ri yang tau bahwa Mi Ri tidak bisa minum sake pun membantunya dengan mengambil gelas sake yang di paksakan pada Mi Ri itu dan di simpannya di atas meja. Seorang laki-laki hidung belang lainnya mengeluarkan banyak uang dan bilang bahwa dia akan memberikan uang itu pada Mi Ri jika Mi Ri mau meminum sake. Demi uang maka Mi Ri pun terpaksa meminum sake itu. Setelah mendapatkan uang itu dia pun segera keluar dari ruangan.


Mi Ri berlari ke kamar mandi dan langsung memuntahkan sake yang dia minum. Temannya Mi Ri yang membantu tadi pun ikut pergi ke dalam kamar mandi dan menenangkan Mi Ri. Teman Mi Ri bertanya, "Mengapa kau terlihat sangat frustasi demi mendapatkan uang? Kau ingin pergi kembali ke Korea Selatan kan? Jika kau pergi kesana apakah semuanya akan berubah?" Mi Ri menjawab, "Setidaknya aku tidak ingin hidup seperti ini."


Pemilik tempat hiburan yang bernama Hirayama masuk kedalam kamar mandi dan memarahi para perempuan yang sedang berdandan di kamar mandi, "YA! Cepat keluar kalian!!" Para perempuan itu pun dengan segera berlari keluar drai kamar mandi menuju ruangan para tamu mereka masing-masing. Hirayama menarik lengan Mi Ri dan meminta Mi Ri juga agar kembali ke ruangan tamunya namun dia terkejut saat melihat mata Mi Ri yang terlihat habis menangis. Mi Ri berkata, "Aku tidak bisa keluar dalam keadaan seperti ini!" Hirayama melihat teman Mi Ri dan menyuruh teman Mi Ri itu agar kembali bekerja. Setelah tidak ada orang lain di kamar mandi, Hirayama menatap Mi Ri tajam, "Bukankah sudah kukatakan bahwa hari ini akan ada tamu penting? Cepatlah keluar!!" Mi Ri terdiam menatap kaca dan menangis.


Di acara lainnya yang di adakan tempat hiburan itu tiba-tiba Hirayama menghampiri Mi Ri, "Ini adalah pertemuan penting jadi kau harus sungguh-sungguh, mengerti? Jadi bersikaplah yang baik, mengerti?" Mi Ri tidak menanggapi ucapan Hirayaman. Mi Ri duduk di samping seorang tamu dan mulai memainkan Danso -Alat Musik Tradisional-


Jang Myung Hoon berjalan terburu-buru bersama Asistennya menuju sebuah kamar hotel. Asisten memberikan kabar pada Myung Hoon bahwa ada seorang tamu yang sedang mencoba bunuh diri. Di tengah perjalanan menuju kamar hotel itu Myung Hoon bertemu dengan seorang tamu dan dia berusaha bersikap biasa saja seperti tidak ada kejadian seorang tamu yang mau bunuh diri. Selesai menyapa tamu itu maka Myung Hoon dan Asistennya segera masuk kedalam kamar Hotel tempat seorang wanita berniat bunuh diri.

Myung Hoon melihat keadaan kamar yang sangat kacau dan ada seorang perempuan yang di pegang oleh 2 orang petugas hotel agar tidak mencoba bunuh diri. Myung Hoon bertanya pada Asistennya, "Sudah berapa lama seperti ini?" Asistennya menjawab, "Tiga hari." Wanita itu terus berteriak histeris meminta tangannya agar di lepaskan. Myung Hoon tiba-tiba berkata dingin pada 2 orang petugas hotel yang sedang memegang tangan wanita itu, "Lakukan apa yang dia minta." Asistennya terkejut mendengarnya, "Tuan!" Wanita itu tiba-tiba menghampiri Myung Hoon dan menarik kerah bajunya. Myung Hoon berkata, "Kami dilarang ikut campur pada masalah yang ada di dalam kamar hotel. Apa yang kau inginkan?" Wanita itu terlihat sangat frustasi dan mulai menangis histeris.

Myung Hoon berkata pada Asistennya, "Pertama bersikap cepat, aku tidak ingin ada jejak sama sekali. Dia harus tenang dan cepat antar dia ke rumah sakit." Saat Myung Hoon akan pergi, tiba-tiba saja wanita itu sesak nafas dan hal itu membuat Myung Hoon dan petugas hotel yang ada di kamar itu panik. Myung Soo memberikan bantuan dan meminta Asistennya agar segera memanggil Ambulans. Ambulans datang dan dengan segera wanita itu di bawa ke rumah sakit.


Myung Hoon sedang ada di ruangannya dan Kang Shi Young yang merupakan rekan kerja Myung Hoon masuk kedalam ruangannya. Shi Young melihat foto istri Myung Joon dan berkomentar, "Hey ini adalah foto saat dia sedang tampil!" Myung Hoon mengabaikan ucapan Shi Young dan langsung to the point menanyakan maksud kedatangan Shi Young, "Ada apa?" Shi Young menjawab, "Sepertinya wanita itu(Karyawan Hotel) kembali ke Jepang kemarin malam." Myung Hoon bertanya kembali, "Kapan dia akan kembali?" Shi Young menjawab, "Itulah masalahnya. Dia sepertinya tidak akan kembali. " Shi Young menjelaskan bahwa masalah yang sebenarnya itu adalah Tamu VVIP dari Jepang yang akan datang ke Hotel mereka dan tamu itu hanya mau di layani oleh orang yang bisa berbahasa Jepang dengan dialek Hakata. Wanita yang pergi kembali ke Jepang itu lah penerjemah yang memiliki dialek Hakata namun karna wanita itu pergi maka sekarang Hotel dalam situasi gawat.


Mi Ri diam-diam keluar dari tempat hiburan itu. Mi Ri mempersiapkan sebuah tali sumbu yang di sambungkan dengan sebatang rokok yang dia nyalakan. Jadi jika rokok itu habis maka otomatis tali sumbu itu akan terbakar dan bisa membuat kebakaran besar. Setelah mempersiapkan itu semua, Mi Ri pergi ke ruangannya Hirayama untuk membicarakan sesuatu.


Mi Ri mengipas-ngipaskan sejumlah uang dan melemparkannya ke meja Hirayama. Hirayama memeriksa uang itu dan kemudian berjalan mendekati Mi Ri, "Sudah beberapa hari ini kau terlihat menyedihkan. Sepertinya hutang Ayah adopsimu itu sangat membebanimu." Mi Ri menjawab dingin, "Kau tidak perlu tau!" Hirayama berkomentar, "Wanita gila! Kau pikir kau dapat mengatasinya?" Mi Ri menjawab, "Itu tidak penting. Hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi!" Mi Ri mengambil sebuah amplop coklat dan dengan segera dia memeriksa isi amplop itu. Mi Ri melihat passport Jepang miliknya dan dia tersenyum tenang. Mi Ri tersenyum pada Hirayama, "Jadi terima kasih untuk semuanya..."

Mi Ri akan pergi dari ruangan Hirayama namun Hirayama menahannya. Hirayama berkata, "Terkadang orang pintar sepertimu melakukan kesalahan saat bertemu dengan orang tua yang salah, yang membawamu ke Jepang setelah di adopsi. Hal menyedihkan bukan?" Mi Ri terus memberontak mencoba melepaskan diri dari pelukan Hirayama. Hirayama memaksa membuka pakaian Mi Ri namun Mi Ri menahannya dan berkata manis, "Biar aku yang membukanya." Mi Ri berkata seperti itu karna dia mencoba mengulur waktu hingga Tali sumbu yang sudah di siapkannya itu membakar gedung tempat hiburan itu. Mi Ri semakin terjebak karna ternyata tali sumbu itu tidak juga membakar gedung.


Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dan hal itu langsung di manfaatkan oleh Mi Ri untuk mengambil amplop coklat itu dan berlari keluar dari ruangannya Hirayama. Hirayama terlihat panik dengan gedung tempat hiburan miliknya yang terbakar , namun saat melihat Mi Ri kabur, Hirayama pun langsung mengejarnya.

Mi Ri terus berlari melewati pemukiman penduduk. Sementara itu Hirayama juga terus mengejarnya. Mi Ri mencoba menjatuhkan rak berisi minuman kaleng dan hal itu berhasil membuat Hirayama terjatuh dan kehilangan jejak Mi Ri.


Mi Ri terus berlari menuju stasiun kereta. Ternyata temannya sudah menunggu Mi Ri dan Temannya Mi Ri itu sudah mempersiapkan koper Mi Ri. Teman Mi Ri melambaikan tangan saat melihat Mi Ri berlari masuk kedalam kereta, "Mi Ri! Sampai jumpa... Kau harus bahagia! Kau harus menemukan Ibumu!" Mi Ri melepaskan rambut palsunya dan tersenyum pada temannya itu.

Tiba-tiba saja Hirayama datang dan kembali berusaha menangkap Mi Ri. Teman Mi Ri menghalangi jalan Hirayama namun Hirayama berhasil melewatinya dan terus mengejar Mi Ri. Mi Ri masuk kedalam kereta dan saat Hirayama mau masuk, Pintu kereta sudah tertutup. Mi Ri menatap Hirayama yang berada di luar kereta dan dia berkata, "Jang Mi Ri yang kau kenal... sudah mati! " Hirayama berteriak dari luar kereta, "Aku akan menemukanmu! Aku akan menemukanmu!! MI RI!!" Mi Ri tersenyum sinis dan mengeluarkan air matanya. Kereta mulai berjalan dan pada akhirnya Hirayama tidak berhasil menangkap Mi Ri.



Song Yoo Hyun kembali ke Korea setelah dia lama menetap di Jepang. Saat di Bandara terlihat ada anak kecil yang meminta di gendong oleh Ibunya sementara itu Ibunya sedang sibuk menggendong adiknya. Yoo Hyun yang melihat hal itu pun menawarkan diri untuk menggendong anak kecil itu. Kemudian dia menemukan sebuah dompet. Saat di bagian imigrasi Yoo Hyun pun menitipkan dompet yang dia temukan itu, (Oh Angel Heart :">)

Yoo Hyun keluar dari bandara dan bertemu dengan seorang temannya yang sudah menunggu dirinya. Temannya itu bernama Ha Chul Jin. Yoo Hyun bertanya, "Bagaimana, apakah semuanya baik-baik saja?" Chul Jin menjawab, "Tentu. Semuanya berjalan lancar."


Myung Hoon sedang berada di ruangannya dan dia terlihat sedang memikirkan suatu hal.


Myung Hoon sedang berada di Lobby Hotel dan sedang menelfon seseorang namun dia segera mengakhiri telfonnya itu saat melihat Lee Hwa datang ke Hotel dan sedang berjalan masuk kedalam Lift hotel. HP Myung Joon berbunyi lagi dan itu merupakan telfon dari Asistennya, "Semuanya bilang bahwa hal ini sangat tidak mungkin untuk mencari seseorang yang bisa berbicara dalam Dialek Hakata untuk Direktur Nakamura(Klien)." Myung Hoon menjawab, "Aku mengerti. Pokoknya kau urus saja terlebih dahulu dan coba tanya orang lain." Kemudian Myung Hoon mengakhiri telfonnya.

Resepsionis Hotel memanggil Myung Hoon, "Manager, Kepala Direktur Lee memanggil anda." Myung Hoon mengerti dan segera pergi ke ruangan Kepala Direktur yang merupakan Mertuanya.


Myung Hoon masuk kedalam ruangan Kepala Direktur Lee dan memberikan salam. Terlihat sudah ada Lee Hwa yang duduk di dalam ruangan itu juga. Lee Hwa tersenyum dan menyapa Myung Hoon ramah. Myung Hoon menunduk memberi salam dan memperkenalkan diri. Kepala Direktur Lee lalu memperkenalkan Lee Hwa sebagai perwakilan dari Mondo Group. Myung Hoon tiba-tiba berkata pada Lee Hwa, "Sudah lama tidak bertemu dengan anda." Kepala Direktur Lee terlihat bingung, "Kapan kalian berkenalan?" Myung Hoon menjawab, "Aku ingat bahwa dia datang pada acara pernikahanku." Lee Hwa tersenyum ramah, "Terima kasih telah meningatnya."


Sementara itu Asisten Myung Hoon dan Shi Young sedang berusaha menyeleksi staff baru yang bisa berbahasa Jepang dengan dialek Hakata. Namun pencarian itu sangat sulit karna tidak banyak orang yang bisa berbicara dengan dialek Hakata.


Ternyata maksud kedatangan Lee Hwa ke hotel itu untuk mendiskusikan mengenai kedatangan Nakamura yang merupakan tamu penting. Kepala Direktur Lee berkata pada Myung Hoon, "Kita belum menemukan yang cocok berbicara dalam dialek Hakata, jadi mengapa kita tidak menerima bantuan dari Mondo Group saja?" Lee Hwa tersenyum dan menjelaskan mengenai bantuannya itu, "Kami akan mengirimkan staff kami. Bagaimana? Di Resort kami memiliki staff yang bisa bertanggung jawab untuk berbicara dengan Tuan Nakamura dalam dialek Hakata." Myung Hoon menjawab, "Aku sangat berterima kasih atas tawarannya namun kami berusaha melakukan ini dengan cara kami."

Kepala Direktur Lee terlihat bingung, "Tunggu... Apakah kau berniat melakukan layanan RVIP(Royal, Veri Important Person)? Tamu VVIP akan di layani sebagai RVIP. Maksud yang kau katakan itu adalah meningkatkan layanan kita? Para staff pasti kesulitan." Myung Hoon menjawab, "Aku rasa permasalahan ini akan terselesaikan seiring berjalannya waktu." Lee Hwa berkomentar, "Dengan segala hormat, Hotel ini tujuannya untuk menampung tamu dan menawarkan layanan tingkat tinggi. Namun menyediakan hal seperti itu... Kita harus mempertimbangkannya dalam perekrutan staff." Myung Hoon balik berkomentar dengan bilang bahwa pandangannya sangat berbeda dengan pandangan Lee Hwa karna dia yakin bahwa Hotel ini bisa bersikap seperti layaknya sebuah keluarga dan dia juga yakin bahwa para staffnya sudah siap untuk berpartisipasi dalam hal ini. Lee Hwa diam saja dan terlihat kesal. Kepala Direktur Lee terlihat senang dengan penjelasan Myung Hoon, "Luar biasa. Itulah sebabnya aku menyukai dia lebih dari anakku sendiri. " Lee Hwa lagi-lagi hanya tersenyum di paksakan.


Myung Hoon mengantar Lee Hwa keluar Hotel. Lee Hwa berkata, "Aku pikir aku dapat membantumu kali ini. Hm sayang sekali." Myung Hoon menjawab, "Senang bertemu denganmu. Dan terima kasih atas perhatian anda." Lee Hwa masuk kedalam mobil dan dia kemudian meminta pada supirnya untuk membawa dia ke rumah sakit tempat suaminya di rawat. Sementara itu Myung Hoon terus melihat kepergian Lee Hwa.


Mi Ri sudah mengganti pakaiannya dan dia pun mencari tempat duduk di dalam kereta. Terlihat ada anak kecil yang terus menatap Mi Ri sementara Ibu anak itu sedang tertidur. Mi Ri memperlihatkan nail art di kuku jarinya dan dia bertanya, "Apakah ini terlihat cantik?" Anak kecil itu tersenyum dan mengangguk. Mi Ri berkta kembali, "Kalau begitu... Terima kasih." Mi Ri terus menatap anak kecil itu. Matanya melihat kalung yang di pakai anak kecil itu dan hal itu membuat Mi Ri mengingat masa lalunya...


FLASHBACK...

Mi Ri kecil menangis dan meminta agar Ibunya tidak pergi. Ibunya tidak mempedulikan tangisan Mi Ri dan terus mengemasi pakaian-pakaiannya kedalam koper. Ibu Mi Ri mengalungkan sebuah kalung pada Mi Ri dan berkata, "Kau tunggulah disini sebentar. Ibu akan segera kembali." Saat Ibu Mi Ri akan pergi keluar, dia bertemu dengan Ayah Mi Ri. Ayah Mi Ri terlihat bingung dengan kepergian istrinya itu, "Kau mau kemana?" Ibu Mi Ri tidak menjawab dan terus berjalan pergi sambil membawa kopernya. Mi Ri mengejarnya namun Ibu Mi Ri segera masuk kedalam Taxi dan pergi meninggalkan Mi Ri yang terus menangis. Sepanjang hari Mi Ri menunggu kedatangan Ibunya sambil menatap kalung pemberian Ibunya, namun Ibu Mi Ri tidak kunjung datang juga.


Pada akhirnya Ayah Mi Ri meninggal dan Mi Ri pun di titipkan ke Panti Asuhan karna dia tidak memiliki keluarga lain. Biarawati yang menjadi petugas panti asuhan itu tersenyum menyambut Mi Ri, "Namamu Mi Ri bukan? Tenanglah semua anak di panti asuhan ini sama denganmu. Mereka telah kehilangan orang tuanya." Mi Ri menjawab ketus, "Aku berbeda! Ibuku masih hidup! Aku bukan yatim piatu!" Terlihat ada seorang anak yang mencoba menyapa Mi Ri namun Mi Ri tidak mempedulikannya sama sekali.

Saat di sekolah, seorang teman Mi Ri tiba-tiba menarik kalung Mi Ri dan berkomentar pedas, "Hm kalung ini tidak terlalu buruk. Kau ini yatim piatu bukan? Semua anak yatim piatu biasanya memakai benda seperti ini. Sangat mengerikan... Akankah kau tetap bisa hidup? Huh pantas saja Ibumu meninggalkanmu!" Mi Ri menampar anak yang mengejeknya itu dengan kesal. Moon Hee Joo yang merupakan teman Mi Ri di panti asuhan pun sangat terkejut melihat Mi Ri yang menampar temannya. Anak yang di tampar itu tidak terima makanya dia balas menampar Mi Ri. Hee Joo langsung membela Mi Ri, "Mi Ri ah, kau baik-baik saja?" Mi Ri sangat kesal dan berniat balas menampar lagi namun guru mereka masuk kedalam kelas dan melihat kejadian ini, "YA! Apa yang kau lakukan? Berhenti! Ini lah sebabnya kan di sebut yatim piatu karna kau bersikap seperti ini!" Mi Ri tidak mempedulikan perkataan gurunya itu dan tetap saja menampar anak itu. Sang Guru semakin marah, "Jang Mi Ri! Apa kau tidak mau pergi ke sekolah lagi hah?" Mi Ri berjalan ke tempat sampah dan langsung membuang tasnya.

Mi Ri di hukum di panti asuhannya dengan cara disuruh mengangkat tangannya sepanjang malam. Mi Ri diam-diam menangis, "Ibu... Aku takut. Bawa aku bersamamu...."


FLASHBACK END.



Seorang pramugari membangunkan Mi Ri yang tertidur di dalam pesawat. Mi Ri terbangun dan dia baru tersadar bahwa tinggal dia lah yang berada di dalam pesawat yang sudah mendarat di Korea. Mi Ri menghapus air matanya dan segera keluar dari pesawat.


Saat di bagian imigrasi, Mi Ri menyerahkan passport Jepangnya. Petugas bertanya, "Apa kau dalam liburan?" Mi Ri kebingungan. Petugas itu pun menjelaskan, "Jika kau datang kemari untuk bekerja maka itu tindakan ilegal tanpa visa. Kau bisa di deportasi (Di kembalikan ke negara asal Jepang karna passport Mi Ri itu di keluarkan Jepang.)" Mi Ri terlihat diam saja.

Mi Ri terdiam lama di depan bandara. Dia terlihat kebingungan dan juga ketakutan. Mi Ri menggunakan topinya dan kemudian berjalan pergi.


Yoo Hyun sedang membereskan barang-barangnya di tempat tinggal barunya. Dan dia juga sedang menelfon Ibunya, "Tidak apa-apa Ibu... Ini lebih baik dari yang aku bayangkan." Ibunya Yoo Hyun itu ternyata Lee Hwa. Lee Hwa berkata pada Yoo Hyun, "Tetap saja aku khawatir. Kau sebaiknya pulanglah ke rumah. Walaupun kau bilang agar bisa mandiri tapi Ayahmu pasti kecewa jika dia kembali dari Rumah sakit dan kau tidak ada." Yoo Hyun berkata, "Maafkan aku. Aku berencana akan segera ke rumah sakit. Apa Ayah baik-baik saja? Baguslah jika tidak apa-apa. Hari ini atau mungkin besok aku akan mengunjunginya setelah beres-beres tempat tinggalku." Chul Jin yang sedang membantu Yoo Hyun di tempat tinggal barunya itu berkomentar, "Huh siapa yang tau kapan kita bisa menyelesaikan tempat ini..."


Mi Ri mencari tempat tinggal dan dia pun menemukan sebuah penginapan kecil untuk tempat tinggalnya sementara itu.


Yoo Hyun selesai menelfon Lee Hwa. Chul Jin berkomentar, "Ini sangat lucu. Menolak untuk mengurus perusahaanmu sendiri." Yoo Hyun tertawa, "Ya jangan seperti itu. Kau pikir demi masalah besar itu aku akan membuat temanku dalam penderitaan? Aku sudah katakan tidak akan seperti ini untuk kedepannya." Chul Jin menjawab, "Lupakan saja. Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu. Cukup bawakan aku segelas air." Yoo Hyun menunjukan minuman yang dia punya, "Hanya ada jus." Chul Jin bersikukuh bahwa dia ingin minum air mineral.


Petugas penginapan itu membawa Mi Ri menuju kamar yang akan di sewa oleh Mi Ri. Tiba-tiba saja sebuah pintu kamar terbuka dan hal itu membuat Mi Ri bertabrakan dengan Yoo Hyun yang keluar dari pintu itu. Dan lagi ada sisa kuah ramen yang tumpah ke baju Mi Ri. Mi Ri tentu kesal dengan hal ini. Yoo Hyun yang lama tinggal di Jepang pun meminta maaf dalam bahasa Jepang namun saat dia sadar dia ada di Korea maka dia segera menggantinya dalam bahasa Korea, "Maaf(Bahasa Jepang). Ah maafkan aku. Kau tidak apa-apa? Aku sungguh meminta maaf (Bahasa Korea)." Yoo Hyun mengambil lap dan dia terdiam terpana saat melihat Mi Ri melepas topinya.

Yoo Hyun mendekati Mi Ri dan berusaha membantu membersihkan ramen yang tertumpah di pakaian Mi Ri. Mi Ri langsung marah melihat sikap Yoo Hyun yang sembarangan mendekatinya. Dan tanpa sadar Mi Ri juga berkata dalam bahasa Jepang, "Kau! Apa yang kau lakukan hah?" Yoo Hyun terkejut saat mengetahui Mi Ri dapat berbahasa Jepang makanya dia balas berkata dalam bahasa Jepang, "Apa kau dari Jepang? Aku juga dari Jepang." Mi Ri tidak mempedulikan itu dan merebut lap di tangan Yoo Hyun untuk membersihkan pakaiannya. Petugas penginapan yang melihat ada ramen yang tumpah pun langsung berkomentar, "Apa-apaan ini? Cepat bersihkan!"

Yoo Hyun berkata pada Mi Ri dan bahasa Korea, "Aku sangat menyesal. Jika mungkin maka aku..." Mi Ri menatapnya tajam, "Apa yang mau kau lakukan? Apa yang kau bisa lakukan? Kau terus saja berbicara!" Yoo Hyun menjawab, "Apapun yang kau minta. Lepaskan saja jaketmu itu, aku akan mencucikannya untukmu. Bisakah aku melakukan itu?" Mi Ri menjawab ketus, "Tidak. Kau tidak bisa melakukannya! Aku akan mengganti pakaianku jadi itu bukan masalah besar." Mi Ri merapihkan kopernya dan berniat masuk kedalam kamarnya namun Yoo Hyun menahannya, "Hmm itu. Aku tinggal di kamar depan ini jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa mencariku. Aku akan mencoba membantumu." Mi Ri tidak berkomentar apapun dan segera masuk kedalam kamarnya.


Kamar sewaan Mi Ri itu terlihat sangat kecil. Hanya ada kasur dan beberapa perlangkapan lainnya. Mi Ri duduk di kasur dan dia mulai menangis.


Mi Ri berusaha mencari kerja selama dia berada di Korea. Dia mendatangi perusahaan-perusahaan namun dia selalu mendapatkan penolakan karna dia bahkan tidak lulus SMA dan lagi salah satu perusahaan membahas masalah Visa Mi Ri yang sebentar lagi berakhir. Mi Ri terus mencoba melamar pekerjaan namun tetap tidak ada perusahaan yang mau menerimanya. Sehingga terpaksa Mi Ri hanya bisa bekerja di Restaurant dan juga di tempat cuci Mobil yang tidak membutuhkan Ijasah.


Shi Young mendengar rencana Myung Hoon untuk membuat RVIP dan tentu saja dia menolak hal itu, bahkan dia menyebut Myung Hoon sudah gila. Asistennya ikut berkomentar bahwa dia saja tidak bisa mendengar dengan jelas Dialek Hakata. Shi Young mengejek Shi Young, "Kau saja tidak bisa mengerti Dialek Gyeongsang(Diaelk Bahasa Korea), lalu bagaimana caranya kau mengerti Bahasa Jepang hah?" Shi Young lalu berkata pada Myung Hoo, "Aku benar-benar gila. Myung Hoon jangan lakukan ini." Myung Hoon menjawab, "Tidak ada cara lagi. Kita harus mencari yang bisa berbicara dalam dialek Hakata." Shi Young berkata kesal, "Kemana lagi aku harus mencari orang yang bisa berbicara dialek Hakata?? Di Tokyo, Osaka, Okinawa!! Tidak hanya di Hakata, di Fukuoka saja tidak ada yang bisa berbicara dialek Hakata!! Lalu dimana aku harus mencarinya??!!" Myung Hoon menjawab, "Aku tidak bilang bahwa aku akan membuat RVIP. Aku mengatakan akan membuatnya jika kita tidak menemukan yang bisa berbicara dialek Hakata." Shi Young terus marah-marah, "Kemana lagi aku harus mencari?? Jepang, semua hotel, semua group?? Aku bahkan mencarinya ke pusat kebudayaan Jepang!! Dimana??" Myung Hoon menghubungi Asistennya untuk mempersiapkan perjalanannya dan kemudian dia bilang pada Shi Young untuk melanjutkan pembicaraan ini lain kali saja.


Mi Ri berjalan lesu karna dia tidak berhasil mendapatkan satu pun pekerjaan di perusahaan. MiRi mampir ke sebuah supermarket mini. HPnya berbunyi dan ternyata ada SMS yang memberikan kabar bahwa Mi Ri lagi-lagi tidak lolos wawancara. Mi Ri menghela nafas dan melihat-lihat barang di supermarket itu.

Yoo Hyun datang ke supermarket yang sama dengan yang di datangi Mi Ri. Dia terlihat senang saat melihat Mi Ri makanya dia segera menghampiri Mi Ri, "Apa yang kau beli?" Mi Ri melihat Yoo Hyun dan tidak mempedulikan pertanyaan Yoo Hyun. Yoo Hyun terus berusaha mengajak Mi Ri berbicara, "Aku juga datang kemari untuk membeli beberapa barang. Terkadang terlalu mahal makanya aku tidak membeli banyak barang. Ini pertama kalinya aku..." Mi Ri tidak mempedulikan Yoo Hyun dan segera berjalan pergi. Melihat Mi Ri berjalan pergi maka dengan cepat Yoo Hyun menyusulnya.


Yoo Hyun berjalan disisi Mi Ri dan mengajaknya berbicara, "Kau... apa tidak ada yang mau kau katakan? Aku tidak pernah mendengar kau berbicara satu kalimat panjang. Ini terlihat seperti kau tidak mau banyak bicara tapi kau pasti sangat mudah memperlihatkan perasaanmu. Apakah aku benar? Aku sebenarnya orang seperti itu juga. Tapi entah mengapa melihatmu membuatku ingin berbicara denganmu. Apakah kau tinggal sendiri? Ah aku sangat merasa bersalah dengan kejadian kemarin. Ini adalah pertama kalinya aku tinggal ditempat seperti itu dan aku tidak begitu mengenal banyak orang." Mi Ri berkata ketus, "Lupakan saja!" Mi Ri kemudian masuk kedalam penginapan dan meninggalkan Yoo Hyun.


Myung Hoon sedang berada di mobilnya dan dia ternyata ingat Lee Hwa itu bukan karna Lee Hwa pernah datang ke pernikahannya, melainkan pernah melihat Lee Hwa yang sedang berbicara dengan Nakamura(Klien Hotelnya). Di pertemuan itu Lee Hwa membujuk Nakamura agar beralih ke Hotelnya Lee Hwa.


Myung Hoon datang ke sebuah tempat dan meminta tolong pada Seniornya agar memberikan daftar staff Seniornya itu yang bisa berbicara dalam dialek Hakata. Seniornya itu terlihat enggan membantu Myung Hoon, "Jadi kau mau mempekerjakan staffku yang bisa berbicara dialek Hakata itu di Hotelmu hah? Apakah aku sebodoh itu?" Myung Hoon terus memohon pada seniornya itu, "Hyung, aku tidak ada pilihan lain. Ini demi tamu yang sangat penting. Pilihan dia akan menjadi penentuan Hotel kami kedepannya." Akhirnya Seniornya itu memerintahkan sekertarisnya untuk membawakan daftar staff yang bekerja. Myung Hoon senang akan hal itu, "Hyung aku tidak akan melupakan jasamu." Seniornya menjawab ketus, "Huh sudahlah kau pergi saja." Myung Hoon pun memberikan salam dan keluar dari ruangan Seniornya itu.


Myung Hoon masuk kedalam lift dan melihat ada sebuah poster untuk konser Piano. Dan yang mengadakan konser itu adalah istrinya, Lee Gwi Yeon.


Mi Ri datang ke gedung yang sama yang di datangi oleh Myung Hoon. Dan pada saat dia mau masuk kedalam lift, Myung Hoon berjalan keluar dari dalam lift itu.


Myung Hoon datang ke sebuah ruangan dimana akan di adakan konser piano oleh Gwi Yeon. Tapi ternyata yang dia lihat di ruangan itu adalah istrinya yang sedang berciuman dengan laki-laki lain. Gwi Yeon menyadari kedatangan Myung Hoon dan dia justru tersenyum sinis pada Myung Hoon.


Mi Ri sedang menunggu untuk di wawancara. Dan saat nomor pesertanya di panggil, Mi Ri pun segera masuk kedalam ruang wawancara bersama 2 orang lainnya. Yang mewawancara itu terus bertanya pada 2 orang lainnya, namun dia tidak menanyakan apapun pada Mi Ri. Mi Ri kecewa dan dia merasa bahwa dia tidak akan lolos wawancara ini. Direktur yang mewawancara mempersilahkan para peserta wawancara untuk pergi, namun dia meminta Mi Ri untuk tetap tinggal di ruangan itu. Mi Ri pun tanpa curiga tetap diam di ruangan wawancara itu. Direktur itu kemudian meminta pada asistennya untuk mengantar dokumen ke ruangan lain sehingga yang tersisa di ruangan itu hanya dia dan juga Mi Ri. Tiba-tiba saja Direktur itu mendekati pintu dan mengunci pintunya.


Laki-laki yang berciuman dengan Gwi Yeon itu keluar dari ruangan sehingga di ruangan itu hanya ada Gwi Yeon dan Myung Hoon. Myung Hoon bertanya, "Apa yang kau lakukan?" Gwi Yeon tersenyum sambil menyiapkan sebatang rokok, "Kau dan aku ini berbeda. Kau tidak tau bagaimana rasanya kebebasan." Myung Hoon berkata, "Setidaknya kau harus memiliki harga diri!" Gwi Yeon yang semula mau menyalakan rokoknya pun menghentikan hal itu, "Harga diri? Kau bahkan adalah seseorang yang sadar jika istrinya ini berselingkuh. Harga diri apa yang kau maksudkan? Lagi pula kau hidup bukan untuk diriku. Kau hidup untuk Ayahku! Jika kau mau bercerai, maka katakan." Myung Hoon diam mendengarnya.


Direktur yang mewawancara itu membaca formulir milik Mi Ri, "Kau tidak memiliki keluarga, tidak memiliki latar belakang pendidikan dan kau juga di kejar-kejar penagih hutang. Apakah ilegal jika kau tinggal disini tanpa visa kerja? Tapi tenang saja, kau hanya perlu berputar." Mi Ri terlihat bingung. Direktur itu melanjutkan ucapannya, "Kau memiliki tubuh yang indah. Walaupun kau memiliki harga diri tapi yang paling utama adalah melihat apa yang kau miliki." Mi Ri tidak ada pilihan lain dan dia pun berputar di depan Direktur. Direktur itu tiba-tiba saja memegang pinggang Mi Ri dan Mi Ri pun memberontak. Di ruangan Direktur terdengar kegaduhan sehingga asistennya di luar ruangan pun bertanya, "Direktur, apa kau baik-baik saja?" Direktur itu menjawab, "Aku baik-baik saja." Mi Ri berkata dingin pada Direktur itu, "Aku tidak baik-baik saja!!"

Direktur kembali mencoba memeluk Mi Ri namun Mi Ri segera memelintir lengan Direktur , "Ya aku tidak bisa bersekolah karena aku tidak memiliki uang! Apa kau tidak mengerti rasanya seperti itu hah! Ya aku tidak memiliki orang tua! Aku yatim piatu!! Kau brengsek!!!"


Gwi Yeon melihat kertas musiknya dan berkata pada Myung Hoon, "Semuanya sudah siap jadi tinggal menghubungi Pengacara. Karena kita tidak memiliki anak, jadi tidak perlu ada yang di khawatirkan. Mengenai uang, aku akan mengirimkan uang padamu jadi kau tidak perlu khawatir." Myung Hoon kesal mendengarnya, "Kau pikir aku akan mendengarkan apa yang kau katakan?" Gwi Yeon tersenyum, "Kau terlihat seperti manusia saat marah. Kau bukanlah orang yang seperti itu. Jika perlu, aku akan merelakannya walaupun ini mengenai perasaanku." Myung Hoon berkata, "Kita bicarakan nanti saja." Myung Hoon berjalan pergi namun langkahnya itu terhenti oleh ucapan Gwi Yeon, "Tidak ada yang perlu di bicarakan. Apakah aku meninggalkan hal yang penting? Munafik!" Myung Hoon melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu sementara Gwi Yeon memainkan pianonya.


Asisten Direktur dan 2 orang petugas keamanan masuk kedalam ruangan Direktur dan melihat Mi Ri yang sedang memelintir lengan Direktur. Mi Ri melepaskan tangan Direktur, "Tanya orang ini apa yang terjadi!" Direktur justru membalikan fakta yang ada, "Wanita ini menyerangku karna dia tidak bisa bekerja disni!" Mi Ri terkejut karena kebohongan Direktur itu makanya dia kembali menyerang Direktur, "Apa yang kau katakan hah?!" 2 orang petugas keamanan itu menarik Mi Ri dan menjatuhkannya ke lantai. Mi Ri benar-benar tidak menyangka bahwa dia lah yang di anggap bersalah. Direktur berkata pada Mi Ri, "Dasar perempuan gila!" Mi Ri terdiam dan perlahan air matanya mulai turun.

Mi Ri keluar dari ruangan Direktur dengan pakaian yang berantakan. Para peserta wawancara yang melihat hal itu pun mulai saling berbisik membicarakan Mi Ri. Tangan Mi Ri terlihat bergetar dan dia segera bergegas masuk kedalam lift.


Myung Hoon keluar dari ruangan Gwi Yeon dengan perasaan kacau. Dia masuk kedalam lift untuk turun ke basement, tempat dia memarkirkan mobilnya.


Mi Ri pergi ke kamar mandi dan lagi-lagi dia menangis. Mi Ri menatap kaca dan dia terlihat sangat kesal.


Moon Hee Joo yang merupakan teman kecil Mi Ri saat di panti asuhan sudah tumbuh dewasa dan dia besar menjadi wanita yang ceroboh. Hee Joo berjalan melewati zebra cross dengan terburu-buru karna dia memiliki wawancara penting. Namun saat melihat ada seorang Nenek yang terjatuh di tengah jalan, Hee Joo pun dengan cepat menolongnya. Dan dia tanpa sengaja meletakan dokument pentingnya itu di tengah jalan. Setelah membantu Nenek itu, Hee Joo segera pergi ke tempat wawancara yang di adakan di Pusat Kebudayaan Jepang.

Di tempat wawancara itu nama Hee Joo sudah di panggil beberapa kali namun karna Hee Joo belum datang juga maka Hee Joo dianggap tidak datang. Namun pada saat peserta wawancara selanjutnya akan di panggil, Hee Joo langsung datang dan menundukan kepalanya sehingga barang-barang bawaannya terjatuh semua dan hal itu menarik perhatian banyak orang yang melihatnya.


Yoo Hyun datang ke pusat kebudayaan Jepang untuk mengubah kewarganegaraannya. Petugas berkata, "Kau mau mengubah kewarganegaraanmu? Sayangnya bukan disini tepatnya, kau perlu langsung datang ke tempat imigrasi. Tapi aku akan mengurusnya sebentar. Ah jadi kau lahir di Jepang?" Yoo Hyun tersenyum dan mengangguk. Petugas itu kembali bertanya, "Ayahmu orang Korea dan Ibumu orang Jepang?" Yoo Hyun lagi-lagi mengangguk. Petugas itu kemudian memberikan kembali passport kepada Yoo Hyun.


Hee Joo masuk kedalam ruang wawancara. Pewawancara 1 bertanya, "Mengapa kau masuk Tokyo University?" Hee Joo menjawab, "Sebenarnya aku tidak berencana sekolah disana. Saat aku kecil aku melihat beberapa gambaran Ayahku dan aku menyadari banyak gambar yang tidak lengakap. Dan sejak itu aku memutuskannya." Pewawancara 1 kembali bertanya, "Jadi Ayahmu adalah yang mendesign 'A Hotel' Moon Ji Young?" Hee Joo menganggukan kepalanya. Pewawancara 2 berkata, "Tapi setau yang aku ketahui, Moon Ji Young itu tidak memiliki anak." Hee Joo menjawab, "Sebenarnya itu... Saat aku berusia 6 tahun, aku terpisah dengan Ayahku saat di taman bermain. Dan aku justru kehilangan dia dan aku di tempatkan di panti asuhan." Pewawancara 2 mengangguk mengerti, "Kalau begitu bisakah kau memperlihatkan informasi yang telah kau siapkan?" Hee Joo mengangguk dan mencari dokument itu tapi ternyata dia baru ingat jika dokument itu tertinggal. Hee Joo benar-benar meminta maaf pada pewawancara itu.


Yoo Hyun berjalan keluar dari pusat kebudayaan Jepang. Hee Joo juga berjalan keluart dari pusat kebudayaan Jepang dan dia berkata pada dirinya sendiri, "Aish bodoh!! (Dalam bahasa Jepang)" Yoo Hyun yang mendengar hal itu pun melihat sekilas ke Hee Joo dan kemudian dia melanjutkan kembali langkahnya.


Di Hotel, Shi Young terlihat frustasi karna belum juga mendapatkan pekerja yang bisa berbicara dalam Dialek Hakata. Salah seorang staffnya tiba-tiba datang ke ruangannya, "Pusat kebudayaan tadi meelfon dan dia menemukan seorang perempuan yang bisa berdialek Hakata." Shi Young senang mendengarnya. Shi Young segera mengambil ponsel untuk menghubungi Myung Hoon. Asisten Myung Hoon yang melihat itu bertanya, "Apa kau mau menghubungi Tuan Myung Hoon?" Shi Young menjawab ketus, "Apa kau pikir ini saat yang tepat untuk menelfon suamiku hah?!"


Mi Ri keluar dari gedung itu dan ternyata hujan turun. Mi Ri menertawakan dirinya sendiri dan kemudian berjalan di bawah hujan itu tanpa mempedulikan hujan yang terus turun.


Shi Young memberikan kabar pada Myung Hoon mengenai seorang wanita yang bisa berdialek Hakata, "Tadi Direktur Choi(Senior Myung Hoon) menelfon karna dia menunggumu untuk bertemu tapi mengapa kau tidak bisa di hubungi? Ah lupakan. Sekarang yang terpenting adalah Pusat kebudayaan mengatakan bahwa dia sudah menemukan orang yang pas dan bisa berdialek Hakata."


Percakapan itu terputus karna Myung Hoon hampir saja menabrak seseorang yang menyebrang jalan. Dan yang hampir tertabrak itu adalah Mi Ri. Myung Hoon segera keluar dari mobilnya untuk melihat keadaan Mi Ri. Myung Hoon bertanya, "Kau baik-baik saja?" Saat Myung Hoon mau membantu Mi Ri berdiri, Mi Ri segera menepis tangan Myung Hoon. Mi Ri berdiri dan mulai menggerutu dalam Bahasa Jepang, "Aku benar-benar kehilangan akal! Apa kau gila?" Mi Ri pergi begitu saja meninggalkan Myung Hoon. Myung Hoon yang mendengar bahasa Jepang Mi Ri pun langsung mengejar Mi Ri karna tadi itu Mi Ri berbicara dengan dialek Hakata.


Myung Hoon mengejar Mi Ri hingga ke stasiun kereta. Myung Hoon menarik tangan Mi Ri dan bertanya, "Apa kau berbicara dalam dialek Hakata?" Mi Ri menjawab ketus, "Bagaimana jika iya?" Myung Hoon berkata, "Aku sedang mencari seseorang yang bisa berdialek Hakata. Usia di bawah 35 tahun dan berpenampilan menarik." Mi Ri berkata, "Berpernampilan menarik? Maaf aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan. Aku tidak tau apakah penampilanku menarik atau tidak, tapi yang pasti kepribadianku sama sekali tidak menarik!! Lagi pula aku tidak mengenal kau, Haruskah aku percaya begitu saja?" Mi Ri hendak pergi namun lagi-lagi Myung Hoon menahannya, "Namaku Jang Myung Hoon, kita bicarakan hal ini."


Mi Ri pun akhirnya bersedia untuk datang ke Hotelnya Myung Hoon. Mi Ri melihat ruangan Myung Hoon dan dia sepertinya mulai percaya bahwa Myung Hoon orang baik-baik. Saat Myung Hoon datang, Mi Ri langsung bertanya, "Apa yang bisa kau berikan padaku?" Myung Hoon menjawab, "Kami memiliki tamu yang sangat penting untuk besok dan lusa. Yang aku butuhkan adalah kau berbicara dalam dialek hakata. Aku akan mempekerjakan kau namun bukan sebagai pegawai tetap." Mi Ri kembali bertanya, "Apakah kau akan melakukan test padaku?" Myung Hoon mengangguk, "Ya seperti itu." Mi Ri tersenyum sinis, "Maaf tapi aku tidak tertarik jika harus menjadi pegawai tidak tetap. Aku khawatir karena aku datang kemari sebagai warganegara Jepang. Aku datang kemari bukan hanya untuk mencari pekerjaan, namun aku membutuhkan visa kerja." Myung Hoon bertanya, "Jadi jika kau tidak menemukan pekerjaan yang akan memberikan visa kerja itu, kau akan di kembalikan ke Jepang?" Mi Ri mengangguk. Myung Hoon pun memikirkan permintaan Mi Ri.

Mi Ri bertanya pada Myung Hoon, "Apakah hal ini tidak mungkin? Oh baiklah kalau begitu. Lagi pula kau bertemu denganku di jalan dan aku tidak memiliki formulir apapun. Bahkan walaupun aku lulusan Tokyo University, ini sepertinya tidak akan berpengaruh. Kalau begitu aku akan pergi." Saat Myung Hoon mendengar nama Tokyo University, dia langsung bertanya pada Mi Ri, "Apakah kau lulusan Tokyo University?" Mi Ri balas bertanya, "Apakah ada hubungannya? Jika tidak ada maka sampai jumpa." Myung Hoon menjawab, "Sangat sulit untuk menolak orang berbakat saat ini.... " Mi Ri menatap Myung Hoon dan memikirkan hal itu.



22 comments:

  1. kayaknya filmnya menguras emosi nih...

    kasihan banget ngeliat Jang Mi Rinya.

    thanks Zola buat sinopsis nya, ditunggu ep.2 nya.:-)

    ReplyDelete
  2. @chindot
    Iya menguras emosi banget drama yang satu ini. Mungkin sekarang kamu bakalan kasian sama Mi Ri, tapi nanti di akhir pasti kesel hehehehe :p

    Iya makasih sudah mampir hehehe

    ReplyDelete
  3. zola.., ini ada berapa episode yah ???

    ReplyDelete
  4. cerita nya menyedihkan ya...

    drama ini tayang ga di siaran tv indonesia???

    ReplyDelete
  5. kapan tayangnya ya ... B-)

    ReplyDelete
  6. Duh penasaran, thanks zola udah buat sinopsisnya yaa.. jadi tertarik utk nonton ;)

    ReplyDelete
  7. baca episode 1 nya aja udh seru!!
    :D:)
    jd penasrn sm yg selanjutnya... :)

    ReplyDelete
  8. sepertinya drama ini seru ya.
    nyesel gak jadi beli dvd nya :'(

    ReplyDelete
  9. hai zola,,,
    thanks ya buat update tan drama koreanya..

    hmm,, smngat trus
    :)

    ReplyDelete
  10. seru nih film jadi mo bace sinopsinya terus

    ReplyDelete
  11. seru sih. tapi endingnya gantung. pasti nyesek juga. haha

    ReplyDelete
  12. jadi pengen ntn keliatan menarik...;)

    ReplyDelete
  13. ya ampun...liat sinopsisnya aja udah nguras emosi and water eyes,tapi episode terakhirnya gimana ya kak???jadi makin penasaran!!!!

    ReplyDelete
  14. hmm pingin nonton sih, tapi kayaknya seritanya sedih :'( . gimana ni jadi bingung mau nonton apa gak. tpi masi penasaran krn ada micky yoochun nya!!

    ReplyDelete
  15. Cerita episod ini banyak emosi sedihnya ya..

    ReplyDelete
  16. kk..
    ini gak bisa dicopi ya???
    bukan untuk di publish... ;(

    ReplyDelete
  17. BERHARAPNYA HYU YOON SAMA HEE JOO ..

    ReplyDelete

Jangan jadi Silent Readers ya :-)