Hae Sung kembali ke sekolah dan banyak murid yang membicarakannya. Saat membuka lokernya, apel apel yang di berikan oleh Hae Sung kepada teman temannya ternyata di kembalikan kedalam lokernya sehingga loker Hae Sung penuh dengan apel dan apel apel itu pun berjatuhan. Yoo Jin mau menghampiri Hae Sung tapi JB sudah lebih dulu menghampirinya.
JB mengambil apel yang terjatuh dan memakannya, "Apel ini sangat enak. Jika kau mau membuangnya, bisakah aku memilikinya? Kau tau bahwa aku suka apel." JB bermaksud menghibur Hae Sung namun Hae Sung terduduk dan mulai menangis, "Aku akan mengindar. Aku akan menghindar. Apa yang salah dengan itu?" JB mendekati Hae Sung, "Biasanya para wanita terlihat cantik saat menangis Tapi kau tidak cocok menangis. Jadi berhentilah menangis." JB menyentuh pipi Hae Sung dan menarik sudut bibir Hae Sung sehingga membentuk sebuah senyuman.
JB lalu mengambil satu per satu apel yang terjatuh dan membersihkannya. Hal ini langsung menjadi perhatian murid murid yang lainnya. Yoo Jin dan Rian juga melihat kejadian ini dan langsung merasa kesal. Terutama Rian yang langsung menghancurkan apel dengan hak sepatunya.
DREAM HIGH 2
EPISODE 7
Foto JB yang sedang menghibur Hae Sung beredar di Internet dan bahkan Lee Seul terkejut melihatnya, "Apa ini? Apakah si penyendiri dan JB berpacaran?" Soon Dong segera menghampiri Lee Seul dan ikut penasaran, "Benarkah? Coba aku lihat!" Soon Dong ingin mengambil ponsel Lee Seul untuk melihat foto JB dan Hae Sung, namun Lee Seul tidak mau memperlihatkannya pada Soon Dong. Soon Dong kesal dan menyebut Lee Seul pelit, "Aish kau sungguh penit. Hey disini di larang membawa ponsel! Mengapa kau bisa membawanya?" Lee Seul tertawa terpaksa, "Peraturan apa itu? Berhentilah mengatakan omong kosong!"
Ponsel di tangan Lee Suel tiba tiba saja di ambil oleh Si Woo. Soon Dong terlihat senang melihat kedatangan Si Woo kembali ke Kirin. Si Woo menatap ponsel Lee Suel dan ikut terkejut melihat berita JB dan Hae Sung, "Bukankah ada larangan berpacaran di Kirin? Wow apakah peraturan itu sudah di hapuskan? Ini sungguh mengejutkan...."
Berita kedatangan Si Woo sampai ke telinga Nana makanya dia langsung memeluk Si Woo di depan seluruh murid, "Si Woo! Kau kembali!! Bagus... Bagus..." Si Woo terkejut dan langsung melepaskan pelukan Nana, "YA! Aku sudah bilang jangan seperti ini di depan orang banyak!" Nana justru dengan sengaja mencubit pipi Si Woo, "Aissh kau begitu manis. Aku sangat merindukanmu!! Kenapa kau baru datang sekarang?" Si Woo menjawabnya, "Apa kau begitu merindukanku hah? Itulah kenapa aku melakukannya." Nana memiting kepala Si Woo dan tertawa, "Aish aku tidak tahan. Kedepannya kau tidak boleh membuat Noona khawatir lagi, ok?" Murid murid yang melihat kejadian ini ternganga karena tidak menyangka kedekatan Nana dan Si Woo. Dan ternyata Hong Joo melihat kejadian ini juga dan dia merasa patah hati. Ui Bong yang tidak tau apa-apa bertanya khawatir pada Hong Joo, "Kau kenapa gugup begitu? Kau baik-baik saja?" Hong Joo tidak menjawabnya dan memilih untuk pergi.
JB membantu membawa dus apel ke kamar asrama Hae Sung. Di depan kamar asramanya, Hae Sung mengambil dus apel itu dari tangan JB, "Kau tidak perlu mengasihani aku." JB menjawabnya, "Siapa bilang aku mengasihanimu? Aku hanya tidak suka melihat wanita menangis." Hae Sung tidak berkata apa-apa lagi dan berjalan masuk kedalam kamar asramanya.
JB membalikan badannya untuk kembali ke Kirin tapi ternyata dia bertemu dengan Rian. Rian berkata pada JB, "Kau terlihat buruk. Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu? Aku tidak suka dengan debu yang melekat padamu? Melihat hal ini... Orang yang buruk seperti Hae Sung akan melekat padamu." JB membalas ucapan Rian, "Bersama dengan orang yang buruk... bukankah kau yang melakukannya terlebih dahulu? Jika Hae Sing terlihat buruk maka Jin Yoo Jin juga buruk, iya kan?" Rian tersenyum, "Apakah kau merasa rendah diri di depan Yoo Jin? Huh sepertinya aku benar. Kau cemburu? Apakah karena itu makanya kau berusaha menyakitiku? Jika seperti itu maka kau NG(Not Good)! Kau tau NG? Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sejak kau berada di sekolah ini ada sesuatu yang salah dengan semangatmu. Bersama gadis itu mendengarkan lagunya.... Jangan biarkan harga dirimu turun. Karena itu membuatku merasa murahan." JB menatap bingung, "Murahan?" Rian mengangguk, "Ya. Ini membuat semua waktu yang telah kita lewati bersama di masa lalu terasa seperti murahan."
Rian berjalan melewati JB dan JB memanggilnya, "Tarik kembali ucapanmu!" Rian berbalik dan mendekati JB, "Passion hanya berlangsung sesaat, perasaan seseorang bisa berubah dengan mudah. Biar aku mengingatkanmu bahwa kau sangat lemah terhadap wanita yang menangis... kau sama sekali tidak merubahan kebiasaanmu." JB berkata pada Rian agar menarik kembali ucapannya tapi Rian justru semakin mendekati JB, "Melihat apa yang baru kau lakukan, itu membuatku mengingat alasan mengapa kita berpisah. Hatimu sangat lemah pada hal ini dan itu sangat NG. Aku pikir kau berubah tapi kau tetap sama..." Rian meninggalkan JB dan masuk kedalam kamar asramanya.
Di dalam kamar terlihat Hae Sung yang sedang merapihkan pakaiannya. Rian menatap dus apel yang ada dan itu membuatnya emosi, "Seperti kata pepatah, ''Anjing yang terpojok akan melompati dinding' Kau benar benar bisa menggunakan apel agar terlihat menyedihkan." Hae Sung kesal dengan ucapan Rian, "Apel-apel ini adalah hasil kerja keras Ayahku di kebun jadi jangan seenaknya berbicara mengenai apel ini." Rian bertanya pada Hae Sung, "Apakah Ayahmu tau jika kau memanfaatkan apel ini untuk merayu seorang pria?" Hae Sung terlihat lelah dengan sikap Rian yang selalu memojokkannya, "Aku tahu aku salah. Saat itu(Evaluasi akhir bulan) aku tidak tau mana yang benar makanya aku membuat kesalahan. Tapi bisakah kau memaafkanku sebagai teman?" Rian menjawabnya, "Teman? Hanya karena kita ada di sekolah yang sama dan saling berbagi kamar, hm sepertinya kau salah paham. Aku bukan temanmu."
Rian melihat Hae Sung yang sedang merapihkan pakaiannya makanya dia berkata ketus pada Hae Sung, "Kau jangan hanya terlihat merapihkan barangmu, jika kau ingin pergi maka pergilah sekarang." Hae Sung menanggapi hal ini, "Bahkan jika pergi dapat membuat aku untuk tidak melihatmu maka aku akan pergi. Jadi jangan khawatir." Rian melihat pakaian Hae Sung yang ada gambar bebeknya dan dia berkomentar, "Jika kau ingin pergi, jangan gunakan pakaian itu. Apakah baik membiarkan orang orang tau bahwa kau adalah bebek buruk rupa? Karena aku sudah melihat dua wajahmu itu membuatku bingung." Rian kemudian pergi keluar kamarnya meninggalkan Hae Sung.
Di ruang asrama, Yoo Jin terlihat memainkan gitarnya dengan asal karena dia kesal dengan sikap JB yang justru melindungi Hae Sung. Rian menghampiri Yoo Jin dan bertanya, "Kenapa kau bermain gitar seperti itu?" Yoo Jin terkejut melihat kedatangan Rian, "Tidak. Aku hanya mencoba menyelesaikan lagu Hae Sung." Rian bertanya kembali, "Jika kau bermain gitar seperti itu, Apakah bisa menghilangkan stress?" Yoo Jin balas bertanya, "Apa kau mau mencoba bermain gitar?" Rian mendekati Yoo Jin dan duduk di sampingnya. Yoo Jin pun menyerahkan gitarnya pada Rian dan mengajarkan Rian bermain gitar.
Hae Sung berjalan ke ruang asrama dan melihat Yoo Jin yang sedang bersama Rian. Hae Sung bertanya pada Rian, "Ada yang aku bicarakan, bisakah kau pergi sebentar?" Rian menatap Hae Sung bingung. Yoo Jin berkata pada Hae Sung, "Katakan saja." Hae Sung pun akhirnya mengatakan apa yang ingin dia katakan pada Yoo Jin di depan Rian juga, "Saat penampilan di jalan itu aku meninggalkan kalian tanpa berkata apa-apa... Maaf." Yoo Jin menanggapi permintaan maaf Hae Sung, "Tidak apa-apa. Lagi pula itu lebih baik. Karena Rian yang bernyanyi maka respon para penonton pun bagus." Hae Sung bertanya, "Apa kau masih marah padaku?" Yoo Jin menggeleng, "Marah padamu hanya membuang buang waktu. Sebenarnya aku berterima kasih padamu, jika saya itu adalah penampilan asli dan kau kebur hm memikirkan itu sangat menyeramkan." Hae Sung menunduk, "Kau benar."
Yoo Jin tidak suka dengan sikap Hae Sung yang terlalu pasrah, "Apa hanya itu yang kau bisa katakan? Apa sebenarnya alasanmu ingin menjadi penyanyi? Jika kau tidak memiliki bakat maka setidaknya kau memiliki passion. Sebenarnya apa motifasimu?" Hae Sung terkejut mendengar perkataan Yoo Jin, "Bahkan jika kau mengatakan hal itu padaku...." Yoo Jin memotong ucapan Hae Sung, "Menangis di depan seseorang hanyalah untuk mendapatkan simpati. Jangan katakan padaku bahwa kau pikir kau bisa merayu laki laki dengan bersikap menyedihkan." Hae Sung benar benar sedih mendengar kata kata Yoo Jin, "Saat kau tidak mengetahui mengenai aku, bagaimna abisa kau berkata seperti itu?" Yoo Jin menjawabnya, "Tidak. Aku terlalu mengerti dirimu. Bahkan alasan mengapa kau tidak pernah lolos audisi bertahun tahun.... aku mengerti dengan sangat baik. Mengapa kau tidak mengerti? Bersikap menyedihkan, tersakiti dan tertekan, aku tidak bisa memaafkanmu." Hae Sung berkata, "Berhentilah. Aku lelah berdebat denganmu."
Hae Sung berbalik dan hendak meninggalkan ruang asrama namun Yoo Jin memanggilnya kembali, "Perekam suara itu. Kembalikan perekam suaraku." Hae Sung menatap Yoo Jin kesal dan kemudian mengembalikan alat perekam milik Yoo Jin.
Setelah Hae Sung pergi, Rian bertanya pada Yoo Jin, "Mengapa kau mengatakan sesuatu yang bahkan bukan dari perasaanmu?" Yoo Jin terdiam sesaat dan mengalihkan pembicaraan, "Maaf, aku akan mengajari gitar padamu di lain waktu." Yoo Jin berjalan meninggalkan ruang asrama.
Yoo Jin berada di kamar bersama Ui Bong dan Hong Joo. Yoo Jin memutar alat perekamnya dan dia mendengar suara Hae Sung, "Aku tau kau bersikap kasar padaku untuk mengajariku. Kau idiot menyebalkan! Seperti orang gila! Untuk sesaat kau seperti ini lalu seperti itu. Datang dan pergi. Siapa aku? Siapa aku? Menjadi orang yang di kucilkan kau pikir itu mudah? Seseorang yang berbakat sepertimu...." Yoo Jin segera melepaskan headsetnya, "Aish apakah aku memiliki gangguan bipolar? Mengapa ini sangat membuat frustasi..."
Hong Joo yang mendengarkan ucapan Yoo Jin pun berkomentar, "Oh! Aku juga seperti itu! Moodku terombang ambing baik dan buruk untuk beberapa hari ini." Ui Bong bertanya, "Kapan itu terjadi?" Hong Joo tersenyum malu-malu, "Saat aku tidak bisa melihatnya aku merasa buruk. Saat aku bisa melihatnya, aku merasa baik. Lalu saat aku melihatnya bersama pria lain, aku merasa sangat marah." Ui Bong mengerti maksud Hong Joo, "Dia? Kau sedang berbicara tentang Nana? Kau menyukainya kan?" Hong Joo menepis tanggapan Ui Bong, "Tidak. Aku tidak menyukainya...." Ui Bong tertawa melihat sikap Hong Joo, "Itu terlihat sangat jelas! Dia mendapatkan hatumu setelah kalian berdua bernyanyi bersama kan? Kau bahkan menyerahkan bagianmu begitu saja padanya dan kau masih bahagia terus mengikutinya. Dasar amatir!" Hong Joo langsung membantah bahwa dia ini amatir.
Ui Bong berkomentar, "Kau tudak bisa membedakan image umum dari pribadi dan cintamu itu bertepuk sebelah tangan. Jika itu bukan di sebut amatir lalu apa?" Hong Joo menjawab, "Ini bukan cinta bertepuk sebelah tangan! Dia juga menyukaiku. Dia mengatakan lucu lucu lucu padaku. Seorang wanita mengatakan laki laki lucu itu adalah sinopsis dari dia menyukai laki laki itu." Ui Bong tertawa, "Nana seperti itu pada Si Woo juga. Dia selalu bersikap seperti ini pada semuanya. Aigooo seorang pria dewasa masih saja mabuk cinta. Aku tidak bisa tidur, aku akan pergi latihan." Hong Joo terlihat sedih mendengar pendapat Ui Bong. Sementara Yoo Jin hanya geleng geleng kepala dan kembali mendengarkan alat perekamnya itu.
Hae Sung datang ke Kirin dan naik ke atas panggung. JB yang sedang berjalan melewati ruang panggung di Kirin pun berhenti melangkah dan melihat apa yang akan di lakukan oleh Hae Sung. Hae Sung berkata di atas panggung, "Hallo semuanya. Aku adalah murid kelas tiga Kirin, Shin Hae Sung. Hae itu laut, Sung itu bintang. Bintang yang berada di dasar laut. Walaupun di panggung ini aku tidak pernah menampilkan pertunjukan... itu tidak apa-apa. Akan selalu ada masanya disaat aku bersikar di langit yang berbeda." Hae Sung mengambil mic dan bertanya pada dirinya sendiri, "Nona Hae Sung, apakah kau berencana meninggalkan Kirin?" Hae Sung menjawab pertanyaan itu, "Ya. Aku berencana menyerah menjadi penyanyi dan memikirkan jalan lain." Hae Sung kembali mengambil mic, "Maka Nona Hae Sung tidak akan menjadi penyanyi. Jika kau tidak menjadi penyanyi, apa kau sudah memikirkan mau jadi apa kau?" Hae Sung terdiam dan kemudian menjawabnya, "Tidak... Aku... Selain jadi penyanyi, aku tidak pernah memikirkan hal lain." Perkataan Hae Sung membuat JB mengingat masa lalunya.
FLASH BACK.
Di ruang audisi Kirin, Kepala Sekolah bertanya pada JB, "Nomor 314, Jang Woo Jae? Hey Woo Jar, kau sebaiknya memikirkan hal lain saja dan jangan membuang buang waktumu." JB berjalan dan berlutut di depan Kepala Sekolah, "Tidak ada pilihan lain.... Kumohon selamatkan aku. Jika aku tidak terpilih maka aku akan bunuh diri. Pikirkanlah untuk menyelamatkan nyawa seseorang dan..." Kepala Sekolah menatap JB, "Woo Jae.... Woo Jae... Berlutut seperti ini sudah tidak jaman. Kau adalah orang kelima hari ini. Kau tau? Mereka mengatakan akan bunuh diri. Bagaimana bisa aku menyelamatkan semuanya? Kau cepatlah pergi...."
JB terlihat duduk sambil membungkukan badannya. Yoo Jin menghapirinya dan memberikan minum, "Namamu Jang Woo Jae kan? Musik bukanlah sesuatu yang bisa kau pelajari. Inspirasi, talenta dan emosi. Kau harus memiliki semua itu. Jangan lah ceroboh dengan mengikuti seseorang agar terlihat keren." Yoo Jin melihat badan JB yang membungkuk dan memarahinya, "YA! Bagaimana mungkin seorang dancer lemah dalam masalah percaya diri hah? Mengapa menunduk? Ayolah tegakan bahumu dan duduk dengan tegak. Angkat kepalamu dan tingkatkan semangatmu. Saat kau memainkan gitarmu maka kau harus percaya diri seperti ini. Lakukan dengan percaya diri!!" JB Menatap Yoo Jin sesaat dan kembali membungkuk lemah.
FLASHBACK END...
JB sedang menulis di buku musicnya dan dia mencoba mengaransement lagu untuk Hae Sung. JB kemudian memberikan judul untuk lagu itu 'Hello to my self for Hae Sung....' JB tersenyum menatap buku musicnya.
Soon Dong berbicara pada bonekanya, "Sam Dong ah... Aku ingin memiliki ponsel dan juga merasakan jatuh cinta. Bagaimana bisa hal yang di larang itu sangat menakutkan. Apa yang akan aku lakukan?" Lampu di asrama tiba tiba mati dan Soon Dong pun berkata bahwa itu sudah waktunya tidur. Lee Seul yang merupakan orang baru di asrama pun terkejut saat lampu kamar mati, "MWO? Siapa yang mematikan lampu?" Soon Dong menjawabnya, "Waktunya tidur dan lampu akan di matikan pada tengah malam." Lee Seul kesal dan menggerutu, "Aish bagaimana bisa ada peraturan seperti ini?" Soon Dong menjawabnya, "Tuhanlah yang tau. Ah tapi kenapa Hae Sung belum kembali? Apa dia tidak akan kembali?" Soon Dong menatap pada Rian, "Kau mengatakan apa lagi padanya?" Rian balas menatap Soon Dong, "Apakah selalu aku yang menyebabkan masalah hah?" Soon Dong menjawabnya, "Di dunia ini ada beberapa hal yang tidak akan mungkin berubah hasilnya. Jika aku menyakiti orang lain maka aku akan menderita 2 kali. Jadi sebelum kau mendapatkan peringatan dari tuhan, jangan membuat masalah lagi padanya." Rian kesal dan memilih untuk tidur.
Lee Seul ikut kesal pada sikap Rian makanya dia menarik selimut Rian, "Aish cepat kau cari Hae Sung dan bawa dia kembali. Aku tidak mau dia(Soon Dong) mengoceh sepanjang malam!" Rian tidak mendengarkan Lee Seul dan tetap memilih untuk pergi.
Lee Seul tidak tahan dengan keadaan Kirin makanya dia langsung menghampiri Ayahnya(Kang Chul) di ruang kantor direktur. Melihat kedatangan Lee Seul, Kang Chul bertanya, "Ada apa? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" Lee Seul menjawabnya, "Aku tidak menyangka ada sekolah seperti ini. Muskipun aku tau bahwa aku gila, tapi orang orang yang tinggal disini juga sama gilanya! Bagaimana bisa menggunakan ponsel itu di larang? Dari mana ada peraturan seperti ini? Ayah, jangan samakan sekolah ini dengan taman kanak kanak." Kang Chul tetap sibuk dengan berkas berkas di depannya, "Kau cukup tidak melakukan hal yang kami minta agar tidak di lakukan." Lee Seul kesal karena Kang Chul tidak memperhatikannya makanya Lee Seul menendang meja Kang Chul sehingga Kang Chul menolah padanya, "Aish benar benar membuatku frustasi!" Setelah itu Lee Seul berjalan keluar dari ruangan Kang Chul dan menutup pintu dengan kasar.
Pagi harinya JB datang ke kamar asrama Hae Sung dan mengetuk ngetuk pintu. Rian terbangun dan membukakan pintu kamar, "Ada apa? Mengapa datang ke kamar asramaku pagi pagi begini?" JB mencoba mencari Hae Sung di dalam kamar, "Apa ada Hae Sung? Ada sesuatu yang mau aku berikan padanya." Rian melihat buku yang di pegang oleh JB dan merebutnya, "Hello to my self? Apa kau mau memberikan lagu pada Hae Sung?" JB merebut kembali buku musicnya, "Apa dia tidak ada dikamarnya?" Lee Seul yang terbangun pun menjawab pertanyaan JB, "Dia pergi semalam karena orang yang ada di hadapanmu(Rian) membuatnya kesal." JB menatap Rian sekilas dan memilih untuk pergi.
Saat Yoo Jin berjalan menuju sekolah, dia melihat Hae Sung bersama Ayahnya sedang masuk ke dalam taxi. Yoo Jin pun segera memanggil Hae Sung dan menghampiri taxi itu, "Hey! Shin Hae Sung!" Ayah Hae Sung bertanya pada Hae Sung, "Apa dia temanmu?" Yoo Jin membuka pintu taxi dan memberikan alat perekam miliknya pada Hae Sung, "Bodoh! Jika kau mau pergi maka ambil ini bersamamu." Hae Sung berkata pada Yoo Jin, "Bukankah waktu itu kau yang mau aku mengembalikannya hah? Ayah Ayo pergi." Yoo Jin bertanya, "Apa sebenarnya kesalahan yang kau lakukan sehingga kau melarikan diri? Apa kau akan terus melakukan hal bodoh hingga akhir? Dengar kan ini." Yoo Jin menyimpan alat perekamnya itu pada tangan Hae Sung. Hae Sung menutup pintu taxi dan meminta agar segera pergi. Taxi pun mulai melaju dan Yoo Jin berteriak mengingatkan agar Hae Sung mendengar alat perekam itu.
Setelah kepergian Hae Sung, Yoo Jin bergumam, "Aku tidak bermaksud berkata kasar padamu. Apa kau tidak bisa membedakan mana kebohongan yang sesungguhnya? Bodoh!" Sementara itu di dalam taxi Hae Sung menatap alat perekam Yoo Jin, "Bagaimana bisa dia seperti ini pada akhirnya? Siapa sebenarnya yang bodoh?" Ayah Hae Sung bertanya, "Apakah anak laki laki itu menyukaimu?" Hae Sung menggeleng, "Bukan seperti itu Ayah...."
Kang Chul sedang berkeliling Kirin bersama seseorang. Saat melihat Yoo Jin, Kang Chul pun segera memanggil Yoo Jin dan memperkenalkannya pada orang yang bersama Kang Chul. Yoo Jin bertanya, "Siapa dia?" Kang Chul menjawabnya, "Bagaimana bisa seorang murid sekolah senu tidak mengetahui top komposer? Ini adalah Produser Shin Jae In. Kau tau lagu yang kau buat? Setelah dia mendengarnya, dia bilang inngin menjadi pelatihmu." Yoo Jin bertanya kembali, "Laguku? Aku tidak membiarkan sembarangan orang mendengar laguku. Bagaimana bisa dia mendengarkannya? Ah.... kau membahas laguku yang aku buat untuk orang-orang? Itu bukan apa-apa. Aku hanya sembarangan membuat sesuatu. Aku ingin hidup dan membuat musik yang aku inginkan, jadi kau tidak perlu sibuk membuat tenagamu untukku." Setelah berkata seperti itu Yoo Jin berjalan meninggalkan Kang Chul dan Jae In.
Jae In bukannya kesal dengan sikap Yoo Jin, dia justru merasa tertarik dengan Yoo Jin, "Dia seperti anak harimau. Sangat menarik." Kang Chul berkomentar, "Kalau begitu akau akan menyerahkan anak harimau itu padamu." Jae In menjawab, "Aku akan menatihnya. Dibandingkan murid murid yang selalu mengikuti aturan dan tidak memiliki bakat, murid yang bertalenta dan memiliki pilihan sendiri itu lebih menyenangkan untuk di latih." Kang Chul senang mendengarnya. Dan diam diam Rian mendengar semua hal itu.
JB mendatangi Guru Taeyeon untuk meminta alamat Hae Sung karena ada sesuatu yang mau diberikan. Guru Taeyeon pun memberikan alamat Hae Sung pada JB, "Rumahnya ada di Chuangku. Kau bisa mengirimkan barang itu via paket." JB menerima alamat itu dan keluar dari ruang guru.
Si Woo dan Nana kini berada di dalam mobil Si Woo. Si Woo bertanya pada Nana, "Kau mau pergi kemana?" Nana menjawab bahwa dia ingin pergi ke kebun binatang. Saat mobil akan jalan, pintu belakang terbuka dan masuklah JB. Si Woo dan Nana sama sama terkejut melihatnya, "Mengapa kau ada disini?" JB justru mengajukan pertanyaan yang sama pada Nana, "Kau mengapa ada disini?" Si Woo kini yang bertanya, "Mengapa kau membuka pintu mobil orang hah?" JB menjawabnya, "Antarkan saja aku ke stasiun bis. Ini masalah penting." Si Woo berkata pada JB, "Kau pikir aku mendapatkan license mengemudiku hanya untuk menjadi supirmu hah?" JB mengatakan bahwa ini masalah yang sangat penting. Akhirnya Si Woo pun mengemudikan mobilnya menuju stasiun.
Di dalam mobil, Nana bertanya pada JB, "Sebenarnya apa yang terjadi?" JB Balas berkata pada Nana, "Aku tidak menanyakan hubunganmu jadi kau juga jangan bertanya padaku." Si Woo berkata, "Jangan salah paham. Kami hanya iseng pergi keluar." Nana cemberut mendengar ucapan Si Woo, "Oh aku mengatakan sedang bosan dan dia bilang mau mengajakku berkeliling." JB berkomentar, "Aku tau Si Woo tidak pernah membawa mobilnya untuk mengajak orang lain hanya berkeliling." Nana tersenyum karena itu artinya dia cukup special untuk Si Woo. Namun Si Woo dengan cepat menanggapi ucapan JB, "Aku mengajak siapapun. Bukankah kau juga ada di mobil ini?" Mendengar ucapan itu Nana kembali kesal pada Si Woo.
Di dalam kelas bawah, Guru Taeyeon sedang mengajar namun tidak ada satupun yang mendengarkannya. Murid murid lebih tertarik untuk membicarakan kepergian Hae Sung. Soon Dong melihat pada Rian, "Apa yang akan kau lakukan saat kau bosan? Kau sudah tidak memiliki pelampiasan lagi sekarang. Setiap hari selalu menindas orang sehingga aku tidak bisa tertidur." Rian bertanya, "Apa ini salahku hah dia pergi?" Soon Dong menjawabnya, "Lalu ini salah siapa lagi selain kau?" Rian berkata, "Bukankah waktu itu kau juga menghindarinya hah?" Soon Dong berkomentar, "omo omo omo, Bagaimana bisa kau mengatakan hal yang sangat menyakitkan? Kami ini adalah teman baik!" Lee Seul kesal dan membentak keduanya, "Kalian ini sungguh berisik hingga aku tidak bisa berkonsentrasi!"
Lee Sul lalu memanggil Guru Taeyeon, "Guru! Mari kita akhiri kelas ini." Guru Taeyeon terkejut, "Kenapa? Apa kau tidak senang?" Lee Seul menjawabnya, "Mengapa Shin Hae Sung pindah sekolah? Itulah yang semua orang bicarakan. Guru, apa kau akan tetap mengajar tanpa merasa menyesal?" Hong Joo ikut mengeluarkan suara, "Benar. Bahkan kami tidak mengucapkan salam perpisahan padanya." Ui Bong ikut bertanya, "Hae Sung, mengapa pindah sekolah? Seorang teman pergi tanpa perpisahan. Jika itu kau, Guru apa kau akan tetap diam? Ada apa sebenarnya?" Guru Taeyeon kebingungan sendiri untuk menjawabnya.
Soon Dong membuka lokernya dan menemukan ada surat yang di selipkan untuknya dan surat itu dari Hae Sung, "Untuk temanku yang berharga.... Jika aku melihat wajahmu, aku khawatir tidak bisa pergi dengan tenang. Itulah mengapa aku memilih menulis surat ini. Waktu yang aku lewatkan bersama kalian semua, tidak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Bernyanyi untukku kapanpun aku memiliki waktu yang berat, penyanyi berbakat Hong Joo. Dancing machine Kirin, Ui Bong. Teman yang seperti sebuah jimat, Soon Dong. Dan juga, terkadang berbubah ubah namun selalu membahas mengenai kesetiaan Yoo Jin. Mulai sekrang aku tidak akan ada disisi kalian mendengarkan semua nyanyian kalian. Ini sangat disayangkan... Tidak peduli seberapa melelahkannya, saat aku mendengar kalian bernyanyi, itu membuatku mendapat energi kembali. Semuanya kalian cepatlan populer dan tampil di TV, OK? Mimpiku berhenti sampai disini tapi kalian semua harus tetap mewujudkan mimpi kalian."
Ternyata bukan Soon Dong saja yang menerima itu, murid-murid Kirin yang lainnya juga mendapatkan surat dari Hae Sung dan mereka menangis. Yoo Jin melihat Hong Joo dan juga Ui Bong yang menangis, "Park Hong Joo, Apa kau menangis? Ui Bong, kau juga? Apa yang salah dengan semua orang hari ini?" Soon Dong menghampiri Yoo Jin dan memperlihatkan suratnya, "Hae Sung meninggalkan surat ini sebelum pergi. Lihatlah sepertinya dia tidak ada rencana untuk kembali...." Yoo Jin mengambil surat itu dan merobeknya sehingga Soon Dong memarahinya, "YA! Apa yang kau lakukan!" Yoo Jin berkata, "Shin Hae Sung tidak akan pindah sekolah jadi berhentilah menangis. Untuk penampilan hari ini... Ayo kita adakan penampilan untuk kembalinya Hae Sung. Aku sudah memikirkan rencana agar dia kembali." Soon Dong menatap Yoo Jin ragu, "Apa kau yakin Hae Sung akan kembali?" Yoo Jin balas bertanya, "Apa kau tidak mempercayaiku?"
Kang Chul berada di ruangannya bersama Produser Jae In. Guru Jin Man masuk kedalam ruangan dan mengatakan mengenai project yang dia buat, "Akhirnya hari ini tiba. Aku membuat sebuah band namanya adalah Kirin Art School Yang Jin Man Roadband. JMY(Jin Man Yang, JYP Jin Young Park lol =))!" Kang Chul terlihat tidak begitu tertarik, "Band jalanan?" Guru Jin Man mengangguk, "Pada awalnya mungkin kecil namun pada akhirnya akan memiliki cerita besar. Hari ini kami akan memiliki pertunjukan. Aku mengajar anak anak ini. Ya muskipun tidak ada latihan yang cukup memadai namun mereka memiliki dasar yang baik. Para pejalan kaki bahkan kagum." Kang Chul bertanya, "Mengapa aku harus menontonnya? Guru Jin Man, apa kau ingin mendapat pujian seperti anak-anak?" Guru Jin Man terlihat terdiam, "Bukan seperti ini...." Kang Chul mengangguk, "Baiklah nanti aku akan datang." Guru Jin Man kembali semangat mendengarnya, "Kau akan datang? Benarkah? Ah ya...." Guru Jin Man tersenyum dan keluar dari ruangan Kang Chul.
Kang Chul berkata pada Produser Jae In kalau band Guru Jin Man itu pasti pemimpinnya adalah Yoo Jin. Produser Jae In bekomentar, "Hal ini berjalan lebih cepat dari pada yang diharapkan ternyata." Kang Chul setuju akan hal itu.
Produser Jae In sedang melihat anak-anak Kirin dan Rian pun menghampirinya. Produser Jae In bertanya, "Apakah sekolah menarik untukmu?" Rian menjawabnya, "Biasa saja. Tapi, apa yang kau lakukan disini?" Produser Jae In pun memberi tahu rencananya bersama Kang Chul, "Untuk membuat grup terbaik yang ada di Negara ini. Aku sudah membahasnya dengan Direktur Kang Chul untuk mengadakan audisi dan memilih member Super Idol dari sekolah ini." Rian terlihat semakin penasaran, "Apakah itu sebabnya tadi kau berbicara dengan Jin Yoo Jin?" Produser Jae In membenarkan hal itu, "Ya. Anak itu merebut perhatian banyak dariku. Aku dengar akan ada pertunjukan malam ini dan aku akan datang melihatnya." Rian bertanya kembali, "Lalu bagaimana dengan Hershe dan Eden?" Produser Jae In menjawab, "Soal itu aku masih kurang jelas, namun sepertinya kalian juga akan menjadi kanidat khusus untuk Super Idol." Rian tersenyum mendengarnya, "Malam ini juga aku akan tampil. Aku harap kau memperhatikan aku juga." Produser Jae In mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan Rian juga.
Yoo Jin kembali datang ke Restaurant Kepala Sekolah, "Setelah keluar dari sekolah, kau benar benar akan bekerja di restaurant ini? Bagaimana mendapatkan uang dari semua ini?" Kepala Sekolah kembali kesal melihat kedatangan Yoo Jin, "Tolong jangan ikut campur urusan bisnisku dan pergilah pelanggan." Yoo Jin tetap tidak mau pergi, "Sebenarnya apa alasanmu memilih aku? Kau memilih aku tapi pada akhirnya kau pergi. Mengapa kau memilihku? Kepala sekolah harusnya bertanggung jawab pada murid muridnya. Seorang guru menyerah pada muridnya sehingga muridnya pergi dari sekolah. Aish aku benar benar gila...." Yoo Jin kemudian memebrikan selembar tiket pada Kepala Sekolah, "Ini. Jika kau tidak datang maka aku akan berhenti dari sekolah!" Kepala Sekolah melihat tiket itu, "Sebelumnya kau juga bilang akan berhenti sekolah dan pada akhirnya aku lah yang dipecat!" Yoo Jin berjalan keluar dari Restaurant dan kembali mengingatkan bahwa acaranya itu jam 6 malam.
Pintu Restaurant terbuka dan Kepala sekolah membentak yang datang karena mengira bahwa Yoo Jin lah yang datang tapi ternyata yang datang adalah Guru Taeyeon. Guru Taeyeon terlihat bingung, "Aku... Sepertinya aku membua kekacauan. Hae Sung keluar dari sekolah karena aku. Aku mencoba cari mengajar seperti Guru Ji Soo dan ternyata aku membuat kekacauan ini di depan Ayah Hae Sung. Dan tiba tiba saja dia meninggalkan sekolah. Aku juga tidak menyangka hal ini akan terjadi. Apakah aku menghancurkan kehidupan muridku?" Kepala Sekolah bertanya, "Lalu mengapa kau melakukan ini? Ini bukan seperti Guru Taeyeon. Dan lagi aku bukanlah Kepala Sekolah lagi. Apa yang harus di lakukan? Dimana Hae Sung sekarang?" Guru Taeyeon menggelengkan kepalanya tidak tau.
JB, Si Woo dan Nana datang ke stasiun bis. Si Woo bertanya, "Terlalu banyak orang disini. Bagaimana bisa kita menemukan Hae Sung?" JB menjawab, "Dia memiliki kepala yang besar, cobalah lihat gadia yang memiliki kepala besar." Nana kini yang bertanya, "Dimana rumahnya? Chung Ju? Cheong Ju?" JB menjawab bahwa rumah Hae Sung di Chung Ju. Nana dan Si Woo mengerti dan kemudian mereka bertiga pun berpencar mencari Hae Sung.
Saat menunggu bis, Hae Sung mendengar alat perekam yang di berikan Yoo Jin dan ternyata yang ada di alat perekam itu hanya suara Hae Sung saat bernyanyi, "Dia menyuruhku mendengarkan apa? Ini hanya suaraku...." Ayah Hae Sung melihat bisnya sudah datang dan dia mengajak Hae Sung untuk segera naik bis.
JB melihat Hae Sung makanya dia langsung mengejarnya, "Hae Sung. Ayo berbicara." Ayah Hae Sung terkejut saat melihat JB menarik Hae Sung, "Siapa kau?" JB meminta maaf pada Ayah Hae Sung dan memperkenalkan diri sebagai teman Hae Sung. Ayah Hae Sung bertanya pada Hae Sung, "Kekasihmu?" Hae Sung segera mengatakan bahwa JB hanya teman laki-laki biasa. Nana dan Si Woo yang sudah menemukan Hae Sung juga sedikit kaget saat Ayah Hae Sung menyangka bahwa JB adalah kekasih Hae Sung. JB kemudian memberikan buku musiknya pada Hae Sung. Ayah Hae Sung berkata pada JB, "Jika kau kemari untuk membawa Hae Sung kembali, itu sudah terlambat. Tidak mudah untuknya membuat keputusan jadi tolong jangan membuatnya bingung kembali." JB mengatakan bahwa dia berharap bisa belajar bersama Hae Sung kembali di Kirin namun Ayah Hae Sung tetap menolaknya, "Kau adalah kekasihnya makanya mudah mengatakan hal itu pada Hae Sung. Jika dia memiliki bakat lalu untuk apa dia membiarkan 3 tahun ini menderita? Katakan padaku mengapa gurunya memanggilku? Untuk mengatakan dia tidak memiliki bakat dan meminta agar dia dikembalikan saja?"
Tiba tiba Guru Taeyeon dan Kepala Sekolah datang ke stasiun Bis. Guru Taeyeon meminta maaf pada Ayah Hae Sung karena telah mengatakan kata kata yang terlalu berlebihan. Kepala Sekolah juga mencoba membujuk Ayah Hae Sung untuk berbicara.
Saat Yoo Jin dan bandnya akan menyiapkan penampilan di jalanan, seorang polisi datang dan meminta Yoo Jin untuk menunjukan ID Cardnya. Yoo Jin terlihat kebingungan karena dia memang tidak memiliki ID Card.
Dari jauh, Guru Jin Man, Ji Soo dan juga Kang Chul melihat itu dari dalam mobil. Guru Jin Man yang melihat ada polisi pun bertanya pada Kang Chul, "Kepala Direktur, Apakah Polisi juga akan ikut bergerak?" Ji Soo lah yang menjawab, "Guru Jin Man kau tau kan apa yang harus kau lakukan?" Guru Jin Man mengangguk dan langsung keluar dari mobil untuk menghampiri Yoo Jin. Kang Chul berkomentar, "Aish dia itu bodoh atau naif? Polisi hanya mau mengecek saja, mengapa dia harus melakukan sesuatu?" Ji Soo justru tersenyum, "Itu karena dia sangat naif dan juga patuh. Dia memiliki sisi yang manis." Kang Chul menatap Ji Soo tidak percaya karena menyebut Guru Jin Man manis.
Ayah Hae Sung berkata pada Guru Taeyeon , "Jika kalian terus membujuknya seperti ini maka seharusnya kau tidak mengatakan kata kata yang menyakiti hatinya." Kepala Sekolah meminta maaf akan hal itu, "Maafkan aku. Sekarang ini Hae Sung sudah 19 tahun dan dia sudah cukup usia untuk menampilkan bakatnya." Ayah Hae Sung kembali berkata, "Bakat? Entah apakah Hae Sung memiliki bakat atau tidak, itu tidak penting bagiku. Hal yang pertama adalah aku mengirimkan dia ke Kirin bukan karena berfikir bahwa dia akan menjadi seorang penyanyi. Itu karena dia sangat menginginkannya dan dia lebih memilih mati dari pada tidak sekolah disana. Bahkan jika dia menyerah, aku lebih ingin dia gagal terlebih dahulu baru menyerah." Hae Sung terdiam mendengar kata-kata Ayahnya. Ayah Hae Sung berbicara kembali, "Untuk 3 tahun dia bersekolah, dia tidak pernah kembali ke rumah dengan gembira. Setiap hari dia selalu terlihat kecewa. Bahkan untuk menjadi penyanyi, dia akan berlatih setiap malam tanpa ada yang mengetahuinya. Jika kau mengerti perasaan Hae Sung, kau tidak akan mengatakan hal itu padanya. Harus seberapa kerja keras dia hah?"
Kepala Sekolah mencoba menenangkan Ayah Hae Sung, "Tidak tidak... Bagaimana mungkin kau berfikir seperti itu? Selama ini kami hanya tidak menyadari talentanya." Guru Taeyeon mengangguk setuju. Ayah Hae Sung tiba tiba menarik Hae Sung ke tengah tengah ruang tunggu stasiun sehingga orang-orang langsung melihat mereka. Ayah Hae Sung berkata pada Hae Sung, "Berdiri disitu dan bernyanyilah. Jika disini ada orang yang mengakui talentamu, maka aku tidak jadi memindahkan sekolahmu." Hae Sung terlihat gugup saat orang orang menatapnya. Hae Sung mendengar suaranya dari alat perekam Yoo Jin dan itu justru membuatnya menangis dan tidak bisa mengeluarkan suaranya. Ayah Hae Sung mendekatinya, "Mengapa kau menangis? Bukankah menyedihkan? Bertahun tahun hal yang telah kau pelajari itu tidak pernah terpakai dan hanya terbuang percuma. Bukankah menyedihkan? Sebagai ayah, apa kau pikir aku tidak mau kau sukses? Melebihi orang-orang, siapa lagi yang ingin hal terbaik untukmu? Katakan padaku siapa! Ayo kita pergi. Tidak ada yang perlu dilakukan lagi disini."
Karena penampilan di jalan di larang maka Guru Jin Man membawa Yoo Jin dan bandnya ke sebuah gedung pertunjukan. Ui Bong, Soon Dong dan Hong Joo tentu senang karena mereka bisa tampil di tempat yang bagus, namun Yoo Jin tidak terlihat senang, "Bukankah ini acara untuk disiarkan? Aku tidak mau melakukannya." Semuanya terkejut mendengar jawaban Yoo Jin, "Ya! Bukankah kau ingin kita tampil siaran suatu hari nanti?" Yoo Jin menjawabnya, "Itu keinginan kalian, bukan aku. Kita melakukan ini demi Hae Sung. Jika kita melakukannya disini maka Hae Sung tidak akan datang." Ui Bong berkomentar, "Bukankah lebih baik jika dia mendengarkan siaran ini? Ini lebih menyentuh dari pada menyaksikannya langsung." Soon Dong setuju, "Benar. Dan lagi kita melakuan ini bukan hanya untuk Hae Sung tapi juga Kepala Sekolah." Hong Joo kini berkomentar, "Ayo kita tunjukan sisa cool kita pada Kepala Sekolah." Guru Jin Man berkata pada Yoo Jin, "Apa kau tau seberapa sulitnya aku menyiapkan panggung ini untuk kalian? Ya jangan memikirkan dirimu saja. Pikirkan yang lain." Yoo Jin akhirnya pun setuju.
Ui Bong mengingatkan bahwa mereka harus memberikan kabar pada Kepala Sekolah jika tempat tampil mereka berubah. Yoo Jin bilang bahwa dia yang akan mengirimkan sms. Yoo Jin pun mengirimkan sms pada Kepala Sekolah dan kembali mengancam bahwa Kepala Sekolah harus datang atau dia akan berhenti bersekolah.
Yoo Jin membagikan kertas music pada teman-temannya. Soon Dong menatap kertas music itu, "Apa ini? Ini pertama kalinya aku melihat lagu ini." Rian datang ke atas panggung, "Aku khawatir akan kalian makanya aku datang. Tanpa aku maka siapa yang akan bernanyi? Aku juga member dari grup ini. Yoo Jin mengirimkan pesan padaku bahwa tempat acaranya berubah." Soon Dong menatap sinis pada Yoo Jin, "Huh sejak kapan dia dekat?" Yoo Jin kemudian memberikan kertas music juga pada Rian, "Ini adalah lagu yang ditulis oleh Hae Sung. Aku baru menyelesaikan."
Rian melihat judul lagu itu 'Hello to my self' dan itu mengingatkannya pada lagu yang juga ada di buku musiknya JB. Rian sangat kesal dan mengenggam kertas musik itu sehingga kertas musik itu menjadi kusut.
Di perjalanan, Hae Sung kembali mendengar alat perekam Yoo Jin dan terkejut saat mendengar suara Yoo Jin, "Bodoh. Permainan pianomu tidak buruk. Setelah mendengarkannya sekali lagi.... lagumu tidak buruk. Itu sangat bagus. Malam ini jam 6 kami akan menampilkan lagumu. Pastikan kau datang. Datang dan bernyanyilah untuk kami. Dan lagi ini adalah lagumu. Kami akan menantimu."
Radio di dalam bis di pasang dan itu merupakan siaran di gedung tempat Yoo Jin dan bandnya akan tampil, "Nama band ini sangatlah unik. Kirin Art School Spirit." Hae Sung melepaskan headsetnya saat mendengar siaran radio itu. Yoo Jin berkata pada para pengunjung yang datang, "Pertama tamu, ada seseorang yang telah membuatku terinspirasi dengan music rock. Dia adalah idolaku. Idolaku adalah Guru Jung Wan." Kepala sekolah yang baru masuk kedalam gedung bersama Guru Taeyeon pun terkejut mendengarnya. Yoo Jin kembali berkata sambil menatap Kang Chul yang juga daang ke gedung itu, "Tapi dia(Kepala sekolah) mengkhianati ku. Tidak, dia mengkhianati semua orang dan pergi karena perusahaan besar mengambil alih sekolah kami. Sekolah kami yanga walnya tempat menumbuhkan mimpi kami secara bebas kini menjadi ruang latihan perusahaan. Di setiap aspect selalu menekan impian murid untuk mengikuti standar para idol. Bagaimana bisa seseorng hanya berdiri dan menyaksikan hal ini?"
Guru Jin Man terlihat sangat panik mendengar perkataan Yoo Jin. Rian pun segera mengambil alih ucapan Yoo Jin, "Maksud temanku ini adalah kamu disini untuk menunjukan perhatian kami pada kepala sekolah." Yoo Jin menatap Rian kesal karena menyela ucapannya. Penyiar berkata pada Rian, "Oh ini adalah Rian Hershe. Sudah lama sekali tidak terlihat. Apa kau sedang sibuk?" Rian menjawabnya, "Ah seperti yang kalian ketahui bahwa kini aku juga bersekolah dan aku mencoba membuat lagu." Penyiar dan para penonton terlihat tertarik mendengarnya, "Oh ini terdengar menarik. Bisakah kami mendengarkannya?" Rian panik dan tiba tiba saja dia menyanyikan lagu Hae Sung. Yoo Jin menatap Rian tidak percaya karena Rian mengaku bahwa lagu Hae Sung adalah lagu ciptaannya.
Karena itu adalah siaran secara langsung maka orang orang yang lainnya pun dapat mendengarkan lagu yang di bawakan Rian. Nana yang sedang berada di jalan pun berkomentar, "Oh ini suara Rian? Wow dia tau cara membuat lagu yang baik." JB yang mendengar lagu ini sangat terkejut, "Ini... Ini lagu Hae Sung."
Penyiar meminta pada Hong Joo dan juga Ui Bong agar mulai mengiringi Rian bernyanyi. Mereka tidak ada pilihan lain selain mulai memainkan music. Yoo Jin menatap mereka tidak percaya, Hong Joo berbisik pada Yoo Jin dan meminta agar Yoo Jin juga mulai memainkan gitarnya. Yoo Jin menarik nafas dan akhirnya dia ikut mulai memainkan gitarnya.
Hae Sung senang mendengar lagunya di nyanyikan dan dia berkata pada Ayahnya bahwa lagu yang di siarkan itu adalah lagunya.
Lagu selesai di nyanyikan dan tiba tiba saja JB masuk kedalam gedung dan juga naik ke atas pangung. JB merebut mic yang di pegang oleh Rian, "Kau... NG!" JB menjatuhkan mic dan kemudian menarik Rian keluar dari gedung. Rian mengibaskan tangan JB kesal, "Lepaskan aku!" JB bertanya, "Kau tidak seperti ini sebelumnya. Aku tanya padamu, mengapa kau melakukan ini? Kau tau bahwa itu lagu Hae Sung. Apa kau melakukan hal ini karena tau bahwa aku menyukai lagunya? Apa kau harus mengambil yang terakhir darinya hah?" Rian menatap kesal JB, "Kau pikir aku cemburu akan hubunganmu dengannya sehingga aku mengambil lagunya? Kau pikir aku kekanak kanakan?" JB membentak Rian, "Bukan itu yang aku maksud! Segala yang dia miliki adalah passionnya untuk musik. Kau bahkan merebut harapan terakhirnya. Apa kau tau bahwa kau bersikap sangat menyebalkan." Rian menatap JB, "Harapan.... Aku tidak memiliki waktu untuk mengurusi harapan orang lain."
JB berkata pada Rian, "Kau cobalah memikirkannya dari perspektif yang berbeda. Apa kau tau rasanya posisimu direbut?" Rian menjawabnya, "Aku tau. Aku sangat tau. Jika kau tidak mengambilnya maka orang lain yang akan mengambilnya darimu. Aku tidak melakukan hal yang salah." JB berkata bahwa Rian sudah bersinar jadi untuk apa melakukan semua ini dan Rian menjawab, "Tidak. Seberapapun bersinarnya kau, jika kau tidak terlihat maka kau akan terlupakan. Apa kau tau? Kali ini kepala Direktur ingin membuat Grup baru. Dibandingkan kau, dia lebih tertarik pada Jin Yoo Jin. Sepertimu... Aku juga tidak ingin posisiku direbut." Rian berbalik dan berjalan menjauhi JB. JB pun ikut berbalik dan berjalan pergi. Rian menghentikan langkahnya dan dia menangis saat melihat JB benar benar berjalan pergi dan tidak menatapnya.
No comments:
Post a Comment
Jangan jadi Silent Readers ya :-)