Thursday, December 29, 2011

Sinopsis Miss Ripley Episode 6

Mi Ri terkejut saat menyadari bahwa putra pemilik Mondo adalah Yoo Hyun yang selama ini selalu berusaha mendekatinya. Mi Ri pun memilih untuk segera keluar dari ruangan pesta itu, Myung Hoon melihat kepergian Mi Ri dan segera mengejarnya. Myung Hoon bertanya khawatir, "Jang Mi Ri, kemana kau akan pergi?" Mi Ri terlihat panik. Myung Hoon lalu mengajak Mi Ri untuk masuk kembali ke gedung pesta karena masih banyak yang ingin di perkenalkan pada Mi Ri, namun Mi Ri segera menolak ajakan itu dan berpura-pura sakit, "Tidak. Tidak perlu. Tiba-tiba saja perutku sakit. Aku tidak tahu mengapa namun tasanya sakit. Sepertinya wine membuat perutku mulas." Myung Hoon khawatir dan menyarankan Mi Ri untuk pergi ke klinik namun lagi-lagi Mi Ri menolak, "Tidak tidak perlu. Aku tidak ingin merepotkan. Akan lebih baik jika aku pulang dan beristirahat. Aku tidak mau membuatmu cemas. Setelah beristirahat, aku akan kembali sehat."

Myung Hoon lalu mengantar Mi Ri ke depan gedung dan memanggilkan taxi untuk mengantar Mi Ri pulang. Myung Hoon kembali menawarkan agar dia saja yang mengantar Mi Ri pulang, namun Mi Ri menolaknya.


Mi Ri sedang tertegun sendiri di dalam apartemen Hee Joo. Dia ingat bahwa sebelumnya Yoo Hyun pernah berkata padanya bahwa Yoo Hyun kembali ke Korea memang untuk membantu perusahaan Ayahnya karena Ayahnya sedang sakit, pada saat mendengar itu Mi Ri justru tertawa dan mengatakan bahwa Yoo Hyun hanya mengarang cerita dongeng saja. Mengetahui kenyataan bahwa Yoo Hyun ternyata memang putra dari pemilik Mondo Group, Mi Ri pun segera mencari tau informasi mengenai Yoo Hyun di internet.


Ayah Yoo Hyun menelfon Yoo Hyun dan mereka pun membicarakan pesta yang kemarin di adakan. Lalu Ayah Yoo Hyun membahas masalah wanita yang sedang di dekati oleh Yoo Hyun, "Apakah kau sudah menyelesaikan masalahmu? Bagaimana gadis itu? Mengapa memakan waktu begitu lama?" Yoo Hyun tersenyum dan menjawab, "Jika terlalu mudah di dapatkan maka tidak akan ada artinya sama sekali." Ayah Yoo Hyun ikut tersenyum mendengar ucapan putranya itu, "Cepatlah bertindak." Ayah Yoo Hyun kemudian mematikan telfon.

Chul Jin yang mendengar percakapan Yoo Hyun dan Ayah Yoo Hyun itu pun bertanya, "Apa yang dia katakan?" Yoo Hyun tersenyum, "Dia mengizinkan aku untuk segera menikah." Chul Jin bertanya, "Jadi kau mau bekerja di Hotel ini karena Wanita(Mi Ri) itu?" Yoo Hyun menjawab, "Bisnis adalah bisnis. Cinta adalah cinta. Lagipula, apakah aku tipe pria yang mudah memikirkan wanita?" Chul Jin ikut tersenyum, "Kau benar. Maaf. Tapi, apakah wanita itu belum tau siapa dirimu sebenarnya? " Yoo Hyun berkomentar, "Faktanya, untuk sekarang ini aku tidak mau dia tau dulu siapa aku sebenarnya. Harta Ayahku tetaplah harta Ayahku. Jangan katakan bahwa harta itu milikku." Chul Jin kagum dengan sikap Yoo Hyun yang mandiri, "Kau luar biasa."


Lee Hwa yang berada di samping Ayah Yoo Hyun pun menanyakan isi percakapannya dengan Yoo Hyun, "Ada apa?" Ayah Yoo Hyun tertawa, "Jika terlalu mudah maka tidak akan ada artinya sama sekali. Dasar bocah itu!"


Mi Ri datang ke ruangan kayawan dan langsung mendapatkan teguran dari Shi Young karena kemarin Mi Ri tiba-tiba meninggalkan pesta yang sedang berlangsung. Para karyawan lainnya sedang membicarakan mengenai Yoo Hyun yang mereka sebut sebagai Putra Mahkota. HP Mi Ri berbunyi dan Mi Ri kemudian keluar dari ruangan karyawan itu.


Mi Ri naik ke rooftop dan bertemu dengan Myung Hoon yang sudah menunggunya. Mi Ri kembali berakting di depan Myung Hoon dan mengatakan bahwa dia kemarin tidak bisa istirahat dengan tenang karena merasa bersalah telah meninggalkan pesta, Myung Hoon menghiburnya dengan mengatakan tidak apa-apa. Myung Hoon lalu mengajak Mi Ri untuk makan malam bersama, "Ah ya apakah kau ada acara malam ini? Karena kau menyukai seafood maka aku sudah memesankan makan malam di Restaurant Seafood. Tapi jika kau mash merasa kurang enak badan maka sebaiknya kau istirahat saja." Mi Ri menjawab, "Bagaimana ya? Tapi aku merasa akan lebih baik jika aku beristirahat kembali hari ini."

Myung Hoon menerima keputusan Mi Ri itu, "Ah baiklah kalau begitu. Lagi pula aku hanya ingin mendiskusikan mengenai Putra Mondo Group(Yoo Hyun) itu. Aku pikir ini bukan masalah yang simple." Mendengar nama Yoo Hyun di sebutkan, Mi Ri pun langsung mengubah rencananya, "Baiklah kalau begitu. Aku ingin membantumu. Aku tidak mau melihatmu lelah jadi aku akan menemanimu." Myung Hoon senang mendengar jawaban Mi Ri itu.


Hee Joo datang ke Mondo Group untuk memulai bekerja. Di hari pertamanya itu Chul Jin menjemputnya di lobby dan mereka dalam perjalanan menuju ruangan Direktur Mondo. Hee Joo terus menundukan kepala makanya Chul Jin bertanya, "Ada apa?" Hee Joo menjawab ragu, "Aku hanya takut dengan apa yang akan para karyawan lain katakan mengenai aku. Reputasiku tidak terlalu baik." Chul Jin bilang bahwa masalah itu sudah selesai jadi sebaiknya tidak perlu dipikirkan kembali. Hee Joo setuju dan mengatakan bahwa dia juga sudah melupakan semua tentang itu.

Hee Joo dan Chul Jin masuk kedalam ruang direktur Mondo dan segera duduk.Sekertaris Direktur Mondo itu mengatakan bahwa Direktur sedang dalam rapat dan akan segera datang. Hee Joo melihat ada lukisan di dalam ruangan itu dan langsung terpana, Chul Jin pun berkomentar, "Ah ini adalah Nis. Sekarang kau tau kan mengapa Direktur memilih kau?" Hee Joo berkomentar bahwa Direktur Mondo sangatlah luar biasa karena memiliki selera tinggi dalam seni. Hee Joo bertanya, "Tapi bagaimana dia bisa mendapatkan ini?" Chul Jin tidak menjawab dan justru mengatakan sesuatu yang membuat Hee Joo penasaran, "Kau akan lebih terkejut saat melihatnya."


Sekertaris direktur masuk kedalam ruangan dan bilang bahwa direktur sudah datang. Hee Joo berdiri dengan gugup dan menundukan kepalanya. Direktur Mondo yang dimaksud ternyata adalah Yoo Hyun. Mengetahui kenyataan ini tentu saja membuat Hee Joo terkejut. Yoo Hyun mengulurkan tangannya ke depan Hee Joo, "Maaf membuatmu menunggu. Aku Song Yoo Hyun." Hee Joo masih terdiam dan dia sama sekali tidak menanggapi tangan Yoo Hyun yang terulur untuk mengajaknya berjabat tangan. Hee Joo kecewa dengan kenyataan ini dan dia langsung permisi pergi dari ruangan Yoo Hyun. Chul Jin hendak mengejarnya namun Yoo Hyun menahannya dan berkata bahwa dia yang akan mengejar Hee Joo.


Hee Joo pergi ke rooftop Mondo Group dan Yoo Hyun menyusulnya. Menyadari kehadiran Yoo Hyun, Hee Joo bertanya, "Kau adalah direkturnya? Mengapa au menyembunyikannya dariku? Aku tidak pernah menyangkanya. Pertemuan pertama saat itu aku menumpahkan sabun pada pakaianmu, lalu kejadian di lift, dan juga di stadion baseball, dan... mengenai Ayahku. Apa alasannya? Jika kau mengatakan bahwa kau adalah putra dari pemilik Mondo, apakah kau takut jika aku memandangmu berbeda? Aku bahkan tidak pernah memikirkan hal ini!" Yoo Hyun menjawab pertanyaan Hee Joo, "Hee Joo, aku tidak ingin kau melihatku sebagai Direktur saja, melainkan sebagai Song Yoo Hyun."

Hee Joo kembali berkomentar kesal, "Mungkin kau memiliki alasan, tapi ini... sekarang aku bagkan bingung siapa yang sebenarnya Yoo Hyun itu. Ya banyak orang yang menilai dari pekerjaan dan latar belakang untuk berteman, tapi aku pikir kau ini berbeda. Tapi sekarang.... Apakah ini Song Yoo Hyun yang aku kenal?" Yoo Hyun balas berkata, "Jadi menurutmu aku harus memberikan kartu namaku dahulu padamu? Aku tidak seperti itu. Dan aku hanya tidak mau menyianyiakan orang berbakat sepertimu. Tapi aku juga merasa telah menemukan seorang teman baik. Tapi terserahmu... Sekarang kau sudah mengetahui bahwa aku adalah putra pemilik Mondo, apakah itu menjadi masalah?" Hee Joo hanya terdiam. Dari jauh Chul Jin memperhatikan mereka.


Chul Jin pergi ke cafe bersama dengan Hee Joo dan dia mengemukakan pendapatkanya tentang Yoo Hyun yang ia kenal, "Jika aku tidak pernah bertemu dengan Yoo Hyun, maka aku akan berfikiran sama denganmu. Kau mungkin tidak percaya ini, tapi Yoo Hyun membiayai pendidikannya sendiri. Aku mengetahuinya setelah kami tinggal bersama. Dia tidak mau bergantung pada Ayahnya tapi lebih tergantung pada dirinya sendiri. Jika kau tau identitas sebenarnya, mngkin itu tidak akan nyaman. Jang Mi Ri juga bahkan tidak mengetahui identitas aslinya. Awalnya mungkin akan terasa aneh. Ini terserah kau apakah mau percaya atau tidak. Apakah begitu sulit mempercayainya?." Hee Joo diam mendengar semua ucapan Chul Jin tentang Yoo Hyun.


Mi Ri pergi makan malam bersama dengan Myung Hoon. Myung Hoon mulai membahas mengenai Yoo Hyun, "Dia belajar di Jepang sudah sangat lama. Dia lulusan Universitas Tokyo, sama denganmu." Mi Ri yang terlihat bosan hanya berkomentar singkat, "Benar. Tapi aku tidak pernah melihatnya." Myung Hoon tersenyum, "Ya. Dia terlihat seperti tipe yang lebih menyendiri. Itulah sebabnya dia lebih memilih tinggal sendiri." Mi Ri mulai tertarik dengan masalah ini, "Apakah hubungannya dengan prang tuanya itu buruk?" Myung Hoon menggeleng, "Tidak. Orang tuanya tidak terlalu memaksanya. Dan masalah menikah juga. Merka itu adalah keluarga yang berfikiran terbuka. Ah ya Mereka mengatakan akan membuka perusahaan Di China. itu suatu pasar yang bagus namun untuk pertanggung jawabannya sedikit sulit."

Myung Hoon melihat Mi Ri hanya diam saja makanya dia berkata, "Ah kau pasti bosan karena aku hanya membicarakan mengenai Hotel." Mi Ri tersenyum dan menyanggahnya, "Tidak juga." Myung Hoon mengajak Mi Ri untuk datang ke rumahnya namun Mi Ri menolaknya dengan alasan bahwa dia masih belum cukup sehat sehingga ingin pulang saja.


Saat pulang ke apartemen Hee Joo, Mi Ri melihat apartemen tempat Yoo Hyun tinggal yang letaknya ada di atas apartemen Hee Joo. Mi Ri menatap apartemen itu dan tersenyum karena dia mendapatkan sebuah ide baru kembali.


Mi Ri menyiapkan sarapan pagi dan hal ini membuat Hee Joo bingung, "Bukankah kau tidak pernah sarapan?" Mi Ri menjawab, "Untuk memiliki energi maka kau harus sarapan. Cepatlah duduk. Rotinya akan dingin." Selagi sarapan, Hee Joo menceritakan pada Mi Ri bahwa dia sudah memutuskan untuk bergabung dengan Mondo. Di luar dugaan Hee Joo, Mi Ri justru tersenyum saat mendengarnya, "Benarkah? Itu bagus. Aku khawatir jika kau menolak mereka karena aku dulu mengatakan agar menolak mereka. Apa kau tau seberapa khawatirnya aku? Aku merasa bersalah karena akulah maka kau tidak bisa bekerja di Hotel kembali. Jika kau bahagia maka aku bahagia." Hee Joo maish terlihat tidak percaya, "Mi Ri, aku tidak menyangka kau akan berfikir seperti itu."

Mi Ri lalu memulai rencanannya, "Jadi kau bekerja sama dengan Chul Jin dan pria itu(Yoo Hyun)? Ah apakah kau dekat dengannya? Waktu yang lalu kalian berdua menonton pertandingan baseball dan dia bahkan membelikan sebuah bunga untukmu. Apa kau menyukainya?" Hee Joo terlihat salah tingkah, "Apa? Bagaimana mungkin aku menyukainya jika dia terus saja membicarakan tentangmu." Mi Ri senang mendengar hal ini, "Benarkah? Hmm haruskah kita mengadakan pesta perayaan? Kalau begitu ayo kita pergi bersama lagi menyaksikan pertandingan baseball."


Hee Joo menemui Yoo Hyun dan mengatakan bahwa kali ini Mi Ri setuju untuk menonton acara baseball kembali. Yoo Hyun sangat senang mendengarnya dan dia berkomentar bahwa gantungan HP yang dahulu di berikan oleh Hee Joo itu spertinya membawa keberuntungan, "Jika saja aku tidak menerima hadiah ini maka mungkin nasibku buruk." Hee Joo tersenyum, "Jika kau bahagia maka aku bahagia. Ah ya mengenai kemarin... Maaf. Aku terlalu berlebihan." Yoo Hyun balas tersenyum, "Tidak apa-apa. Terima kasih karna mau bergabung dengan kami. Kalau begitu haruskah kita berjabat tangan secara formal untuk mengatakan selamat datang?" Yoo Hyun mengulurkan tangannya ke Hee Joo dan kali ini Hee Joo menerimanya.


Akhirnya Yoo Hyun, Hee Joo, Mi Ri dan Chul Jin pun menonton kembali pertandingan baseball. Mi Ri terlihat sangat dekat dengan Yoo Hyun dan hal ini membuat kecemburuan bagi Hee Joo. Hee Joo ingat bahwa dia tadi sempat membelikan minuman dan dia pun memberikan minuman itu pada Yoo Hyun. Tidak disangka ternyata Yoo Hyun memberikan minuman pemberian Hee Joo itu pada Mi Ri, Hee Joo yang melihat hal ini pun kembali cemburu dan sekaligus kecewa.


Sepulang dari pertandingan baseball itu, Mereka lalu pergi ke sebuah restaurant untuk makan bersama. Mereka semua mengangkat gelas soju untuk bersulang bersama. Chul Jin bertanya, "Tapi bersulang ini untuk apa?" Mi Ri tersenyum dan mengatakan bahwa mereka bersulang untuk pertemanan mereka. Chul Jin lalu berkata, "Ah bersulang karena Hee Joo telah bergabung dengan kami di bagian perencanaan." Yoo Hyun setuju dan juga mengucapkan rasa terima kasihnya pada Hee Joo karena telah mau bergabung dengan Mondo Grup. Hee Joo hanya tersenyum malu-malu menanggapinya.

Mereka semua bersulang dan meminum Soju, kecuali Mi Ri. Chul Jin melihat Mi Ri tidak minum makanya dia bertanya, "Mengapa kau tidak minum?" Mi Ri berbohong di depan Yoo Hyun agar citranya baik, "Aku tidak bisa minum. Hanya dengan minum 1gelas saja aku sudah bisa mabuk." Chul Jin yang mendengar alasan itu justru semakin memaksa Mi Ri agar mencoba meminum satu gelas saja, Yoo Hyun pun membela Mi Ri, "Apa salahnya jika dia mengatakan tidak bisa minum?" Chul Jin bertanya pada Yoo Hyun, "Sekarang mengapa kau membelanya?" Yoo Hyun bilang pada Mi Ri bahwa dia akan menggantikan Mi Ri minum namun Mi Ri melarangnya dan bilang bahwa dia akan minum satu gelas saja. Setelah menghabiskan gelas pertamanya itu, Yoo Hyun terlihat khawatir, "Apa kau baik-baik saja?" Mi Ri mengangguk dan tersenyum. Sementara Hee Joo terlihat jengah dengan kepura-puraan yang dibuat oleh Mi Ri.


Asisten Kim datang ke ruangan Myung Hoon untuk meminta tanda tangannya. Saat Asisten Kim akan keluar, Myung Hoon memanggilnya dan meminta Asisten Kim untuk memanggil Mi Ri ke ruangannya. Namun Asisten Kim mengatakan bahwa Mi Ri tadi sudah pulang terlebih dahulu dengan alasan mendadak. Myung Hoon hanya mengagguk kepala dan mengatakan bahwa Asisten Kim bisa kembali bekerja.


Yoo Hyun bercerita pada Mi Ri bahwa dia harus membeli ice cream seharga 50.000 won dahulu untuk mendapatkan nama Mi Ri dari penjaga penginapan dulu. Mi Ri tertawa mendengarnya, "Mengapa kau tidak bertanya langsung padaku?" Yoo Hyun hanya tertawa malu. Hee Joo terus menatap Mi Ri tidak suka dengan kepura-puraan yang dibuat oleh Mi Ri.

Karena kesal maka Hee Joo pun menumpahkan kekesalannya dengan minum banyak. Chul Jin lalu bertanya pada Mi Ri mengenai kuliahnya, "Apa yang kau pelajari di kampus? Maksudku, bukankah kita semua satu kampus? Universitas of Tokyo." Mi Ri terdiam bingung dan menatap Hee Joo dengan ragu. Yoo Hyun ikut penasaran dan bertanya, "Iya, apa yang kau pelajari?" Mi Ri gugup dan kembali berbohong, "Ah aku mempelajari... Nasional... Sastra Jepang." Chul Jin tertawa mendengar jawaban Mi Ri itu, "Kau dari Jepang tapi kau mempelajari Sastra Jepang?" Yoo Hyun kembali membela Mi Ri, "Dia tadi mengatakan bahwa Sastra Jepang itu Sastra Nasional baginya." Chul Jin sekarang menatap Hee Joo, "Bagaimana Mi Ri saat dia kuliah dahulu?" Hee Joo tidak menjawabnya dan hanya terus menatap Mi Ri. Karna tidak di jawab, kini Chul Jin bertanya pada Mi Ri, "Gedung Hong Kyu. Kau di gedung mana?" Mi Ri kembali bingung harus menjawab apa.

Mi Ri melihat Hee Joo yang sedang minum banyak dan dia pun mulai mengalihkan arah pembicaraan, "Hee Joo berhentilah minum!" Hee Joo mencoba berdiri dan bilang akan pergi ke kamar mandi namun dia justru terjatuh dan membuat Chul Jin serta Yoo Hyun khawatir. Mi Ri kembali membahas mengenai Hee Joo, "Kau terlalu banyak minum. Sebaiknya kau pulang saja." Hee Joo terkejut karena Mi Ri terkesan mengusirnya dan dia membela diri dengan mengatakan bahwa dia belum mabuk namun Yoo Hyun mengeluarkan komentar agar Hee Joo segera pulang dan beristirahat. Chul Jin pun akhirnya mengambil keputusan untuk mengantar Hee Joo pulang. Hee Joo ingin menolak namun dia tidak ada pilihan lain karena Chul Jin segera menariknya keluar dari Restaurant. Kini tinggal Mi Ri dan Yoo Hyun saja yang ada di Restaurant.


Myung Hoon mecoba menghubungi Mi Ri beberapa kali namun tetap saja ponsel Mi Ri tidak dapat dihubungi sama sekali.



Seorang laki-laki datang keapartemen Hee Joo dan memeriksa kotak surat. Dikotak surat itu ada sebuah surat atas nama Mi Ri dan laki-laki itu tersenyum sambil menunggu di depan apartemen Hee Joo. Dan laki-laki itu adalah Hirayama.


Mi Ri dan Yoo Hyun dalam perjalanan pulang. Mi Ri meminta maaf atas perlakuannya selama ini pada Yoo Hyun, "Maaf sekali pada saat itu aku tidak mengenal kau makanya aku bersikap seperti itu. Lain waktu aku akan meneraktirmu makan. Terimalah sebagai permintaan maafku." Yoo Hyun senang mendengarnya, "Wow akhirnya aku mendapatkan ajakan malam darimu." Mi Ri tertawa malu di depan Yoo Hyun.

Saat sudah mendekati Apartemen Hee Joo, Mi Ri menghentikan langkahnya karena melihat Hirayama sudah ada di depan apartemen Hee Joo. Melihat Mi Ri berhenti melangkah, Yoo Hyun pun menatap Mi Ri bingung, "Ada yang salah?" Mi Ri gugup dan mencoba menarik Yoo Hyun agar mereka segera pergi dari situ, "Aku lupa sesuatu. Ya aku harus membelikan ice cream untuk Hee Joo. Dia sedang mabuk dan dia pasti mencari sesuatu yang dingin." Mendengar hal itu justru Yoo Hyun menawarkan diri untuk membelikannya, Mi Ri menganjurkan agar mereka pergi berdua saja ke supermarketnya namun Yoo Hyun menolak dan bilang bahwa Mi Ri sebaiknya segera pulang saja dan nanti Yoo Hyun akan mengantarkan ice cream itu ke apartemen Hee Joo. Mi Ri baru saja mau mencegah kepergian Yoo Hyun namun Yoo Hyun sudah terlanjur berjalan pergi.


Mi Ri menghampiri Hirayama dan membujuknya agar jangan berbicara di depan apartemen Hee Joo. Akhirnya mereka berdua pun berbicara di taman dekat apartemen Hee Joo. Hirayama mengetahui keberadaan Mi Ri karena koran yang membuat berita mengenai Mi Ri dan putri perdana menteri. Hirayama berkata pada Mi Ri, "Hmm Seoul tidak terlalu buruk. Direktur Jang menghubungiku dan ingin dirimu. Tapi aku datang kemari bukan karena itu. Aku datang karena ingin bertemu denganmu. Ah ya aku juga akan membuka bar di Seoul." Mi Ri mencoba memberontak dan ingin melepaskan diri dari Hirayama namun Hirayama justru semakin berbuat kasar pada Mi Ri, "Dengarkan aku baik-baik! Kau sebaiknya segera pergi dari sini dan kembali bekerja padaku. Lakukan apa yang aku katakan!! Kau mengerti?" Mi Ri menatap Hirayama tajam.


Yoo Hyun sudah membeli ice cream dan dia pun datang ke apartemen Hee Joo. Yoo Hyun membunyikan bel namun tidak ada satu pun juga yang membuka pintu apartemen Hee Joo.


Hee Joo sedang dalam perjalanan ke apartemennya bersama dengan Chul Jin. Di tengah jalan Hee Joo tiba-tiba saja muntah dan membuat Chul Jin khawatir, "Aku akan membeli obat untukmu. Kau pulanglah dahulu. Kau bisakan?" Hee Joo menganggukan kepala dan tersenyum. Chul Jin pun pergi untuk membeli obat sementara Hee Joo berjalan sendiri menuju apartemennya.


Mi Ri membentak pada Hirayama, "Kau pikir aku ingin hidup seperti itu lagi? Jangan ikuti aku lagi!!" Hirayama balas membentak, "Kau ini tidak pernah belajar dari pengalamanmu! Kau bekerja di hotel dan bersikap seperti biasa, apakah kau bisa melihat realita?? Mau di Jepang ataupun di Seoul, kau ini tetaplah wanita bar!! Kau mengerti? Baiklah aku akan memperjelas untukmu! Dnegar baik-baik!! Kau adalah wanita bar dan akan selalu menjadi wanita bar!" Mi Ri mulai menangis, "Mengapa au harus melakukannya? Mengapa aku tidak bisa hidup dengan kehidupanku yang baru? Apa karena aku yatim puani dan karena aku tidak berpendidikan? Orang tidak berpendidikan juga adalah manusia! Memang saat itu aku adalah wanita bar tapi sekarang aku berubah! Ini semua sudah tidak sama dengan dahulu. Aku tidak akan kembali seperti dahulu! Kau mengerti?"

Hirayama semakin marah mendengar ucapan Mi Ri, "KAU! Kau bukan hanya harus mengembalikan uangku! Tapi kau harus tetap melanjutkan melayani para klien! Kau harus datang!!" Mi Ri mendengus kesal dan bertanya, "Berapa kau akan membayarku? 2000?" Hirayama menampar Mi Ri, "Katakan sekali lagi!" Mi Ri mengatakan kembali, "Apa 1000? Berapa yang akan kau bayar padaku? Kenapa? Kau tidak yakin?" Ternyata diam-diam Hee Joo melihat saat Mi Ri sedang di tampar oleh Hirayama dan dia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.


Keesokan paginya, Mi Ri bersikap seperti biasa dan mulai sarapan pagi bersama dengan Hee Joo. Hee Joo mash penasaran dengan sosok Hirayama dan dia pun bertanya pada Mi Ri, "Siapa laki-laki yang menggunakan jas hitam itu? Aku melihat kau dan dia saat aku akan ke apartemen." Mi Ri berkata ketus, "Kau tidak perlu tau! Itu tidak penting." Hee Joo berkomentar, "Laki-laki itu terlihat tidak baik." Mi Ri kesal dan membentak, "Aku katakan itu bukan urusanmu!" Melihat Hee Joo yang terdiam maka Mi Ri bernafas pelan dan mulai bercerita, "Dia seseorang yang aku kenal saat di Jepang. Dia melihat berita di koran dan dia pun menemui aku. Dia bukan seseorang yang harus kau ketahui."

Hee Joo bertanya, "Lalu apa masalahnya? Ka mengapa tiba-tiba marah padaku? Aku merasa bahwa kau seperti bukan orang yang kenal sebelumnya." Mi Ri menatap Hee Joo tajam dan Hee Joo melanjutkan ucapannya, "Aku hanya khawatir kau akan bertemu dengan laki-laki jahat." Mi Ri bertanya marah, "Apakah aku terlihat seperti tipe wanita yang tidak memikirkan akal sehat?Aku datang kemari untuk bekerja. Dan kau sebaiknya jaga ucapanmu baik-baik terutama saat berada di depan Yoo Hyun. Jangan mengatakan apapun yang aneh di depannya. Kau mengerti??" Mi Ri mengambil tasnya dan langsung keluar dari apartemen Hee Joo.


Saat berjalan keluar, Mi Ri melihat ada motor besar di halam parkir apartemen. Mi Ri ingat bahwa dia pernah melihat Yoo Hyun sedang membersihkan motor itu dan artinya itu motor milik Yoo Hyun. Dan tiba-tiba saja Mi Ri dengan sengaja mendorong motor itu hingga terjatuh.


Yoo Hyun sedang berada di kantornya dan dia menerima telfon dari petugas keamanan apartemen, "Ya saya Song Yoo Hyun. Ada apa? Hmm apa maksudmu? Jang Mi Ri?" Petugas keamanan itu mengalihkan ponselnya pada Mi Ri. Mi Ri menerima ponsel itu dan bericara pada Yoo Hyun, "Aku benar-benar minta maaf karena tidak sengaja. Harga perbaikannya pasti sangat mahal." Yoo Hyun tidak marah, justru dia terlihat senang, "Apakah kau bisa menggantinya? Sebagai gantinya kau harus menemani aku ke bengkel motor itu." Mi Ri tersenyum karna lagi-lagi rencananya berhasil, "Oh tentu saja. Kalau begitu aku akan memberikan nomor ponselku agar kau bisa menghubungi aku... Omo... Kau sudah mengetahui nomorku? Ah baiklah kalau begitu hubungi aku saja ya." Mi Ri mengembalikan ponsel pada petugas keamanan itu dan tersenyum senang.


Yoo Hyun sedang ada di ruang kerjanya. Sekertarisnya masuk dan mengatakan bahwa Myung Hoon sudah datang. Yoo Hyun pun segera menyambut Myung Hoon yang kini sudah masuk ke dalam ruangannya. Mereka berdua lalu membahas beberapa masalah di luar masalah hubungan kerja. Yoo Hyun yang memulai pembicaraan, "Aku harap kau memandangku sebagai adikmu. Mungkin dimatamu ini bukan posisi yang mudah, dan mungkin orang-orang akan memperbincangkan ini. Tapi aku tidak ingin bahwa hubungan kita hanya sekedar hubungan bisnis. Aku harap kita bisa dekat seperti layaknya saudara. Aku berharap ini bukan sesuatu yang tidak mungkin." Myung Hoon tersenyum menanggapinya, "Tidak. Tentu saja aku menerimanya. Dan itu pun jika kau mau menerimaku sebagai Hyung-mu." Yoo Hyun tersenyum berterima kasih dan kemudian keduanya saling berjabat tangan.


Mi Ri sedang berdiri menunggu lift dan saat lift terbuka, Myung Hoon ikut masuk kedalam lift. Pintu lift akan tertutup namun kemudian ada seorang karyawan yang masuk kedalam lift sehingga Mi Ri dan Myung Hoon hanya diam saja selama di dalam lift. Ketika karyawan itu keluar dari lift, Myung Hoon mulai membuka pembicaraannya dengan Mi Ri, "Apakah kemarin ada sesuatu yang terjadi? Kau kemarin pulang lebih cepat." Mi Ri menjawab, "Ah ya temanku sakit jadi aku harus pulang untuk merawatnya. Ada apa kau mencariku?" Myung Hoon berkata, "Apa kau ada waktu malam ini?" Mi Ri terlihat ragu namun akhirnya dia menjawab bahwa dia memiliki waktu. Myung Hoon pun mengajak Mi Ri agar nanti malam mereka bertemu dengan Ibu Myung Hoon.


Mi Ri dan Myung Hoon pergi ke rooftop untuk berbicara lebih lanjut. Myung Hoon mengatakan bahwa dia ingin mengajak Mi Ri bertemu dengan Ibunya kembali. Mi Ri ikut senang mendengar berita itu. Melihat Myung Hoon yang hanya tersenyum pun membuat Mi Ri bertanya, "Ada apa?" Myung Hoon menjawab, "Karena aku menyukai Mi Ri, maka kau merasa harus berterima kasih padamu." Mi Ri tersenyum malu. Pintu rooftop terbuka dan terlihat kedatangan Asisten Kim. Asisten Kim terkejut melihat Myung Hoon sedang bersama dengan Mi Ri makanya dia langsung pamit pergi lagi. Myung Hoon bertanya pada Mi Ri, "Bagaimana ini?" Mi Ri terlihat tidak nyaman, "Kalau begitu kita bicarakan di telfon saja. Aku khawatir orang-orang akan bersangka yang aneh mengenai kita." Myung Hoon berkomentar, "Lain waktu aku akan lebih berhati-hati." Ponsel Mi Ri berbunyi dan itu merupakan telfon dari Yoo Hyun. Mi Ri pun dengan cepat pamit pada Myung Hoon dan kemudian mengangkat telfon dari Yoo Hyun. Myung Hoon hanya diam saja melihat kepergian Mi Ri.


Mi Ri berjalan cepat menjauhi Myung Hoon dan mengangkat telfon dari Yoo Hyun, "Hallo.... Nanti malam?" Yoo Hyun menjawab, "Ya. Tadi bengkel motornya menelfonku. Apakah kau ada acara malam ini?" Mi Ri menjawab ceria, "Tentu tidak ada. Dimana kita akan bertemu? Oh tentu saja..."


Myung Hoon datang ke lobby Hotel dan bingung saat melihat Mi Ri yang sedang masuk kedalam taxi dan pergi meninggalkan Hotel.


Mi Ri berlari menuju stasiun kereta dan dia bertemu dengan Yoo Hyun yang sudah menunggunya. Mi Ri bertanya, "Apakah kau menunggu lama?" Yoo Hyun menjawab bahwa dia baru menunggu sebentar. Mereka berdua lalu berlari bersama masuk kedalam kereta. Saat kereta mulai bergerak, Yoo Hyun hampir terjatuh dan Mi Ri pun berkata pada Yoo Hyun agar lebih berhati-hati. Yoo Hyun tersenyum atas perhatian yang di berikan Mi Ri.


Shi Young bertemu dengan Myung Hoon untuk memberikan laporan mengenai pelayanan tamu selama tahun ini. Myung Hoon dan Shi Young kemudian masuk kedalam lift bersama. Shi Young tiba-tiba bertanya, "Apakah kau pernah mencari gaun sebelumnya?" Myung Hoon ingat bahwa dia pernah memilihkannya untuk Mi Ri maka dia menjawab dengan anggukan saja. Shi Young penasaran, "Siapa yang akan menikah? Dia bertanya apakah itu untuk customer, tapi....?" Myung Hoon menjawab sngkat, "Ya seperti itu." Shi Young berkata, "Merka ingin kau memilihkan gaun. Jadi kau harus katakan padaku itu untuk siapa. Huh? Untuk siapa?" Pintu lift terbuka dan Myung Hoon segera melangkahkan kaki keluar dan membuat Shi Young tetap penasaran.


Motor Yoo Hyun sudah selesai di perbaiki dan montir itu mengatakan pada Yoo Hyun bahwa Yoo Hyun bisa mencobanya namun Yoo Hyun mengatakan bahwa hari ini dia tidak bisa mencobanya. Montir itu bertanya, "Bagaimana jika besok?" Yoo Hyun kembali menjawab bahwa besok dia harus pergi ke Pulau Jeju. Mi Ri bertanya pada Yoo Hyun, "Kau besok akan ke Pulau Jeju?" Yoo Hyun mengangguk, "Ya karena pekerjaan." Yoo Hyun lalu mengatakan pada montir bahwa dia akan menghubungi montir jika kau menguji coba motornya itu.

Mi Ri kembali meminta maaf pada Yoo Hyun karena telah merepotkan Yoo Hyun. Yoo Hyun berkata, "Hmm aku lapar." Mendengar ucapan itu pun Mi Ri mengerti bahwa itu artinya Yoo Hyun memintanya agar makan bersama.

Mi Ri dan Yoo Hyun makan bersama di sebuah kedai. Mi Ri berkata pada Yoo Hyun, "Aku merasa senang. Kita ini tetangga namun kita tidak pernah berbicara sebelumnya." Yoo Hyun tersenyum, "Ah ya aku dengar bahwa kau yatim piantu dan juga kau hidup dan membiayai kehidupanmu serta pendidikanmu dengan biayamu sendiri. Aku rasa itu sungguh hebat." Mi Ri ikut tersenyum, "Aku rasa siapapun yang ada di posisiku maka akan melakukan hal yang sama. Tidak peduli siapa orang tuamu tapi tetap kita harus berusaha sendiri dan mandiri." Yoo Hyun tersentuh mendengar ucapan Mi Ri, "Aku juga percaya hal itu. Kita memiliki pemikiran yang sama."

Mi Ri berkata, "Sejujurnya, melihat para kolega di Hotel, terkadang aku merasa tidak tau apa yang harus di perbuat. Setelah menikah, mereka tetap bertumpu pada kedua orang tua mereka. Jika orang tuaku kaya, aku merasa hal itu sangat aneh." Lagi-lagi Yoo Hyun tersentuh dengan ucapan Mi Ri itu. Yoo Hyun kembali makan dan Mi Ri mengatakan bahwa ada saus di sudut bibir Yoo Hyun. Yoo Hyun bingung dan dengan segera Mi Ri membantunya menghapus saus itu. Yoo Hyun dan Mi Ri sama-sama tersenyum malu-malu.


Sementara itu Myung Hoon berusaha menghubungi Mi Ri namun tetap tidak bisa di hubungi. Akhirnya Myung Hoon pun pergi sendiri ke rumah sakit tempat Ibunya di rawat. Myung Hoon terus mengenggam tangan Ibunya sambil menceritakan kencannya dengan Mi Ri.


Mi Ri dan Yoo Hyun kencan dengan pergi ke pasar tradisional dan berbelanja. Setelah selesai, mereka berdua pun pulang bersama. Mi Ri berkata, "Ini pertama kalinya aku merasa sangat senang setelah kepulanganku kembali ke Korea. Apakah kau merasa seperti itu juga?" Yoo Hyun ikut tersenyum, "Melihat dirimu saja sudah membuat moodku jauh lebih baik." Mi Ri senang mendengarnya, "Aku juga senang." Yoo Hyun tiba-tiba berhenti melangkah dan dia membahas mengenai ice cream yang waktu itu dia beli, "Waktu itu kau bilang ingin ice cream. Tapi karena saat itu kau tidak ada saat aku mau memberikannya maka aku membawanya pulang. Ternyata ice cream itu dimakan oleh Chul Jin. Tunggu disini, aku akan membelikannya lagi." Mi Ri tersenyum dan melihat kepergian Yoo Hyun.


Mi Ri melihat ke depan apartemen Hee Joo yang jaraknya sudah sangat dekat dan dia terkejut saat melihat ada mobil Myung Hoon. Mi Ri pun segera menghampiri mobil Myung Hoon dan masuk kedalamnya, "Ada apa? Kau bahkan tidak menghubungiku dahulu." Myung Hoon terdiam sesaat dan kemudian bertanya, "Kehadiranku... apakah itu akan menjadi masalah?" Mi Ri menggeleng cepat, "Tentu tidak. Aku senang. Tapi aku terkejut karena itu terlalu tiba-tiba." Myung Hoon kembali terdiam lama, "Aku tidak bisa menghubungimu." Mi Ri bingung dan dia segera melihat ponselnya, "Omo, ponselku dalam keadaan mati. Apakah kau marah? Maaf aku tidak tau harus berkata apa. Aku sungguh ingin pergi denganmu tapi karena tidak dihubungi maka aku pikri tidak jadi."

Myung Hoon menatap lurus dan berkata, "Aku ingat kau pernah mengatakan sesuatu mengenai perasaan. Bagimu kau tulus. Tapi kau bukanlah yang pertama untukku. Karena aku sudah pernah menikah. Tapi Mi Ri, aku merasa kau adalah yang pertama. Sejak bertemu denganmu, hatiku mulai terbuka. Aku harap kau bisa lebih jujur padaku. Biarkan aku bertanya, Apakah kau menyesal telah bertemu denganku? Seperti yang kau katakan, kita seharusnya berfikir pada cinta tanpa melihat status tapi orang-orang tidak akan melihat kesana." Mi Ri terkejut mendengar hal ini, "Dimatamu apakah aku seburuk itu? Apakah kau tidak bisa mengerti hatiku? Hatiku benar-benar terluka. Aku hanya ingin kau tulus."


Mi Ri panik saat melihat Yoo Hyun sudah kembali dari toko ice cream dan kini terlihat Yoo Hyun sedang mencari Mi Ri. Karena takut ketahuan maka Mi Ri tiba-tiba saja mendekati Myung Hoon seperti hendak menciumnya tapi ternyata Myung Hoon menolak hal itu. Mi Ri kaget atas penolakan Myung Hoon. Saat Yoo Hyun sudah pergi, Mi Ri berkata pada Myung Hoon, "Aku tidak pernah berfikir kau akan melakukan ini. Aku pergi sekarang." Mi Ri keluar dari dalam mobil tanpa mendengarkan panggilan Myung Hoon.


Keesokan harinya Mi Ri akhirnya sampai di bandara Pulau Jeju. Mi Ri sengaja datang karena ingin menemui Yoo Hyun.


Myung Hoon datang ke ruangan karyawan dan melihat meja Mi Ri yang kosong. Myung Hoon bertanya pada Asisten Kim, "Kemana Mi Ri?" Asisten Kim menjawab ragu-ragu, "Dia... Dia pulang. Dia mengatakan tidak enak badan."


Myung Hoon masuk kedalam ruangannya dan saat itu dia mendapatkan telfon dari Mi Ri. Myung Hoon lanagsung bertanya, "Au baru saja mau bertemu denganmu. Apakah kau sakit serius?" Mi Ri menjawab, "Tidak. Aku sedang ada di Pulau Jeju. Perasaanku bercampur aduk. Aku benar-benar tuls. Apa yang harus aku lakukan? Aku membuatmu kecewa. Sebenarnya aku ingin langsung mengatakannya padamu tapi aku tidak tau harus berkata apa, itulah sebabnya aku ada disini. Aku perlu sendiri untuk memikirkan semuanya dengan tenang." Myug Hoon terdiam mendengar ucapan Mi Ri.


Hee Joo, Chul Jin dan Yoo Hyun berada di Pulau Jeju untuk melihat salah satu Hotel dan membuat perencanaan. dan kini mereka bertiga sedang duduk santai. Yoo Hyun bertanya pada Hee Joo, "Apa yang kalian rencanakan sekarang?" Hee Joo mengatakan bahwa dia ingin lihat taman pahatan.


Mi Ri datang ke Hotel yang sama dengan yang di datangi oleh Hee Joo, Chul Jin dan juga Yoo Hyun. Mi Ri bertanya pada resepsionis, "Apakah ada pesanan kamar atas nama Song Yoo Hyun?" Resepsionis itu menjawab bahwa dia akan memeriksanya terlebih dahulu. Saat menunggu, kebetulan Hee Joo, Chul Jin dan juga Yoo Hyun melewati Lobby dan melihat Mi Ri. Yoo Hyun pun langsung memanggil Mi Ri. Mi Ri senang melihat mereka.

Hee Joo terkejut melihat kehadiran Mi Ri, "Kau mengapa datang tanpa memberi kabar dahulu?" Mi Ri berbohong, "Karena green tea. Seorang tamu di Hotel ingin sekali green tea pulau Jeju makanya aku kemari." Yoo Hyun bertanya ramah, "Apakah urusan itu sudah selesai?" Mi Ri mengangguk, "Ya. Itu sebabnya aku datang kemari untuk bertemu Hee Joo. Hee Joo apakah kau sibuk? Aku belum pernah kemari jadi aku ingin meminta kau menemaniku berkeliling." Chul Jin tiba-tiba berkata pada Hee Joo, "Cepatlah bukankah kita akan pergi melihat pahatan?" Mi Ri senang mendengarnya, "Jadi kalian berdua akan pergi bersama? Kalau begitu bagaimana jika Yoo Hyun yang menemaniku?" Hee Joo langsung menatap Mi Ri kesal. Yoo Hyun menjawab, "Karena Hee Joo akan di temani Chul Jin. Maka aku akan menemani Mi Ri." Mi Ri senang mendengarnya.

Hee Joo tiba-tiba berkata bahwa dia tidak jadi pergi dan ingin istirahat saja di kamarnya. Chul Jin bertanya, "Kenapa tiba-tiba?" Hee Joo mengatakan bahwa dia kurang tidur.



Akhirnya hanya Mi Ri dan Yoo Hyun yang pergi bersama. Mereka pergi bermain-main ke pantai dan menikmati suasana Pulau Jeju bersama.


Di akhir perjalanan, Yoo Hyun membawa Mi Ri ke sebuah mercusuar yang terkenal di Pulau Jeju (Mercusuar yang sama seperti pertemuan pertama Shin sama Kyu Won di Drama Heartstrings). Mi Ri bertanya pada Yoo Hyun, "Mengapa kau begitu tau banyak mengenai tempat indah di Jeju?" Yoo Hyun tersenyum, "Karena aku sering datang kemari." Mi Ri kembali bertanya, "Kau sering kemari? Karena apa?" Yoo Hyun terdiam sesaat dan kemudian mulai bercerita, "Ibuku meninggal disini. Aku pikir Jeju adalah rumah Ibuku hingga saat itu." Mi Ri berkomentar, "Pasti akan sangat aneh jika berawan ya." Yoo Hyun menyanggahnya, "Tidak. Justru aku sangat menyukainya. Setiap hari disini selalu berangin dan hujan. Jika hujan dan berangin maka pesawat sulit untuk mendarat. Jadi aku bisa merasa lebih lama bersama dengan Ibuku."

Mi Ri tersenyum mendengar hal itu, "Kalau begitu kau kebaliknnya dariku. Aku sangat tidak menyukai hujan dan cuaca berangin. Kau tau mengapa? Karena jika berangin atau hujan, maka kapal menuju Korea Selatan tidak akan bisa berlayar. Itu seperti cuaca untuk naik gunung. Jika aku menaikinya maka aku bisa melihatnya.... Aku selalu berfikir begitu. Walaupun Ibuku meninggalkan aku. Namun berdiri di tempat yang tinggi, mungkin aku bisa melihatnya di suatu tempat. Lihatlah, kita berdua sama-sama anak yatim. Kehilangan Ibu kita...." Mi Ri meneteskan air mata dan membuat Yoo Hyun ikut sedih. Yoo Hyun bertanya, "Apakah itu sangat berat?" Mi Ri menganggukan kepalanya, "Ya. Sangat berat rasanya." Yoo Hyun berkomentar, "Itu juga sangat berat bagiku, hingga akhirnya aku bertemu denganmu...." Yoo Hyun mendekati Mi Ri dan memeluknya.


Dan ternyata Myung Hoon datang ke Pulau Jeju untuk menemui Mi Ri.



Mi Ri dan Yoo Hyun kembali ke Hotel dan Yoo Hyun mengantarkan Mi Ri hingga depan kamar. Saat masuk ke dalam kamarnya, Mi Ri tersenyum karena beberapa rencananya mulai akan berhasil. Saat membereskan kopernya yang sedikit rusak di bagian zip-nya, Yoo Hyun datang untuk mengembalikan topi Mi Ri yang tertinggal di mobilnya tadi. Melihat kedatangan Yoo Hyun maka Mi Ri pun meminta tolong untuk memperbaiki kopernya. Yoo Hyun pun membantunya dan Mi Ri terlihat senang. Selesai memperbaiki koper Mi Ri, Mi Ri pun membuatkan teh untuk Yoo Hyun.


Myung Hoon berjalan di lorong hotel dan dia sampai di depan kamar Mi Ri. Myung Hoon membunyikan bel dan Mi Ri pun beberapa saat kemudian membukakan punti untuknya. Myung Hoon terlihat senang saat melihat wajah Mi Ri, namun Mi Ri justru terlihat tegang karena di dalam kamarnya ada Yoo Hyun dan kini di depan kamarnya terlihat ada Myung Hoon.



22 comments:

AIRI ARI said...

baru nyadar yang jadi om myun joon main di hotelier yang jadi GM baik hati ga beda jauh ama yg disini mengenai hotel juga, suka karakternya pas di hotelier *efek lagi ngikutin hotelier :P

chindot said...

aduh...makin rame aja.
dah ditunggu banget updatetannya.
terus lanjut ya...
makasih :)

Anonymous said...

baru ngeh klo itu yoochun jyj
habis agak cupu rambutnya
gak cocok

luky said...

Akhir ceritanya kayak gmana sih?

Anonymous said...

wooooooooooooooowwwww

Anonymous said...

wooooooooooooooowwwww

Anonymous said...

uhh jd kesel ama mi ri,,

Anonymous said...

Dasar, CEWE matre :P

Anonymous said...

miri jahaat banget seeeh sebel bgt deh..cantik cantik tapi kelakuan nol...

Anonymous said...

MI RI ngeselin bgt ya.

Anonymous said...

Ceritanya naik turun bikin tegang lumayan seru deh

Unknown said...

iiihh... Ga suka banget sama kelakuannya Mi Ri :(
sebenernya suka sama sapa siih ? Sm yutaka/myung hoon ? Koq semua di deketin...

BTW, hee joo kasihan juga yaa... Hhh

Anonymous said...

mi ri, musang berbulu domba

Anonymous said...

cowok suka terkecoh dgn cewek muka malaikat, tp nyatanya berhati srigala

Anonymous said...

jahatnya halus bgt ya

Anonymous said...

miri otaknya miring,wkwk

Anonymous said...

musang berbulu domba

Bevely said...

Benci bngdd gw sma c'MIri,klo gak pnya wjah cntik,dia tuch gak ada apa" nya d bndingin sma Hee Joo yg pntar.

Anonymous said...

perfect MI RI suka tapi kasihan hidupnya :( dia harus terpaksa menipu orang yang dia cintai yoo hyun agar yoo hyun tidak jauh dari MI RI...suka ma MI RI banget :) m YOOCHUN JUGA pasangan yang serasi ma lee da hae :) GREAT

asrie said...

ternyata Mi ri banyak menipu kasihan hee joo

asrie said...

ceritanya seru cuma males dengan kebohongan Mi ri

asrie said...

ceritanya seru cuma gak seneng aja ma mi ri

Post a Comment

Jangan jadi Silent Readers ya :-)

zoladiaries.blogspot.com
-
 

Blog Template by