Joo Won kaget saat mengetahui bahwa Oska benar-benar mengenal Ra Im, "Kau bahkan mengenal dia?" Ra Im balas bertanya pada Joo Won, "Dan dari mana kau mengetahui namaku?" Joo Won langsung meminta Ra Im untuk diam. Oska kemudian memarahi Joo Won, "Hey bagaimana bisa kau memanggil dia dengan 'Kamu'?" Oska melihat luka di lengan Ra Im dan dia mempertanyakan luka itu, "Apa yang terjadi dengan lenganmu? Apa kau terluka?" Oska berniat memegang lengan Ra Im yang terluka namun Joo Won langsung memukul tangan Oska dan Joo Won dengan kesal menjawab pertanyaan Oska, "Bukankah kau sudah bisa melihatnya sendiri keadaan dia." Oska ikut kesal melihat sikap Joo Won.
Joo Won bertanya pada Ra Im dengan bermaksud menyindir Ra Im yang sejak awal terus menerus menolak dirinya, "Bukankah kau tidak ingin tangan kotor itu memegang tanganmu?" Ra Im menatap Joo Won dengan kesal. Joo Won lalu bertanya pada Oska,"Bukankah kau datang kemari untuk membicarakan Chae Rin? Aku pikir kau tidak mengkhawatirkannya." Oska baru ingat niat awal dia menemui Joo Won, "Ah benar. Apa yang terjadi padanya? Apa kau berhasil menutup mulutnya? Hey jawab!" Joo Won menjawab, "Kalau begitu pergilah kau. Atau kau akan mati." Oska kebingungan, "Apa?" Joo Won berkata, "Ah Park Chae Rin mengambil foto-foto kalian dengan sangat baik." Oska mengerti bahwa Joo Won tidak ingin dia terlalu lama disitu, "Ah baiklah-baiklah... Aku akan segera masuk kedalam mobil." Joo Won berkata pada Oska dengan santai, "Masuklah sebelum aku menghitung hingga 3." Oska pun pamit pada Ra Im dan masuk kedalam mobil.
Joo Won menundukan kepalanya dan dia tidak menyadari bahwa Oska sudah pergi, makanya dia masih menghitung hingga 3. Saat Joo Won menegakan kepalanya, Joo Won kaget saat melihat Ra Im juga sudah berjalan pergi dari hadapannya. Joo Won tentu langsung mengomel pada Ra Im, "Wanita itu benar-benar.... Hey lihat kemari!! Aku sudah katakan padamu, jika aku sedang berbicara...." Ra Im tidak mempedulikan kata-kata Joo Won dan langsung masuk kedalam Bis.
Mobil Oska ternyata belum pergi dari tempat itu sehingga Oska kembali menemui Joo Won dan menanyakan masalah Chae Rin, "Hey apa kau melihat fotonya? Apa yang di katakan Park Chae Rin padamu? Apakah wartawan mengetahui hal ini? Apakag fotonya banyak?" Joo Won tidak mendengarkan pertanyaan Oska itu dan memilih untuk masuk kedalam mobilnya.
Di dalam bis, Ra Im bersender pada jendela dan dia tersenyum senang. Ra Im lalu mengeluarkan earphonenya dan mendengarkan lagu Oska. Dan kemudian Ra Im pun mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu...
Pada saat itu Ra Im sedang memasangkan pakaian untuk Jung Soo di lokasi shooting. Tiba-tiba ada salah seorang crew yang berteriak bahwa Oska datang. Para pemain pendukung pun langsung berlari untuk menghampiri Oska. Jung Soo menatap Ra Im dan bertanya, "Jika kau ingin bertemu dengannya maka pergilah. Bukankah kau fans Oska? Dan bukankah kalian pernah satu Film?" Ra Im menjawab, "Dia pasti tidak mengingatku. Aku bukanlah pemeran utama." (Waaah ternyata Oska masih tetep inget Ra Im, padahal Ra Im pikir kalau Oska itu tidak akan mengingatnya.)
Ra Im pulang ke rumah dan menceritakan pertemuannya dengan Oska itu pada Young Ah dan tentu saja Young Ah kaget mendengarnya, "Benarkah?" Ra Im menjawab, "Ya. Dia bahkan mengingatku dan namaku. Walaupun dia tidak berkata 'Kau selalu cantik' tapi dia berkata 'Kau selalu keren' Aku suka itu." Young Ah berkomentar, "Wow itu sangat mengejutkan. Banyak sekali perempuan cantik di sekitarnya. Apakah dia tidak sedang mabuk?" Ra Im kesal, "Tentu tidak!!"
Ra Im melihat kakinya dan dia kebingungan karena dia tidak mengenakan kaus kakinya, "Kaus kakiku..." Young Ah berkomentar, "Mungkin kau lupa memakainya." Ra Im menjwab, "Tidak. Aku yakin pagi ini aku memakainya." Young Ah bertanya, "Ah bagaimana penampilannya? Reputasinya buruk karena dia sangat kasar." Ra Im tentu saja langsung membela idolanya itu, "Tidak. Huh sepertinya aku tidak akan bertemu dia kembali. Aku akan bermimpi indah hari ini."
Joo Won pulang ke rumahnya dan Oska pun mengejarnya. Oska bertanya pada Joo Won, "Hey mengapa kau pergi begitu saja? Apa yang terjadi dengan Chae Rin?" Joo Won menjawabnya dengan kesal, "Jangan berbicara denganku. Aku sedang marah." Oska bertanya, "Mengapa kau marah? Siapa yang seharusnya marah hah?" Joo Won kemudian mengomel kesal, "Huh aku hanya mengatakan padanya bahwa aku akan mengantarnya pulang tapi dia justru pergi. Aku bahkan mengatakan akan menutup atap mobil. Huh mengapa aku menawarkan aku menawarkan tumpangan padanya? Aku benar-benar frustasi!!" Oska kebingungan dengan yang dibicarakan oleh Joo Won, "Hah? Apa yang kau bicarakan? Kau bukanlah tipe yang tertarik pada seorang stuntwoman. Kau hanya mencoba mengangguku kan? Kau mengatakan akan menjelaskan semuanya jika tadi aku masuk kedalam mobil." Joo Won berkomentar, "Kalau begitu seharusnya kau tetap di dalam mobil. Kau keluar dari mobil saat di tengah-tengah." Oska berkata, "Aku keluar karena dia sudah pergi." Joo Won membalas berkata, "Aku tidak mengatakan bahwa kau boleh keluar jika dia pergi." Oska kesal, "Ya kau tidak mengatakannya. Lalu kau mau apa? Membunuhku? Kau puas?"
Joo Won menatap Oska dengan penuh kekesalan, "Hyung. Apakah kau pikir jika Park Chae Rin membuat maslah maka aku akan melihatmu saja?" Oska terlihat senang, "Ah bocah ini. Kau telah mengurus itu kan. Aku tau bahwa kau telah mengurus hal itu karena kau ini pintar memanifulasi." Joo Won berkata, "Ah Hyung aku pikir sebaiknya kita membuat kontrak baru. Aku lebih baik mati dari pada menjadi fansnya Chae Rin." Oska bertanya, "Apa kau sedang mengancamku?" Joo Won menjawab, "Kau ternyata cepat menangkap maksudku. Besok adalah hari pertama promosi jadi kau sebaiknya berdandan yang baik dan melakukan tanda tangan." Oska kesal mendengar kata-kata Joo Won, "Benar-benar lucu!! Apakah aku gila? Ah apakah kau membeli foto-fotoku itu? " Joo Won tidak menjawabnya.
Di adakan fans meeting Oska di LOEL Departemen Store. Oska terlihat tidak nyaman karena terlalu banyak fansnya yang datang. Dari lantai 2, Joo Won dan para petinggi LOEL melihat acara tanda tangan Oska tersebut dan tentu saja Joo Won senang karena rencananya berjalan sukses dan lancar. Oska melihat Joo Won yang tersenyum dan dia pun ingin sekali marah pada Joo Won, namun Oska mengurungkan niatnya tersebut karena terlalu banyak fans yang melihatnya.
Setelah itu diadakan acara makan siang bersama dengan para petinggi di LOEL. Sekertaris Tuan Park berkomentar, "Acara hari ini sungguh sukses. Bahkan lebih sukses dari acara tahun lalu. Keberhasilan ini berkat ide-ide dari anda Tuan." Joo Won berkata, "Kalau begitu aku bisa pulang kerja lebih awal kan tapa ada yang mengutukku dari belakang?" Semua kaget mendengar kata-kata Joo Won. Tuan Park berkata, "Kau bisa diam di rumah hingga natal berakhir."
Joo Won bertanya, "Apa kau juga akan libur natal? Menanti Santa Claus?" Tuan Park berkomentar, "Apakah aku juga harus libur jika anda juga libur? Aku hanya seorang karyawan yang di bayar. Aku memiliki jantung yang lemah. Aku selalu lembur untuk menyiapkan perayaan 25 tahun LOEL. 24 Jam dalam sehari itu tidak cukup." Joo Won kesal dan berkata, "Kalah begitu lebih baik kau tidak bekerja, tapi kau memiliki semangat." Tuan Park berkata, "Kau tau kan bahwa acara perayaan akan terus berulang setiap tahunnya. Tentu lebih baik jika ada ide terbaru... namun pada akhirnya hal itu hanya akan membuat pusing dan menghabiskan banyak uang. Bukankah lebih baik jika melakukan acara yang sama dengan yang tahun lalu?" Joo Won terdiam dan menatap Tuan Park dengan penuh kebencian.
Setelah selesai makan siang itu Joo Won dan Sekertaris Kim pergi berkeliling di LOEL. Sekertaris Kim bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Joo Won menjawab, "Tentu saja tidak. Aku akan membuat berbagai cara agar dia bisa dipecat." Sekertaris Kim bertanya kembali, "Apakah anda sudah memiliki rencana di kepalamu?" Joo Won menjawab, "Aku akan melaporkannya pada Ibuku."
Joo Won sedang berdiri di depan LOEL menunggu mobilnya datang. Tiba-tiba saja Joo Won berimajinasi bahwa Ra Im sedang berdiri di sampingnya. Oska keluar dari dalam LOEL dan para fans langsung menghampirinya. Oska melihat sosok Joo Won dan ingin sekali marah padanya, namun Oska tidak bisa marah pada Joo Won karena di sekelilingnya sedang ada fans. Mobil Joo Won datang dan dia pun langsung pergi.
Oska bertanya pada supirnya, "Dimana Manager?" Supirnya itu menjawab bahwa Manager sedang mencari Sutradara Musik untuk MV terbarunya Oska dan bahkan Sutradara ini seorang wanita. Oska pun bertanya, "Wanita? Apakah dia cantik?"
Ternyata Sutradara wanita yang di maksudkan itu adalah Yoon Seul. Manager sepertinya sudah mengenal Yoon Seul, "Hmm bagaimana bisa?" Yoon Seul menjawab, "Bukankah Produser Park mengatakan bahwa aku ini seorang Sutradara yang bagus? Kau membuatku malu karena kau begitu terkejut. Walaupun aku biasanya hanya mengerjakan proyek Iklan, namun aku ingin wawasanku semakin luas sehingga mengambil proyek ini."
Manager berkomentar, "Aku tidak yakin dengan ini. Aku tidak tahu tapi Woo Young(Nama asli Oska)..." Tiba-tiba Yoon Seul memotong pembicaraan, "Aku mengerti. Aku adalah satu-satunya orang yang dapat mengendalikan Woo Young. Hmm aku dengar tidak ada satupun Sutradara yang mau bekerja sama dengannya. Walaupun ada yang mau, Apakah dia bisa mengatur Woo Young? Saat di album ke6, bukankah proyek shooting berhenti di tengah jalan? Jadi serahkan proyek ini padaku. Aku tidak bermaksud untuk kembali bersama dengan Woo Young. Ah aku membawakan storyboard untukmu." Yoon Seul mengelurkn Storyboard dan di berikan pada Manager.
Manager bertanya, "Mengapa kau melakukan ini?" Yoon Seul menjawab, "Aku tidak ingin membuat Woo Young mengingatku sebagai cinta pertamanya. Karena kita akan segera menjadi keluarga." Manager kebingungan mendengarnya, "Hah? Keluarga?" (Maksud Yoon Seul ini mereka akan segera menjadi keluarga karena Yoon Seul akan menikah dengan Joo Won. Ingat acara kencan buta Yoon Seul dan Joo Won kan?)
Joo Won sedang berjalan di taman dan dia mendapatkan panggilan telfon, "Kencan buta? Ya aku akan datang. Besok jam 7? Ya di tempat seperti biasa." Joo Won mematikan HPnya dan berjalan di taman. Joo Won lagi-lagi membayangkan bahwa Ra Im sedang ikut berjalan bersamanya. Joo Won berhenti berjalan dan bertanya pada dirinya sendiri, "Mengapa aku memikirkan wanita itu? Ah berhenti memikirkannya..." Lalu Joo Won berusaha menyanyikan satu buah lagu untuk melupakan Ra Im.
Malam harinya Joo Won sedang membaca buku. Dan lagi-lagi Joo Won membayangkan Ra Im sedang duduk si sampingnya. Joo Won menatap Ra Im dan berkata, "Ah hal ini benar-benar membuatku gila. Hey bisakah sekali-kali kau mengganti pakaianmu? Pakaian yang kau pakai itu berlumuran darah!" !(Pakaian yang Ra Im imajinasi Joo Won itu masih tetap sama dengan baju yang di pakai oleh Ra Im saat lengannya terluka.)
Ra Im tiba-tiba berdiri di depan Joo Won dan Joo Won berkata, "Aku tidak tahu mengapa aku terus memikirkanmu. Tapi yang pasti kau ini jauh dari tipe idamanku." Tiba-tiba saja sosok Ra Im berubah menjadi perempuan yang sexy dan Joo Won kaget melihatnya, "Kapan aku membayangkan hal ini? Ah ya baiklah aku membayangkannya. Tapi kau ini jauh dari tipe idealku! Bagaimanapun juga kau harus pintar!" Tiba-tiba saja sosok Ra Im itu berubah kembali menjadi sosok wanita yang pintar. Joo Won berkata kembali, "Dan kau usianya harus dibawah 24 tahun!!" Sosok Ra Im kembali berubah menjadi Perempuan yang muda dengan rambut yang di ikat dua dan berkata pada Joo Won, "Oppa...." Joo Won kembali mengubah tipe idealnya, "Dan tentu saja harus masuk dalam daftar 30 keluarga terkaya..." Ra Im kembali berubah menjadi sosok wanita yang glamour. Joo Won menghapus imajinasinya itu dengan kembali menyanyikan lagu aneh.
Joo Won datang ke rumah Oska dan membawakan minuman untuknya, namun Oska menolak untuk berbicara dengan Joo Won. Joo Won berusaha untuk membujuk Oska, "Kau masih marah? Baiklah aku akan pergi. Tapi... Wanita yang bertemu denganmu di dekat rumah sakit itu." Oska menatap Joo Won dan bertanya, "Gil Ra Im? Ada apa dengan dia?" Joo Won kembali bertanya, "Apakah kau punya nomornya?" Oska balik bertanya, "Bagaimana jika aku tau?" Joo Won tidak menjawab dan justru tetap memberikan pertanyaan pada Oska, "Punya atau tidak??" Oska menjawab, "Tentu saja tidak! Kami hanya bertemu sekali dan itu sudah lama sekali." Joo Won kesal dan berteriak pada Oska, "Jika kau tidak punya nomornya maka katakanlah sejak awal!!"
Joo Won mengambil kembali minuman yang awalnya diberikan pada Oska. Joo Won lalu kembali bertanya, "Ah apakah kau punya nomor Park Chae Rin?" Oska berteriak kesal, "Apa yang kau inginkan dari Park Chae Rin?" Tapi kemudian Oska mengecilkan nada suaranya dan bertanya pada Joo Won, "Ah apakah kau benar-benar membeli foto-foto itu?"
Keesokan harinya Joo Won bertemu dengan Chae Rin. Joo Won kesal dengan cara minum kopi Chae Rin yang sangat pelan, "Bisakah kau minum kopimu dengan lebih cepat? Aku hanya ingin meminta nomor telfon dan pergi secepatnya." Chae Rin tersenyum, "Ah kau pasti sangat sibuk. Kalau begitu berikan HPmu dan aku akan memasukan nomorku. Sebenarnya karena kau menelfonku ke agensi, aku sangat malu karena orang-orang langsung menatap padaku. Mana HPmu?" Joo Won berkomentar, "Aku tidak membicarakan mengenai nomormu. Aku membicarakan nomor wanita yang meggunakan pakaian yang sama denganmu." Chae Rin kaget mendengarnya, "Hah? Apa?"
Joo Won menjawab, "Wanita itu... Dia terlihat seperti laki-laki. Saat dia menatap ke bawah, dia sungguh chic. Dan saat dia menatap keatas, matanya berkilau. Wanita yang sulit di lupakan. Stuntwoman-mu itu. Apa kau tidak mempunyai nomornya?" Chae Rin bertanya, "Apakah itu alasanmu memintaku bertemu?" Joo Won menjawab, "Ya. Aku tidak menemukan nomornya di Internet. Dan aku rasa akan tidak sopan jika meminta seseorang untuk mencari nomor telfonnya. Aku pikir kau adalah cara yang tercepat." Chae Rin kembali bertanya, "Jika aku memberikannya, lalu apa yang akan aku dapat?" Joo Won menjawab, "Jika ada seseorang yang ingin kau temui namun kau tidak dapat menemukannya maka aku akan memberi tahumu keberadaannya. Contohnya jika seseorang tidak mengangkat telfonmu, hmm Oska?"
Pada akhirnya Joo Won mendapatkan nomor HP Ra Im. Joo Won memberanikan diri untuk menelfon Ra Im, "Hallo Gil Ra Im?" Ra Im mengangkat telfonnya dengan kebingungan, "Hmm ya. Siapa ini?" Joo Won menjawab, "Apa kau tidak ingat suaraku? Suaraku ini sulit di lupakan. Aku membawamu ke hotel dan walaupun aku bukan tipe orang yang peduli pada orang lain, namun aku membawamu ke rumah sakit. Dan saat kau akan pulang, aku berusaha untuk memberikan tumpangan." Ra Im mengingat sosok Joo Won dan wajahnya langsung berubah kesal, "Apa yang ingin kau bicarakan hah?" Joo Won menjawab, "Bertemulah denganku." Ra Im kebingungan, "Aku? Kenapa?" Joo Won menjawab, "Bisakah kau tidak bertanya mengapa dan langsung bertemu denganku?" Ra Im berkomentar, "Aku tidak mau." Ra Im menutup HPnya dan membuat Joo Won kesal. Joo Won berusaha kembali menelfon Ra Im, namun HP Ra Im di matikan.
Ra Im ternyata sedang sibuk mengaudisi orang-orang yang mau masuk kedalam Action School. Dan banyak para peserta yang menunjukan bakatnya di depan Ra Im, Jong Soo dan juga yang lainnya.
Joo Won datang ke Action School untuk bertemu dengan Ra Im. Joo Won bertanya keberadaan Ra Im pada salah seorang yang berjaga di depan pintu masuk, orang itu berkata, "Apakah kau tidak melihat ada barisan ini? Jika kau ingin bertemu dengan Ra Im maka kau juga harus mengantri seperti peserta audisi yang lainnya." Joo Won balas berkata, "Aku ini bukan peserta." Para peserta yang berbaris pun langsung marah pada Joo Won, "Hey kau ini harus tau bahwa kita ini mengantri. Cepat sana mengantri!!" Akhirnya Joo Won pun tidak ada pilihan lain selain mengantri.
Saat mengantri, Joo Won melihat sosok Ra Im yang tersenyum dan dia berkomentar "Wanita itu.... Bagaimanapun juga wanita itu bukalnlah orang yang telah masuk kedalam otakku dan terus berlari disana hingga menjatuhkan harga diriku. Wanita itu... Dibandingkan dengan wanita yang berlari di otakku... dia lebih terlihat mengagumkan."
Tibalah saatnya Joo Won masuk kedalam ruang audisi Action School. Ra Im tentu saja sangat kaget melihat kehadiran Joo Won. Jong Soo bertanya pada Joo Won, "Kau tidak memiliki resume?" Joo Won menjawab, "Kau akan terkejut jika melihatnya." Lalu Jong Soo kembali bertanya, "Mengapa kau berdiri di depan jika kau tidak memiliki resume?" Joo Won menjawa, "Itu karena wanita disampingmu. Karena dia tidak mau bertemu denganku walaupun aku memintanya. Apakah lenganmu baik-baik saja? Apakah kau menerima perawatan?" Teman-teman Ra Im di Action School pun langsung menatap Ra Im penasaran. Ra Im marah pada Joo Won, "Jika kau tidak datang untuk audisi lalu untuk apa kau datang?" Joo Won menjawab, "Karena ada sesuatu yang ingin aku katakan." Ra Im berkata, "Jika kau tidak datang untuk melakukan wawancara maka...." Joo Won langsung memotong oembicaraan, "Kalau begitu mari kita lakukan wawancara. Apa yang harus aku lakukan?"
Teman-teman Ra Im pun mulai mewawancarai Joo Won, "Apa bakatmu?" Joo Won dengan percaya diri menjawab, "Aku baik dalam menghasilkan uang." Teman-teman Ra Im pun langsung bertepuk tangan riuh dan berkomentar, "Wow itu bagus. Tapi bisakah kau membuntikannya pada kami sekarang?" Joo Won mengeluarkan dompetnya sebagai bukti, "Aku memiliki banyak uang. Dan sebagai informasi, Hobiku adalam menghabiskan uang." Teman Ra Im pun kembali bertepuk tangan riuh, "Baiklah kau lulus!!!" Ra Im menatap kesal pada teman-temannya dan teman-temannya pun langsung terdiam. Ra Im semakin kesal pada Joo Won yang bersikap sombong.
Ra Im pergi ke ruangan Jung Soo dan menjelaskan mengenai Joo Won, "Dia salah mengira bahwa aku ini Chae Rin. Dan ya seperti yang kau lihat, dia membawaku ke rumah sakit pada saat itu." Jung Soo menjawab singkat, "Ya aku mengerti." Ra Im berkata, "Jadi aku harap kau tidak salah paham." Jung Soo berkomentar, "Aku tidak salah paham." Ra Im berkata, "Sejak awal juga aku sudah berfikir bahwa dia itu aneh. Aku tetap tidak mengerti mengapa dia datang kemari." Jung Soo berkata, "Gil Ra Im. Dia itu bukan orang asing. Dia adalah laki-laki dan kau adalah wanita yang cantik." Ra Im terdiam mendengar kata-kata
Teman-teman Ra Im masih terus mewawancarai Joo Won, "Joo Won kami yang kaya. Apa latar belakang pendisikanmu?" Joo Won menjawab, "Universitas Columbia di Kota New York." Teman-teman Ra Im kebingungan saat mendengar itu, "Columbia? Ah tentu aku tau tempat itu. Tempay itu adalah tempat penghasil kopi..." Joo Won berkomentar, "Bukan tempat itu...." HP Joo Won berbunyi dan ada sms pada Joo Won 'Kau tidak lupa pertemuan hari ini kan?' Joo Won menutup HPnya.
Ra Im menghampiri Joo Won dan meminta Joo Won untuk mengikutinya keluar dari Action School. Ra Im langsung bertanya, "Apa maumu? Siapa kau ini sebenarnya? Apakah kau ingin membalas dendammu?" Joo Won tertawa dan bertanya, "Apakah hanya orang yang dendam padamu yang mencarimu?" Ra Im kesal dengan sikap Joo Won, "Apa kau tertawa? Apa kau pikir bahwa aku belum pernah bertemu dengan orang brengsek sepertimu sebelumnya?" Joo Won kaget, "Apa? Brengsek?" Ra Im menatap Joo Won kesal, "Kau tidak mau menutup mulutmu? Kau memiliki banyak uang? Kau menghasilkan banyak uang? Apa kau satu-satunya yang menghasilkan itu? Bukankah Oska juga menghasilkan uang?" Joo Won menjawab, "Tentu saja Oska juga menghasilkan uang. Tapi aku bisa menghasilkan uang tanpa melakukan apapun."
Ra Im memarahi Joo Won, "Aku mengatakan padamu untuk diam!! Apakah menurutmu pekerjaan itu aneh? Dan kau seorang pengangguran!!" Joo Won kesal, "Apa? Pengangguran? Aku berharap menjadi pengangguran. Tapi seberapa besar usahaku untuk hanya bermain dan tidak bekerja tapi tetap saja semua hal yang keluar dari mulutku itu selalu Ide yang bagus dan..." Ra Im memotong pembicaraan, "Mengapa kau selalu membahas hal itu? Itu sangat mengangguku! Apa tujuanmu datang kemari hah? Kau ingin mempermalukan aku selagi aku bekerja?" Joo Won mengomel, "Oh My... Bagaimana mungkin ada perempuan yang berkata seperti itu? Seharusnya kau berkata 'Mengapa kau datang ke tempatku dan itu membuatku malu?' Bukankah itu terdengar lebih baik? Kau memperlakukan aku seperti ini karena kau tidak tahu siapa aku."
Ra Im jengah dengan sikap Joo Won, "Apa kau tidak akan mengatakan apa alasanmu datang kemari?" Joo Won menjawab, "Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku datang karenamu." Ra Im kembali bertanya, Lalu mengapa kau datang karena aku?" Joo Won menjawab, "Itu lah bagian yang membingungkan aku. Walaupun aku mengatakannya, pasti orang-orang akan berfikir bahwa aku sudah gila. Baiklah anggap saja aku kemari untuk menagih biaya rumah sakit." Ra Im kaget, "Apa?" Joo Won berkata, "Biaya pengobatan itu aku lah yang membayarnya. Kau bukankah langsung pergi dengan Direkturmu itu? Aku bahkan tidak menerima ucapan 'terima kasih.'" Ra Im sangat kesal pada Joo Won, "Berapa biayanya? Aku tanya, berapa biayanya hah?" Joo Won tidak menjawab dan justru ia menanyakan pertanyaan baru, "Apakah kau selalu ada disini jika sedang tidak shooting? Apakah aku bisa menemuimu jika aku datang kemari?" Ra Im berkomentar, "Apakah kau pikir aku tinggal disini sehingga kau bisa menemuiku setiap saat? Cepat katakan saja berapa biaya rumah sakit! Bukankah kau ingin uang itu?" Joo Won terdiam dan berkata, "Ini lah sebabnya mengapa aku teris memikirkanmu. Saat dulu dan bahkan sekarang... Apa yang membuat kau aneh ini adalah... Mengapa kau terlihat lebih cantik saat kau marah?" Ra Im terdiam mendengar kata-kata Joo Won tersebut.
Joo Won tiba-tiba saja menarik jaket Ra Im. Ra Im kaget dan marah pada Joo Won, "Apa yang sedang kau lakukan hah?" Joo Won menjawab, "Aku hanya ingin memeriksanya." Jaket Ra Im pun terbuka dan luka di lengan Ra Im terlihat. Joo Won berkomentar, "Luka ini menimbulkan bekas. Ah aku pikir kau tidak akan mungkin bisa menjadi Miss Korea. Ah baiklah cukup untuk hari ini, Aku akan pergi. Aku baru ingat bahwa aku ada janji penting. Aku tidak ingin luka itu membekas jadi datanglah kembali ke rumah sakit itu." Joo Won membenarkan kembali jaket Ra Im dan kemudian dia pergi meninggalkan Ra Im yang masih terdiam dengan sikap Joo Won.
Ternyata orang yang bertemu dengan Joo Won kali ini adalah Yoon Seul lagi. Yoon Seul bilang bahwa pertemuan yang pertama itu di buat oleh Ayahnya dan pertemuan yang sekarang ini di buat oleh Ibunya dan dia melakukan hal ini karena dia ingin bertemu dengan Joo Won kembali. Joo Won hanya berkomentar, "Apakah pertemuan yang selanjutnya akan di buat oleh Pamanmu?" Yoon Seul hanya tertawa dan berkata, "Aku adalah orang yang percaya akan takdir. Dan aku pikir aku telah bertemu dengan takdirku. Yaitu kau." Joo Won tidak peduli dengan Yoon Seul dan berkomentar bahwa dia akan pergi. Yoon Seul langsung mencegah Joo Won yang pergi, "Apakah kau tidak pernah merasakan cinta pada pendangan pertama?" Joo Won berkomentar, "Walaupun kau tidak terlihat pintar, tapi aku pikir kau bukanlah orang yang mudah di taklukan laki-laki. Jika ada seorang laki-laki yang mengatakan cinta padamu saat pandnagan pertama maka kau harus memukulnya. Itu hanya alasan bagi dia untuk menaklukanmu dan dia ingin tidur bersamamu." Joo Won kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan Yoon Seul.
Yoon Seul berkomentar, "Kim Joo Won, kau benar-benar mirip dengan Hyung-mu(Oska)"
Yoon Seul berjalan keluar dari museum sambil menelelfon temannya, "Ya sisi wanita modern ku ini tidak akan ada laki-laki yang menolaknya. Tapi laki-laki ini..." Kata-kata Yoon Seul terpotong karena ternyata Oska datang ke museum itu. Yoon Seul pun dengan cepat mematikan HPnya dan menyapa Oska, "Ah tidak ada waktu untuk menghindar, bukan? Ah apakah kau kehilangan berat badanmu? Jika aku tau bahwa kita akan bertemu, aku pasti akan lebih berdandan pada pagi ini." Ada kereta dorong yang akan lewat dan Yoon Seul pun langsung menarik Oska agar tidak menutupi jalan, "Kau seharusnya tidak menghalangi jalan masuk." Oska bertanya, "Bukankah kau ada di Amerika?" Yoon Seul tersenyum, "Ah kau sudah mendengarnya."
Tiba-tiba ada seorang wartawan dari salah satu majalah yang datang dan dia kaget saat melihat Oska sedang bersama Yoon Seul. Yoon Seul berkata pada Oska, "Selamat menikmati wawancaranya dan semoga kita bertemu kembali." Yoon Seul menggunakan kaca mata hitamnya dan berjalan pergi. Wartawan itu lalu berkata pada Oska, "Jika kau memerlukan waktu bicara dengannya..." Oska segera memotong pembicaraan, "Ah tidak perlu. "
Joo Won sedang memancing di kolam belakang rumahnya sambil menelfon Ibunya, "Kapan aku mengatakan bahwa aku tidak akan bertemu dengan seorang wanita? Aku hanya tidak suka bertemu dengan wanita yang membicarakan masalah takdir. Aku lebih suka wanita yang akan menjadi Ibu yang baik dan istri yang baik. Ah wajahnya? Mengapa kau menghembuskan nafas begitu? Tentu saja dia harus cantik. Dan memiliki potongan rambut pendek, kulit yang menggelap dan tidak suka tersenyum. Seseorang yang mudah marah dan matanya yang terlihat sedih. Seseorang yang tidak bisa menjadi Miss Korea karena luka pisau." Tiba-tiba saja Joo Won membayangkan Ra Im sedang duduk si sampingnya. Joo Won berkata pada Ibunya, "Apa aku gila? Ibu.... Aku mengatakan ini untuk keselamatanku. Walaupun aku menjadi gila, Warisan itu bisakah kau memberikannya padaku? Hallo... Hallo Ibu?" Ibu Joo Won langsung memutuskan telfon karena dia merasa Anaknya itu berkata ngawur.
Joo Won menatap sosok Ra Im dengan kesal, "Ini semua karenamu!! Apakah kau akan mengurusku jika aku bangkrut?" Ra Im balas berkata, "Oh laki-laki ini memintaku bertanggung jawab." Joo Won sangat kaget saat tau bahwa Ra Im bisa membalas ucapannya, "Aissh sekarang dia bahkan bisa membalas ucapanku. Ini semua pasti imjajinasiku!!! Kapan dia bisa tersenyum? Ah apakah aku benar-benar menjadi gila?"
Ra Im pergi ke ruang ganti untuk melepaskan jaketnya. Saat melepaskan jaketnya itu Ra Im melihat luka di lengannya dan dia mengingat kembali kata-kata Joo Won pada saat mereka terakhir bertemu. Jung Soo memanggil Ra Im dan Ra Im pun langsung keluar dari ruang ganti.
Ra Im berlatih pedang dengan Jung Soo. Namun di otaknya terus berkeliaran kata-kata Joo Won, "Gil Ra Im kau ini wanita aneh tapi... Mengapa kau terlihat begitu cantik saat kau marah?" Karena memikirkan kata-kata itu maka Ra Im kehilangan konsentrasinya dan JungSoo pun membuat Ra Im terjatuh. Jung Soo langsung memarahi Ra Im, "Mengapa kau tidak konsentrasi? Apakah karena luka di tanganmu?" Ra Im menjawab, "Tidak." Jung Soo berkata, "Kalau bukan karena itu lalu karena apa? Apakah kau tetap bisa shooting dalam keadaan begitu?" Ra Im kaget mendengarnya, "Apakah akan ada shooting lagi?" Jung Soo menjawab, "Bagaimana jika shooting ini di luar negeri? Ah mulai sekarang kau istirahatlah di sini dan jangan mengikuti shooting." Ra Im tentu tidak menerima hal ini dan terus membujuk Jung Soo agar memberikan dia kembali kesempatan. Namun Jung Soo tetap pada pendiriannya untuk tidak melibatkan Ra Im pada shooting berikutnya.
Ra Im pergi keluar mengobrol dengan temannya. Teman Ra Im berkomentar, "Ambilah sisi positifnya, kau bisa beristirahat. Ah ya ngomong-ngomong... Bocah yang menghasilkan uang itu tidak pernah muncul kembali. Aku menyukainya karena dia memiliki refleks yang baik." Ra Im bertanya kebingungan, "Bagaimana kau tau itu?" Teman Ra Im menjawab, "Apa kau tidak melihat cara dia berbicara? Dia cukup cepat. Ah ya ngomong-ngomong apakah kemarin kau memukulnya?" Ra Im bertanya pada temannya, "Apakah wajahku seperti seorang gangster? Dia ini sejak awal tidak tertarik pada Action School." Teman Ra Im mengangguk mengerti, "Ah ya benar. sejak awal dia itu tertarik padamu." Ra Im tentu langsung membatah hal itu, "Bukan seperti itu. Ah mengapa kau berbuat seperti ini?" Teman Ra Im hanya berkata, "Ah baiklah aku akan berhenti. Tapi berikan HPmu padaku. Aku lupa membawa milikku jadi cepat keluarkan."
Ra Im pun memberikan HPnya pada Temannya itu. Teman Ra Im melihat kontak di HP Ra Im dan dia tertawa, "Ga Young, Jung Han Sunbae, Dry Cleaner... Ah hidupmu ini benar-benar... Ah ini 6159 adalah nomor telfon si penghasil uang itu kan?" Ra Im kaget mendengarnya, "Apa yang akan kau lakukan hah? Kumohon kembalikan itu padaku!!!"
Joo Won sedang melakukan rapat dengan para petinggi dan dia menanyakan masalah di VVIP Lounge. Sekertaris Kim pun menjawab masalah itu, "Ah itu karena karyawan yang memasukan seseorang yang bukan anggota VVIP Lounge." Joo Won bertanya, "Karyawan ini perempuankan? Apakah kau berpacaran dengannya?" Sekertaris Kim kaget mendengarnya, "Ah apa yang kau bicarakan?" Joo Won menjawab, "Kalau begitu mengapa kau membuang-buang wkatuku dengan membicarakan dia? Pecat dia!!" Sekertaris Kim kaget, "Ah maaf tapi dia sudah bekerja keras selama 5 tahun ini. Dari pada anda memutuskannya dengan terburu-buru maka sebaiknya kau cepat mengangkat telfonmu yang berbunyi ini Tuan."
Joo Won melihat HPnya dan kaget saat melihat panggilan yang masuk itu dari Ra Im. Joo Won berkomentar, "Ini nyata kan? Aku tidak sedang menghayal kan?" Para petinggi pun kebingungan dengan sikap Joo Won. Sekertaris Kim lalu berkata, "Ah panggilan itu memang nyata." Joo Won pun dengan cepat mengangkat telfon itu, "Hallo.... Hallo??"
Ra Im masih berusaha mengambil HPnya dari temannya itu dan saat dia mendapatkan HPnya kembali, dia pun kaget karena Telfonnya itu sudah terhubung dengan Joo Won. Teman Ra Im berkomentar, "Cepat bilang padanya bahwa dia sebaiknya cepat datang kemari." Ra Im pun mulai bebricara pada Joo Won, "Ini aku Gil Ra Im. Kau sebaiknya segera datang kemari. Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah audisi? Kau sebaiknya cepat datang kemari saat aku mengatakannya dengan baik-baik. Datang lah sebelum aku mematahkan tulangmu. Aku tutup telfonnya!!" Joo Won menatap HPnya kebingungan, "Hallo... Hallo!!! Ah benar-benar...." Sekertaris Kim bertanya, "Siapa?" Joo Won menjawab dengan kesal, "Siapa lain selain orang yang muncul dari mana dan membuatku gila!!!" Para petinggi langsung menatap Joo Won kebingungan.
Joo Won masih terus memandangi HPnya selagi Sekertarisnya Tuan Park mengatakan acara perayaan 25 tahun LOEL, "Ah acara utama untuk perayaan 25 tahun itu adalah undian. Dan hadiahnya adalah liburan empat hari, 3 malam bersama Oska. Dan tujuannya adalah Pulau Jeju." Joo Won tidak mendengar kata-kata itu karena dia masih terus fokus pada HPnya. Sekertaris Kim pun menyadarkan Joo Won dari lamunannya dan Joo Won berkata pada Sekertarisnya Tuan Park, "Apakah itu rencana yang terbaik?" Sekertaris Kim bertanya pada Joo Won, "Apakah kau mendengarnya?" Joo Won menjawab, "Baiklah itu rencana terbaik. Maka lanjutkan saja." Para petinggi langsung berbisik-bisik.
Joo Won berkata, "Baiklah kalian semua boleh melanjutkan pekerjaan kalian. Tapi Sekertaris Choi(Sekertarisnya Tuan Park) anda tetap disini." Para petinggi yang lainnya pun pergi dari ruangan Joo Won kecuali Sekertaris Choi. Joo Won berkata pada Sekertaris Choi, "Hmm aku ingin departemen store kita ini digunakan menjadi set shooting untuk film atau drama." Sekertaris Choi berkomentar, "Apa? Ah pada pertemuan terakhir kau mengatakan bahwa kau tidak setuju dengan hal itu." Joo Won berkata, "Apakah kau tidak mendengar kata-kata 'Hmm' pada saat dulu? Itu artinya aku sedang memikirkannya." Sekertaris Choi mengangguk mengerti dan bilang bahwa dia akan mengerjakan perintah Joo Won. Tpai kemudian Joo Won berkata, "Tapi aku tidak ingin drama atau film yang menangis sepanjang wkatu. Pilihlah film action yang membawa pedang dan ada adegang terbang. Aku sedang memikirkan cara untuk mensponsorinya."
Joo Won datang ke Action School namun saat dia datang, dia melihat ada beberapa mobil yang keluar dari Action School dan terlihat ada Ra Im di dalam mobil itu juga. Joo Won pun akhirnya membalikan mobilnya dan mengikuti mobil Action School.
Ternyata Ra Im membawa para murid baru di Action School itu menuju ke sebuah makam salah seorang Senior Action School yang meninggal saat sedang shooting. Diam-diam Joo Won mendengar kata-kata Ra Im pada juniornya itu, "Dia adalah Senior Ju Jung Hyun yang meninggal saat shooting di tahun 2007. Dia adalah seorang guru bagi kita semua. Seperti yang kalian tahu bahwa kita bekerja bukan karena ketenaran. Beberapa orang menganggap bahwa kita ini hanya seorang 'figurann' atau 'stuntman' tapi yang perlu kalian sadari bahwa kita ini adalah Bintang Laga! Kebanggaan ini lah yang kita miliki!!"
Ra Im pergi bermain voli kaki dengan para Juniornya dan saat bole keluar dari lapangan, ada yang mengambil bola itu dan ternyata yang mengambil bola itu adalah Joo Won. Joo Won tersenyum pada Ra Im, sementara Ra Im hanya menatapnya kesal. Ra Im berkata pada Juniornya, "Ambilkan bola itu." Junior Ra Im pun ingin mengambil bola di kaki Joo Won. Joo Won mencoba bergaya menendang bola namun dia justru terjatuh dan menjadi bahan tertawaan Ra Im dan para Juniornya. Tiba-tiba Joo Won menendang bola tersebut dan bola itu mengenai kepala Ra Im. Ra Im pun langsung menatap Joo Won dengan penuh kekesalan.
Joo Won berkata, "Mengapa kau ada di jalur lemparan bola itu?" Ra Im mengambil bola itu dan berjalan ke arah Joo Won yang membuat Joo Won ketakutan. Ra Im berkata, "Siap!!" Joo Won kebingungan dan akhirnya dia tertawa lalu berdiri dengan tegak. Ra Im tiba-tiba melempar bola pada Joo Won dan Joo Won kaget, "Ya!! Mengapa kau melemparkan bola secara tiba-tiba?" Ra Im menjawab, "Ah jika kau memiliki kemampuan melemparkan bola ke arah kepalaku maka seharusnya kau hebat dalam bermain bola. Kau harus menang kalau begitu!" Joo Won kebingungan, "Menang apa? Aku bahkan tidak bermain sepak bola saat di Amerika." Ra Im mengolok-olok Joo Won hingga akhirnya Joo Won setuju untuk ikut bermain bola voli kaki tapi Joo Won berkata pada Ra Im, "Jangan mengeluh jika kau mendapatkan memar karena bola yang aku tendnag!! Aku tidak akan mengalah hanya karena kau wanita!"
Permainan pun di mulai dan Joo Won benar-benar tidak bisa menendang bola sama sekali. Joo Won hanya bisa mengomel pada teman satu timnya. Ra Im yang melihat itu pun tertawa. Saatnya Ra Im melempar bola, saat bola di lempar bola itu mengarah ke wajah Joo Won namun karena Joo Won mendapatkan telfon maka Joo Won memalingkan wajahnya sehingga bola itu mengenai wajah orang yang berdiri di belakang Joo Won. Bahkan orang yang wajahnya terkana bola itu mengeluarkan darah dari hidungnya. Ra Im bertanya pada orang itu, "Apa kau baik-baik saja?" Joo Won justru mengomel pada Ra Im, "Apakah kau masih bisa bertanya baik-baik saja pada orang ini?" Joo Won lalu melihat orang itu dan berkata, "Hey kau harus melaporkan dia! Huh wanita itu sungguh berbahaya."
Ra Im pun memerintahkan para juniornya untuk melakukan 100 jumping jack dan juga 100 push up. Ra Im berkata, "Ah kalian harus perhatikan orang yang memakai baju berkilauan itu. Jangan sampai kalian menderita hanya karna satu orang!" Ra Im menatap Joo Won dengan kesal dan kemudian pergi.
Para Junior Action School pun mengeluh pada Joo Won. Joo Won berkata, "Kalian harus tau bahwa bajuku ini..." Para junior itu tidak mendengarkan dan memilih untuk langsung melakukan jumping jack. Tiba-tiba Joo Won berkata, "STOP!! Baiklah pada hari ini kalian telah bertemu dengan seorang dermawan." Joo Won mengeluarkan dompetnya dan bilang bahwa para Junior bisa menggunakan uangnya untuk makan.
Ra Im selesai keramas dan mencuci muka, saat dia menuruni tangga dia kaget karena melihat Joo Won. Ra Im bertanya, "Kenapa kau ada disini? Aku sudah katakan pada merkeka untuk memperhatikanmu. Huh benar-benar..." Ra Im berniat berjalan melewati Joo Won namun Joo Won segera menghalangi jalan dan bertanya pada Ra Im, "Mengapa kau mencuci rambutmu? Kau bisa hanya mencuci wajahmu tapi mengapa kau juga mencuci rambutmu? Biasanya wanita ingin menarik perhatian laki-laki dengan menggunakan rambut mereka yang basah dan harum sampo." Ra Im berkata, "Dengar!!" Joo Won langsung mengangkat kaki kanannya dan berkata, "Jangan coba menendang kakiku!" Ra Im menendang kaki kiri Joo Won dan berlalu pergi.
Ra Im datang ke ruang aula dan tidak ada satupun orang disana. Ra Im bertanya pada Joo Won, "Kemana mereka?" Joo Won menjawab, "Mereka pergi. Aku yang menyuruhnya pergi. Karena aku pikir kita perlu waktu sendiri." Ra Im kesal dan marah, "Apa kau sudah gila?" Joo Won menjawab, "Aku memang merasa aneh akhir-akhir ini." Ra Im berkomentar, "Karena apa? Kalau begitu pergilah berobat ke rumah sakit." Joo Won menunjuk Ra Im dan berkata, "Kaulah penyebabnya! Kemarin kau datang dan untung kau mengganti bajumu dari baju yang bernoda darah itu. Dan sepertinya mulai hari ini kau akan menghantuiku dengan rambutmu yang basah itu." Ra Im tidak mengerti apa maksud Joo WOn, "Darah apa?" Joo Won berkata, "Ah kau tidak perlu tau."
Joo Won lalu berkata, "Ah baiklah aku akan menanyakan dua pertanyaan. Kau harus menjawab dengan jujur. Ok? Kau ini lulusan dari Universitas mana? Dari Seoul? Atau mungkin dari luar negeri?" Ra Im tidak menjawab pertanyaan Joo Won dan bertanya, "Apa pertanyaan keduamu?" Joo Won pun memberikan pertanyaan kedua, "Apakah di keluargamu ada anggota keluarga yang berpengaruh? Misalnya seorang Kakek-Nenek atau Orang Tua-mu memiliki perusahaan? Atau memiliki museum atas nama mereka? Atau mungkin sebuah Univeritas?" Ra Im tertawa dan kemudian bertanya pada Joo Won, "Kau punya asuransi kesehatan kan?" Joo Won tidak mengerti maksud Ra Im. Tiba-tiba saja Ra Im membanting Joo Won ke tanah. Joo Won tentu langsung merasa kesakitan. Ra Im berkata, "Jangan cengeng. Ini adalah awal!"
Saat Ra Im mau membanting Joo Won lagi, Joo Won lah yang duluan membantung Ra Im ke atas lantai. Joo Won lalu duduk di atas Ra Im. Ra Im memberontak dan meminta agar Joo Won segera menyingkir tetapi Joo Won menolak, "Jika aku menyingkir. Apakah kau akan membanting aku lagi? Aku hanya bertanya nama orang tuamu. Apakah itu salah?" Ra Im berkata, "Mengapa kau perlu tau hal itu? Cepat menyingkir selagi aku bersikap baik padamu." Joo Won berkata, "Kau mengatakan hal itu seolah-olah aku tidak bisa mengalah kan seorang perempuan hah? Ah ya aku pikir ini saat yang tepat untuk mengatakan sesuatu. Jadi dengarkan lah dengan baik! Pakaian ini benar-benar mahal!!"
Tiba-tiba Ah Young masuk kedalam aula Action School sambil membawa kotak besar. Ah Young berhenti mengomel saat melihat Posisi Ra Im dan Joo Won. Ra Im langsung menendang Joo Won sehingga Joo Won menyingkir. Ra Im bertanya pada Ah Young, "Mengapa kau kemari?" Ah Young menjawab, "Tadi aku menelfonmu tapi tidak diangkat. Jadi aku berfikir bahwa kau pasti berada disini. Ah apakah tadi kau sedang berlatih untuk adegan melodrama?" Ra Im berkata, "Bukan itu. Ah ya tadi kau marah-marah kenapa?" Ah Young pun bercerita semuanya di depan Joo Won dan Ra Im, "Kau tau perempuan gila itu kan? Yang ada di Lounge waktu itu! Dia melapor ke CEO sehingga aku di pecat. Huh pantas saja pagi tadi cerminku pecah."
Ah Young lalu membanting kotak yang dia bawa dan isi kotak itu pun keluar, dan isinya adalah seragam Ah Young. Joo Won yang melihat seragam Ah Young pun kaget karena itu adalah seragam di LOEL. Ah Young lalu berkomentar, "Huh mengapa aku hidup di dunia yang berat? Aku tau bahwa tamu VVIP itu sangat penting tapi bagaimana mungkin mereka memecatku begitu saja tanpa mendengarkan penjelasanku? Huh CEO itu benar-benar seperti kotoran!!" Joo Won kaget mendengarnya. Ra Im berkata, "Kau seharusnya mengatakan pada mereka bahwa ini bukan kesalahanmu. Ini adalah kesalahanku." Ah Young berkata, "Mengapa ini salahmu? Ini adalah salah perempuan gila itu!! Aku akan membalas dendam dengan memasukan foto CEO kedalam forum gay!!" Joo Won kembali kaget mendengarnya, "Hah? G-gay?"
Ah Young kembali mengomel, "Huh ini terlihat jelas bahwa dia itu membenci perempuan. Ah ngomong-ngomong siapa pria itu?" Saat Joo Won mau menjawab, Ra Im langsung memotong pembicaraan Joo Won, "Kau tidak perlu tau dia. Ayo kita pergi setelah aku mengunci gedung ini. Kau cepat panggilkan taxi. Kita pulang bersama-sama. Ah ya bukankah kau bilang bahwa kau dekat dengan Sekertaris CEO itu? Coba jelaskan padanya dan minta agar dia membicarakan hal itu pada CEO mu." Ra Im tiba-tiba berlari untuk mengganti pakaiannya dan Ah Young berteriak, "Sudah kulakukan tapi itu tidak berguna!!!"
Joo Won mendekati Ah Young dan berkata, "Ya tentu saja itu tidak berguna." Ah Young kesal, "Siapa kau ini hah? Apa kau yang memecatku itu?" Joo Won menjawab, "Ah aku hendak memperkenalkan diri. Saya adalah orang yang memecatmu! Ya aku adalah kotoran yang kau bicarakan! Aku adalah CEO yang memecatmu." Ah Young tertawa dan berkata, "Huh kau mengatakannya seolah-olah kau ini sungguh-sungguh se-o-rang C-E-O. Omo kau adalah CEO!! Kau tampak gila dengan pakaianmu itu!!" Joo Won tersenyum masam sambil menatap pakaiannya.
Joo Won berkata pada Ah Young, "Kau tetap saja ikut bertanggung jawab pada kejadian di Lounge karena melanggar peraturan." Ah Young menjawab, "Tentu saja aku tau hal itu."Joo Won kembali berkata, "Ah Ra Im tidak mengetahui siapa aku sebenarnya dan aku ingin hal itu tetap terjadi." Ah Young kebingungan, "Mengapa?" Joo Won menjawab, "Apa kau tidak menonton Film? Bukankah itu yang biasa dilakukan? Dan kemudian... TADAAAA!" Ah Young mengangguk mengerti, "Ah ya. Tapi biasanya orang yang menyimpan rahasia itu akan dibunuh." Joo Won pun mengatakan bahwa Ah Young tidak jadi di pecat. Ah Young tentu senang mendengarnya.
Tapi kemudian Joo Won berkata, "Tapi tadi kau mengatakan padaku bahwa aku seorang Gay dan seperti kotoran." Ah Young pun panik, "Ah maafkan aku. Aku tadi kehilangan pikiranku sehingga tidak memikirkan kata-kata yang keluar dari mulutku. Kau adalah orang yang sungguh hebat, keren dan sexy." Joo Won tersenyum, "Ah siapa yang bisa memecat karyawan seperti anda?" Ah Young pun ikut tersenyum karena tidak jadi di pecat.
Ra Im selesai berganti baju dan menghampiri Joo Won dan Ah Young, "Apakah kau sudah mendapatkan taxi?" Ah Young berkata, "Ah aku sudah mendapatkan pekerjaanku kembali. Ah ya ngomong-ngomong tentang CEO... Dia itu tidak gay. Dia menyukai banyak wanita." Joo Won tiba-tiba berkata, "Aku pikir tidak 'Banyak' wanita." Ah Young pun memperbaiki ucapannya, "Ah ya tidak banyak wanita." Ra Im memanggil Joo Won dengan sebutan Junior dan tiba-tiba saja Ah Young memarahinya, "Ah ya ampun!! Apa kau sinting? Mengapa memanggil dia begitu? Kau akan terkejut nanti!!" Ra Im semakin bingung dengan sikap Ah Young.
Lalu tiba-tiba Ah Young mengajak Ra Im untuk minum dan makan bersama. Joo Won pun berkata bahwa dia juga ingin ikut minum bersama karena jadwalnya kosong. Ra Im ingin menolak, namun Ah Young terus memaksanya. (Padahal acara makan ini Joo Won yang meminta pada Ah Young untuk mengajak Ra Im.)
Mereka bertiga pun makan di sebuah kedai kecil. Joo Won menatap Ra Im dan Ah Young yang sejak tadi memakan kulit babi. Joo Won berkata, "Mengapa kalian harus memakan kulit babi jika ada dagingnya?" Ah Young hanya mengatakan bahwa makanan itu sangat enak. Joo Won hanya menggeleng dan bilang bahwa hal ini benar-benar aneh.
Lalu selanjutnya Joo Won mengantar Ra Im dan Ah Young untuk pulang. Ra Im langsung pergi kedalam rumah dan meninggalkan Joo Won setelah berkata, "Jika besok kau membuatku menelfon kau lagi maka kau akan mati!!" Joo Won bertanya pada Ah Young, "Apa kalian tinggal di daerah ini?" Ah Young mengangguk, "Ya sudah 4 tahun." Joo Won kembali bertanya, "Aku tidak pernah mengatakan hal ini pada seseorang, tapi apakah kalian menyewa bulanan atau tahunan?" Ah Young menjawab, "Hmm bulanan. 1 bulannya 30.000 won dan kita membagi dua biayanya. Jadi terima kasih banyak karena kau telah mengembalikan pekerjaanku." Joo Won mengerti dan meminta Ah Young segera masuk kedalam rumah. Joo Won melihat rumah itu dan berkomentar, "Kim Joo Won kau pasti sudah gila!!"
Joo Won masuk kedalam rumah Oska dan langsung membangunkannya. Oska dengan kesal pun akhirnya bangun, "Ada apa? Apa ada yang terjadi?" Joo Won bertanya, "Apakah kau pernah berpacaran dengan seseorang yang tinggal di rumah sewaan?" Oska langsung marah, "Apa kau gila? Kau membangunkan aku hanya untuk itu?" Joo Won bertanya, "Jawablah, pernah atau tidak?" Oska menjawab, "Tentu saja pernah. Ah namanya Park.. entahlah orang itu aku pacari saat bulan Mei. Dia tinggal di daerah kangnam dan biaya sewa perbulannya itu sekitar 3 atau empat juta won." Joo Won berkata, "Bukan seperti itu. Ini 30.000 won." Oska bingung, "30.000 won? Ah menyewa kamar hotel dalam satu malam." Joo Won marah, "Bukan seperti itu. Ah kau menonton National Geography kan? Di dalamnya ada semacam lalat dimana-mana, ada anak-anak miskin." Oska masih tidak mengerti, "Ah orang asing?" Joo Won benar-benar kesal pada Oska, "Ah lupakan saja."
Saat Joo Won akan pergi, tiba-tiba saja Oska bertanya "Ah apakah kau bertemu dengan Chae Rin?" Joo Won bingung dan balas bertanya, "Apakah Chae Rin tinggal di rumah sewaan juga?"
Jung Soo mengatakan pada Ra Im bahwa Ra Im bisa ikut shooting filmnya Chae Rin lagi karena Chae Rin meminta pada sutradara agar Ra Im lah yang menjadi stuntwoman-nya. Ra Im tentu saja sangat senang mendengar kabar ini.
Shooting di lakukan di LOEL. Chae Rin menghampiri Ra Im dan berkata, "Aku mengatakan pada sutradara bahwa aku tidak ingin orang lain menjadi stuntwoman-ku kecuali kau. Kau merasa berterima kasih, bukan?" Ra Im mengangguk, "Ya" Chae Rin lalu berkomentar kembali, "Aku ini cukup keren kan? Ah ya aku ada pertanyaan untukmu dan aku harap kau menjawab jujur. Bagaimana bisa kau berkenalan dengan Kim Joo Won?" Ra Im kebingungan, "Siapa itu Kim Joo Won? Apakah dia seseorang yang aku kenal?" Chae Rin ikut kebingungan, "Kalau kau tidak mengenalnya maka lupakan. Ah ya tugasmu hari ini hanya melompat dari lantai dua. Bahkan tidak ada naskah. Ah tapi kau tau kan bahwa Sutradara sangat membenci kabel pengaman? Kalau begitu selamat bekerja!!" Chae Rin meninggalkan Ra Im dengan wajah senang.
Shooting di mulai dan tugas Ra Im itu melompat dari lantai 2. Sutradara terus berpendapat bahwa aksi Ra Im itu tidak bagus, sehingga adegan itu pun di ulang berkali-kali hingga Ra Im lelah. Sementara itu Chae Rin yang melihat itu tersenyum senang. Bahkan Sutradara memarahi Ra Im di depan banyak orang, "Not Good!! Apakah kau mau shooting sepanjang hari? Kita hanya memiliki waktu 30 menit untuk shooting disini, jadi mengapa kau membuang-buang banyak waktu? Apakah kau tau betapa sulitnya menyewa tempat ini? Bahkan tempat ini tidak pernah digunakan untuk shooting." Ra Im lagi-lagi meminta maaf pada Sutradara.
Asisten Sutradara tiba-tiba datang menghampiri Sutradara, "Sutradara. Mereka bilang bahwa kita tidak perlu khawatir dengan waktu shooting. Itu permintaan khusus dari CEO. Bahkan mereka bilang bahwa CEO-nya akan turun langsung untuk melihat shooting. Ah itu dia CEO!!"
Joo Won bertanya pada Ra Im dengan bermaksud menyindir Ra Im yang sejak awal terus menerus menolak dirinya, "Bukankah kau tidak ingin tangan kotor itu memegang tanganmu?" Ra Im menatap Joo Won dengan kesal. Joo Won lalu bertanya pada Oska,"Bukankah kau datang kemari untuk membicarakan Chae Rin? Aku pikir kau tidak mengkhawatirkannya." Oska baru ingat niat awal dia menemui Joo Won, "Ah benar. Apa yang terjadi padanya? Apa kau berhasil menutup mulutnya? Hey jawab!" Joo Won menjawab, "Kalau begitu pergilah kau. Atau kau akan mati." Oska kebingungan, "Apa?" Joo Won berkata, "Ah Park Chae Rin mengambil foto-foto kalian dengan sangat baik." Oska mengerti bahwa Joo Won tidak ingin dia terlalu lama disitu, "Ah baiklah-baiklah... Aku akan segera masuk kedalam mobil." Joo Won berkata pada Oska dengan santai, "Masuklah sebelum aku menghitung hingga 3." Oska pun pamit pada Ra Im dan masuk kedalam mobil.
Joo Won menundukan kepalanya dan dia tidak menyadari bahwa Oska sudah pergi, makanya dia masih menghitung hingga 3. Saat Joo Won menegakan kepalanya, Joo Won kaget saat melihat Ra Im juga sudah berjalan pergi dari hadapannya. Joo Won tentu langsung mengomel pada Ra Im, "Wanita itu benar-benar.... Hey lihat kemari!! Aku sudah katakan padamu, jika aku sedang berbicara...." Ra Im tidak mempedulikan kata-kata Joo Won dan langsung masuk kedalam Bis.
Mobil Oska ternyata belum pergi dari tempat itu sehingga Oska kembali menemui Joo Won dan menanyakan masalah Chae Rin, "Hey apa kau melihat fotonya? Apa yang di katakan Park Chae Rin padamu? Apakah wartawan mengetahui hal ini? Apakag fotonya banyak?" Joo Won tidak mendengarkan pertanyaan Oska itu dan memilih untuk masuk kedalam mobilnya.
Di dalam bis, Ra Im bersender pada jendela dan dia tersenyum senang. Ra Im lalu mengeluarkan earphonenya dan mendengarkan lagu Oska. Dan kemudian Ra Im pun mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu...
Pada saat itu Ra Im sedang memasangkan pakaian untuk Jung Soo di lokasi shooting. Tiba-tiba ada salah seorang crew yang berteriak bahwa Oska datang. Para pemain pendukung pun langsung berlari untuk menghampiri Oska. Jung Soo menatap Ra Im dan bertanya, "Jika kau ingin bertemu dengannya maka pergilah. Bukankah kau fans Oska? Dan bukankah kalian pernah satu Film?" Ra Im menjawab, "Dia pasti tidak mengingatku. Aku bukanlah pemeran utama." (Waaah ternyata Oska masih tetep inget Ra Im, padahal Ra Im pikir kalau Oska itu tidak akan mengingatnya.)
Ra Im pulang ke rumah dan menceritakan pertemuannya dengan Oska itu pada Young Ah dan tentu saja Young Ah kaget mendengarnya, "Benarkah?" Ra Im menjawab, "Ya. Dia bahkan mengingatku dan namaku. Walaupun dia tidak berkata 'Kau selalu cantik' tapi dia berkata 'Kau selalu keren' Aku suka itu." Young Ah berkomentar, "Wow itu sangat mengejutkan. Banyak sekali perempuan cantik di sekitarnya. Apakah dia tidak sedang mabuk?" Ra Im kesal, "Tentu tidak!!"
Ra Im melihat kakinya dan dia kebingungan karena dia tidak mengenakan kaus kakinya, "Kaus kakiku..." Young Ah berkomentar, "Mungkin kau lupa memakainya." Ra Im menjwab, "Tidak. Aku yakin pagi ini aku memakainya." Young Ah bertanya, "Ah bagaimana penampilannya? Reputasinya buruk karena dia sangat kasar." Ra Im tentu saja langsung membela idolanya itu, "Tidak. Huh sepertinya aku tidak akan bertemu dia kembali. Aku akan bermimpi indah hari ini."
Joo Won pulang ke rumahnya dan Oska pun mengejarnya. Oska bertanya pada Joo Won, "Hey mengapa kau pergi begitu saja? Apa yang terjadi dengan Chae Rin?" Joo Won menjawabnya dengan kesal, "Jangan berbicara denganku. Aku sedang marah." Oska bertanya, "Mengapa kau marah? Siapa yang seharusnya marah hah?" Joo Won kemudian mengomel kesal, "Huh aku hanya mengatakan padanya bahwa aku akan mengantarnya pulang tapi dia justru pergi. Aku bahkan mengatakan akan menutup atap mobil. Huh mengapa aku menawarkan aku menawarkan tumpangan padanya? Aku benar-benar frustasi!!" Oska kebingungan dengan yang dibicarakan oleh Joo Won, "Hah? Apa yang kau bicarakan? Kau bukanlah tipe yang tertarik pada seorang stuntwoman. Kau hanya mencoba mengangguku kan? Kau mengatakan akan menjelaskan semuanya jika tadi aku masuk kedalam mobil." Joo Won berkomentar, "Kalau begitu seharusnya kau tetap di dalam mobil. Kau keluar dari mobil saat di tengah-tengah." Oska berkata, "Aku keluar karena dia sudah pergi." Joo Won membalas berkata, "Aku tidak mengatakan bahwa kau boleh keluar jika dia pergi." Oska kesal, "Ya kau tidak mengatakannya. Lalu kau mau apa? Membunuhku? Kau puas?"
Joo Won menatap Oska dengan penuh kekesalan, "Hyung. Apakah kau pikir jika Park Chae Rin membuat maslah maka aku akan melihatmu saja?" Oska terlihat senang, "Ah bocah ini. Kau telah mengurus itu kan. Aku tau bahwa kau telah mengurus hal itu karena kau ini pintar memanifulasi." Joo Won berkata, "Ah Hyung aku pikir sebaiknya kita membuat kontrak baru. Aku lebih baik mati dari pada menjadi fansnya Chae Rin." Oska bertanya, "Apa kau sedang mengancamku?" Joo Won menjawab, "Kau ternyata cepat menangkap maksudku. Besok adalah hari pertama promosi jadi kau sebaiknya berdandan yang baik dan melakukan tanda tangan." Oska kesal mendengar kata-kata Joo Won, "Benar-benar lucu!! Apakah aku gila? Ah apakah kau membeli foto-fotoku itu? " Joo Won tidak menjawabnya.
Di adakan fans meeting Oska di LOEL Departemen Store. Oska terlihat tidak nyaman karena terlalu banyak fansnya yang datang. Dari lantai 2, Joo Won dan para petinggi LOEL melihat acara tanda tangan Oska tersebut dan tentu saja Joo Won senang karena rencananya berjalan sukses dan lancar. Oska melihat Joo Won yang tersenyum dan dia pun ingin sekali marah pada Joo Won, namun Oska mengurungkan niatnya tersebut karena terlalu banyak fans yang melihatnya.
Setelah itu diadakan acara makan siang bersama dengan para petinggi di LOEL. Sekertaris Tuan Park berkomentar, "Acara hari ini sungguh sukses. Bahkan lebih sukses dari acara tahun lalu. Keberhasilan ini berkat ide-ide dari anda Tuan." Joo Won berkata, "Kalau begitu aku bisa pulang kerja lebih awal kan tapa ada yang mengutukku dari belakang?" Semua kaget mendengar kata-kata Joo Won. Tuan Park berkata, "Kau bisa diam di rumah hingga natal berakhir."
Joo Won bertanya, "Apa kau juga akan libur natal? Menanti Santa Claus?" Tuan Park berkomentar, "Apakah aku juga harus libur jika anda juga libur? Aku hanya seorang karyawan yang di bayar. Aku memiliki jantung yang lemah. Aku selalu lembur untuk menyiapkan perayaan 25 tahun LOEL. 24 Jam dalam sehari itu tidak cukup." Joo Won kesal dan berkata, "Kalah begitu lebih baik kau tidak bekerja, tapi kau memiliki semangat." Tuan Park berkata, "Kau tau kan bahwa acara perayaan akan terus berulang setiap tahunnya. Tentu lebih baik jika ada ide terbaru... namun pada akhirnya hal itu hanya akan membuat pusing dan menghabiskan banyak uang. Bukankah lebih baik jika melakukan acara yang sama dengan yang tahun lalu?" Joo Won terdiam dan menatap Tuan Park dengan penuh kebencian.
Setelah selesai makan siang itu Joo Won dan Sekertaris Kim pergi berkeliling di LOEL. Sekertaris Kim bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Joo Won menjawab, "Tentu saja tidak. Aku akan membuat berbagai cara agar dia bisa dipecat." Sekertaris Kim bertanya kembali, "Apakah anda sudah memiliki rencana di kepalamu?" Joo Won menjawab, "Aku akan melaporkannya pada Ibuku."
Joo Won sedang berdiri di depan LOEL menunggu mobilnya datang. Tiba-tiba saja Joo Won berimajinasi bahwa Ra Im sedang berdiri di sampingnya. Oska keluar dari dalam LOEL dan para fans langsung menghampirinya. Oska melihat sosok Joo Won dan ingin sekali marah padanya, namun Oska tidak bisa marah pada Joo Won karena di sekelilingnya sedang ada fans. Mobil Joo Won datang dan dia pun langsung pergi.
Oska bertanya pada supirnya, "Dimana Manager?" Supirnya itu menjawab bahwa Manager sedang mencari Sutradara Musik untuk MV terbarunya Oska dan bahkan Sutradara ini seorang wanita. Oska pun bertanya, "Wanita? Apakah dia cantik?"
Ternyata Sutradara wanita yang di maksudkan itu adalah Yoon Seul. Manager sepertinya sudah mengenal Yoon Seul, "Hmm bagaimana bisa?" Yoon Seul menjawab, "Bukankah Produser Park mengatakan bahwa aku ini seorang Sutradara yang bagus? Kau membuatku malu karena kau begitu terkejut. Walaupun aku biasanya hanya mengerjakan proyek Iklan, namun aku ingin wawasanku semakin luas sehingga mengambil proyek ini."
Manager berkomentar, "Aku tidak yakin dengan ini. Aku tidak tahu tapi Woo Young(Nama asli Oska)..." Tiba-tiba Yoon Seul memotong pembicaraan, "Aku mengerti. Aku adalah satu-satunya orang yang dapat mengendalikan Woo Young. Hmm aku dengar tidak ada satupun Sutradara yang mau bekerja sama dengannya. Walaupun ada yang mau, Apakah dia bisa mengatur Woo Young? Saat di album ke6, bukankah proyek shooting berhenti di tengah jalan? Jadi serahkan proyek ini padaku. Aku tidak bermaksud untuk kembali bersama dengan Woo Young. Ah aku membawakan storyboard untukmu." Yoon Seul mengelurkn Storyboard dan di berikan pada Manager.
Manager bertanya, "Mengapa kau melakukan ini?" Yoon Seul menjawab, "Aku tidak ingin membuat Woo Young mengingatku sebagai cinta pertamanya. Karena kita akan segera menjadi keluarga." Manager kebingungan mendengarnya, "Hah? Keluarga?" (Maksud Yoon Seul ini mereka akan segera menjadi keluarga karena Yoon Seul akan menikah dengan Joo Won. Ingat acara kencan buta Yoon Seul dan Joo Won kan?)
Joo Won sedang berjalan di taman dan dia mendapatkan panggilan telfon, "Kencan buta? Ya aku akan datang. Besok jam 7? Ya di tempat seperti biasa." Joo Won mematikan HPnya dan berjalan di taman. Joo Won lagi-lagi membayangkan bahwa Ra Im sedang ikut berjalan bersamanya. Joo Won berhenti berjalan dan bertanya pada dirinya sendiri, "Mengapa aku memikirkan wanita itu? Ah berhenti memikirkannya..." Lalu Joo Won berusaha menyanyikan satu buah lagu untuk melupakan Ra Im.
Malam harinya Joo Won sedang membaca buku. Dan lagi-lagi Joo Won membayangkan Ra Im sedang duduk si sampingnya. Joo Won menatap Ra Im dan berkata, "Ah hal ini benar-benar membuatku gila. Hey bisakah sekali-kali kau mengganti pakaianmu? Pakaian yang kau pakai itu berlumuran darah!" !(Pakaian yang Ra Im imajinasi Joo Won itu masih tetap sama dengan baju yang di pakai oleh Ra Im saat lengannya terluka.)
Ra Im tiba-tiba berdiri di depan Joo Won dan Joo Won berkata, "Aku tidak tahu mengapa aku terus memikirkanmu. Tapi yang pasti kau ini jauh dari tipe idamanku." Tiba-tiba saja sosok Ra Im berubah menjadi perempuan yang sexy dan Joo Won kaget melihatnya, "Kapan aku membayangkan hal ini? Ah ya baiklah aku membayangkannya. Tapi kau ini jauh dari tipe idealku! Bagaimanapun juga kau harus pintar!" Tiba-tiba saja sosok Ra Im itu berubah kembali menjadi sosok wanita yang pintar. Joo Won berkata kembali, "Dan kau usianya harus dibawah 24 tahun!!" Sosok Ra Im kembali berubah menjadi Perempuan yang muda dengan rambut yang di ikat dua dan berkata pada Joo Won, "Oppa...." Joo Won kembali mengubah tipe idealnya, "Dan tentu saja harus masuk dalam daftar 30 keluarga terkaya..." Ra Im kembali berubah menjadi sosok wanita yang glamour. Joo Won menghapus imajinasinya itu dengan kembali menyanyikan lagu aneh.
Joo Won datang ke rumah Oska dan membawakan minuman untuknya, namun Oska menolak untuk berbicara dengan Joo Won. Joo Won berusaha untuk membujuk Oska, "Kau masih marah? Baiklah aku akan pergi. Tapi... Wanita yang bertemu denganmu di dekat rumah sakit itu." Oska menatap Joo Won dan bertanya, "Gil Ra Im? Ada apa dengan dia?" Joo Won kembali bertanya, "Apakah kau punya nomornya?" Oska balik bertanya, "Bagaimana jika aku tau?" Joo Won tidak menjawab dan justru tetap memberikan pertanyaan pada Oska, "Punya atau tidak??" Oska menjawab, "Tentu saja tidak! Kami hanya bertemu sekali dan itu sudah lama sekali." Joo Won kesal dan berteriak pada Oska, "Jika kau tidak punya nomornya maka katakanlah sejak awal!!"
Joo Won mengambil kembali minuman yang awalnya diberikan pada Oska. Joo Won lalu kembali bertanya, "Ah apakah kau punya nomor Park Chae Rin?" Oska berteriak kesal, "Apa yang kau inginkan dari Park Chae Rin?" Tapi kemudian Oska mengecilkan nada suaranya dan bertanya pada Joo Won, "Ah apakah kau benar-benar membeli foto-foto itu?"
Keesokan harinya Joo Won bertemu dengan Chae Rin. Joo Won kesal dengan cara minum kopi Chae Rin yang sangat pelan, "Bisakah kau minum kopimu dengan lebih cepat? Aku hanya ingin meminta nomor telfon dan pergi secepatnya." Chae Rin tersenyum, "Ah kau pasti sangat sibuk. Kalau begitu berikan HPmu dan aku akan memasukan nomorku. Sebenarnya karena kau menelfonku ke agensi, aku sangat malu karena orang-orang langsung menatap padaku. Mana HPmu?" Joo Won berkomentar, "Aku tidak membicarakan mengenai nomormu. Aku membicarakan nomor wanita yang meggunakan pakaian yang sama denganmu." Chae Rin kaget mendengarnya, "Hah? Apa?"
Joo Won menjawab, "Wanita itu... Dia terlihat seperti laki-laki. Saat dia menatap ke bawah, dia sungguh chic. Dan saat dia menatap keatas, matanya berkilau. Wanita yang sulit di lupakan. Stuntwoman-mu itu. Apa kau tidak mempunyai nomornya?" Chae Rin bertanya, "Apakah itu alasanmu memintaku bertemu?" Joo Won menjawab, "Ya. Aku tidak menemukan nomornya di Internet. Dan aku rasa akan tidak sopan jika meminta seseorang untuk mencari nomor telfonnya. Aku pikir kau adalah cara yang tercepat." Chae Rin kembali bertanya, "Jika aku memberikannya, lalu apa yang akan aku dapat?" Joo Won menjawab, "Jika ada seseorang yang ingin kau temui namun kau tidak dapat menemukannya maka aku akan memberi tahumu keberadaannya. Contohnya jika seseorang tidak mengangkat telfonmu, hmm Oska?"
Pada akhirnya Joo Won mendapatkan nomor HP Ra Im. Joo Won memberanikan diri untuk menelfon Ra Im, "Hallo Gil Ra Im?" Ra Im mengangkat telfonnya dengan kebingungan, "Hmm ya. Siapa ini?" Joo Won menjawab, "Apa kau tidak ingat suaraku? Suaraku ini sulit di lupakan. Aku membawamu ke hotel dan walaupun aku bukan tipe orang yang peduli pada orang lain, namun aku membawamu ke rumah sakit. Dan saat kau akan pulang, aku berusaha untuk memberikan tumpangan." Ra Im mengingat sosok Joo Won dan wajahnya langsung berubah kesal, "Apa yang ingin kau bicarakan hah?" Joo Won menjawab, "Bertemulah denganku." Ra Im kebingungan, "Aku? Kenapa?" Joo Won menjawab, "Bisakah kau tidak bertanya mengapa dan langsung bertemu denganku?" Ra Im berkomentar, "Aku tidak mau." Ra Im menutup HPnya dan membuat Joo Won kesal. Joo Won berusaha kembali menelfon Ra Im, namun HP Ra Im di matikan.
Ra Im ternyata sedang sibuk mengaudisi orang-orang yang mau masuk kedalam Action School. Dan banyak para peserta yang menunjukan bakatnya di depan Ra Im, Jong Soo dan juga yang lainnya.
Joo Won datang ke Action School untuk bertemu dengan Ra Im. Joo Won bertanya keberadaan Ra Im pada salah seorang yang berjaga di depan pintu masuk, orang itu berkata, "Apakah kau tidak melihat ada barisan ini? Jika kau ingin bertemu dengan Ra Im maka kau juga harus mengantri seperti peserta audisi yang lainnya." Joo Won balas berkata, "Aku ini bukan peserta." Para peserta yang berbaris pun langsung marah pada Joo Won, "Hey kau ini harus tau bahwa kita ini mengantri. Cepat sana mengantri!!" Akhirnya Joo Won pun tidak ada pilihan lain selain mengantri.
Saat mengantri, Joo Won melihat sosok Ra Im yang tersenyum dan dia berkomentar "Wanita itu.... Bagaimanapun juga wanita itu bukalnlah orang yang telah masuk kedalam otakku dan terus berlari disana hingga menjatuhkan harga diriku. Wanita itu... Dibandingkan dengan wanita yang berlari di otakku... dia lebih terlihat mengagumkan."
Tibalah saatnya Joo Won masuk kedalam ruang audisi Action School. Ra Im tentu saja sangat kaget melihat kehadiran Joo Won. Jong Soo bertanya pada Joo Won, "Kau tidak memiliki resume?" Joo Won menjawab, "Kau akan terkejut jika melihatnya." Lalu Jong Soo kembali bertanya, "Mengapa kau berdiri di depan jika kau tidak memiliki resume?" Joo Won menjawa, "Itu karena wanita disampingmu. Karena dia tidak mau bertemu denganku walaupun aku memintanya. Apakah lenganmu baik-baik saja? Apakah kau menerima perawatan?" Teman-teman Ra Im di Action School pun langsung menatap Ra Im penasaran. Ra Im marah pada Joo Won, "Jika kau tidak datang untuk audisi lalu untuk apa kau datang?" Joo Won menjawab, "Karena ada sesuatu yang ingin aku katakan." Ra Im berkata, "Jika kau tidak datang untuk melakukan wawancara maka...." Joo Won langsung memotong oembicaraan, "Kalau begitu mari kita lakukan wawancara. Apa yang harus aku lakukan?"
Teman-teman Ra Im pun mulai mewawancarai Joo Won, "Apa bakatmu?" Joo Won dengan percaya diri menjawab, "Aku baik dalam menghasilkan uang." Teman-teman Ra Im pun langsung bertepuk tangan riuh dan berkomentar, "Wow itu bagus. Tapi bisakah kau membuntikannya pada kami sekarang?" Joo Won mengeluarkan dompetnya sebagai bukti, "Aku memiliki banyak uang. Dan sebagai informasi, Hobiku adalam menghabiskan uang." Teman Ra Im pun kembali bertepuk tangan riuh, "Baiklah kau lulus!!!" Ra Im menatap kesal pada teman-temannya dan teman-temannya pun langsung terdiam. Ra Im semakin kesal pada Joo Won yang bersikap sombong.
Ra Im pergi ke ruangan Jung Soo dan menjelaskan mengenai Joo Won, "Dia salah mengira bahwa aku ini Chae Rin. Dan ya seperti yang kau lihat, dia membawaku ke rumah sakit pada saat itu." Jung Soo menjawab singkat, "Ya aku mengerti." Ra Im berkata, "Jadi aku harap kau tidak salah paham." Jung Soo berkomentar, "Aku tidak salah paham." Ra Im berkata, "Sejak awal juga aku sudah berfikir bahwa dia itu aneh. Aku tetap tidak mengerti mengapa dia datang kemari." Jung Soo berkata, "Gil Ra Im. Dia itu bukan orang asing. Dia adalah laki-laki dan kau adalah wanita yang cantik." Ra Im terdiam mendengar kata-kata
Teman-teman Ra Im masih terus mewawancarai Joo Won, "Joo Won kami yang kaya. Apa latar belakang pendisikanmu?" Joo Won menjawab, "Universitas Columbia di Kota New York." Teman-teman Ra Im kebingungan saat mendengar itu, "Columbia? Ah tentu aku tau tempat itu. Tempay itu adalah tempat penghasil kopi..." Joo Won berkomentar, "Bukan tempat itu...." HP Joo Won berbunyi dan ada sms pada Joo Won 'Kau tidak lupa pertemuan hari ini kan?' Joo Won menutup HPnya.
Ra Im menghampiri Joo Won dan meminta Joo Won untuk mengikutinya keluar dari Action School. Ra Im langsung bertanya, "Apa maumu? Siapa kau ini sebenarnya? Apakah kau ingin membalas dendammu?" Joo Won tertawa dan bertanya, "Apakah hanya orang yang dendam padamu yang mencarimu?" Ra Im kesal dengan sikap Joo Won, "Apa kau tertawa? Apa kau pikir bahwa aku belum pernah bertemu dengan orang brengsek sepertimu sebelumnya?" Joo Won kaget, "Apa? Brengsek?" Ra Im menatap Joo Won kesal, "Kau tidak mau menutup mulutmu? Kau memiliki banyak uang? Kau menghasilkan banyak uang? Apa kau satu-satunya yang menghasilkan itu? Bukankah Oska juga menghasilkan uang?" Joo Won menjawab, "Tentu saja Oska juga menghasilkan uang. Tapi aku bisa menghasilkan uang tanpa melakukan apapun."
Ra Im memarahi Joo Won, "Aku mengatakan padamu untuk diam!! Apakah menurutmu pekerjaan itu aneh? Dan kau seorang pengangguran!!" Joo Won kesal, "Apa? Pengangguran? Aku berharap menjadi pengangguran. Tapi seberapa besar usahaku untuk hanya bermain dan tidak bekerja tapi tetap saja semua hal yang keluar dari mulutku itu selalu Ide yang bagus dan..." Ra Im memotong pembicaraan, "Mengapa kau selalu membahas hal itu? Itu sangat mengangguku! Apa tujuanmu datang kemari hah? Kau ingin mempermalukan aku selagi aku bekerja?" Joo Won mengomel, "Oh My... Bagaimana mungkin ada perempuan yang berkata seperti itu? Seharusnya kau berkata 'Mengapa kau datang ke tempatku dan itu membuatku malu?' Bukankah itu terdengar lebih baik? Kau memperlakukan aku seperti ini karena kau tidak tahu siapa aku."
Ra Im jengah dengan sikap Joo Won, "Apa kau tidak akan mengatakan apa alasanmu datang kemari?" Joo Won menjawab, "Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku datang karenamu." Ra Im kembali bertanya, Lalu mengapa kau datang karena aku?" Joo Won menjawab, "Itu lah bagian yang membingungkan aku. Walaupun aku mengatakannya, pasti orang-orang akan berfikir bahwa aku sudah gila. Baiklah anggap saja aku kemari untuk menagih biaya rumah sakit." Ra Im kaget, "Apa?" Joo Won berkata, "Biaya pengobatan itu aku lah yang membayarnya. Kau bukankah langsung pergi dengan Direkturmu itu? Aku bahkan tidak menerima ucapan 'terima kasih.'" Ra Im sangat kesal pada Joo Won, "Berapa biayanya? Aku tanya, berapa biayanya hah?" Joo Won tidak menjawab dan justru ia menanyakan pertanyaan baru, "Apakah kau selalu ada disini jika sedang tidak shooting? Apakah aku bisa menemuimu jika aku datang kemari?" Ra Im berkomentar, "Apakah kau pikir aku tinggal disini sehingga kau bisa menemuiku setiap saat? Cepat katakan saja berapa biaya rumah sakit! Bukankah kau ingin uang itu?" Joo Won terdiam dan berkata, "Ini lah sebabnya mengapa aku teris memikirkanmu. Saat dulu dan bahkan sekarang... Apa yang membuat kau aneh ini adalah... Mengapa kau terlihat lebih cantik saat kau marah?" Ra Im terdiam mendengar kata-kata Joo Won tersebut.
Joo Won tiba-tiba saja menarik jaket Ra Im. Ra Im kaget dan marah pada Joo Won, "Apa yang sedang kau lakukan hah?" Joo Won menjawab, "Aku hanya ingin memeriksanya." Jaket Ra Im pun terbuka dan luka di lengan Ra Im terlihat. Joo Won berkomentar, "Luka ini menimbulkan bekas. Ah aku pikir kau tidak akan mungkin bisa menjadi Miss Korea. Ah baiklah cukup untuk hari ini, Aku akan pergi. Aku baru ingat bahwa aku ada janji penting. Aku tidak ingin luka itu membekas jadi datanglah kembali ke rumah sakit itu." Joo Won membenarkan kembali jaket Ra Im dan kemudian dia pergi meninggalkan Ra Im yang masih terdiam dengan sikap Joo Won.
Ternyata orang yang bertemu dengan Joo Won kali ini adalah Yoon Seul lagi. Yoon Seul bilang bahwa pertemuan yang pertama itu di buat oleh Ayahnya dan pertemuan yang sekarang ini di buat oleh Ibunya dan dia melakukan hal ini karena dia ingin bertemu dengan Joo Won kembali. Joo Won hanya berkomentar, "Apakah pertemuan yang selanjutnya akan di buat oleh Pamanmu?" Yoon Seul hanya tertawa dan berkata, "Aku adalah orang yang percaya akan takdir. Dan aku pikir aku telah bertemu dengan takdirku. Yaitu kau." Joo Won tidak peduli dengan Yoon Seul dan berkomentar bahwa dia akan pergi. Yoon Seul langsung mencegah Joo Won yang pergi, "Apakah kau tidak pernah merasakan cinta pada pendangan pertama?" Joo Won berkomentar, "Walaupun kau tidak terlihat pintar, tapi aku pikir kau bukanlah orang yang mudah di taklukan laki-laki. Jika ada seorang laki-laki yang mengatakan cinta padamu saat pandnagan pertama maka kau harus memukulnya. Itu hanya alasan bagi dia untuk menaklukanmu dan dia ingin tidur bersamamu." Joo Won kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan Yoon Seul.
Yoon Seul berkomentar, "Kim Joo Won, kau benar-benar mirip dengan Hyung-mu(Oska)"
Yoon Seul berjalan keluar dari museum sambil menelelfon temannya, "Ya sisi wanita modern ku ini tidak akan ada laki-laki yang menolaknya. Tapi laki-laki ini..." Kata-kata Yoon Seul terpotong karena ternyata Oska datang ke museum itu. Yoon Seul pun dengan cepat mematikan HPnya dan menyapa Oska, "Ah tidak ada waktu untuk menghindar, bukan? Ah apakah kau kehilangan berat badanmu? Jika aku tau bahwa kita akan bertemu, aku pasti akan lebih berdandan pada pagi ini." Ada kereta dorong yang akan lewat dan Yoon Seul pun langsung menarik Oska agar tidak menutupi jalan, "Kau seharusnya tidak menghalangi jalan masuk." Oska bertanya, "Bukankah kau ada di Amerika?" Yoon Seul tersenyum, "Ah kau sudah mendengarnya."
Tiba-tiba ada seorang wartawan dari salah satu majalah yang datang dan dia kaget saat melihat Oska sedang bersama Yoon Seul. Yoon Seul berkata pada Oska, "Selamat menikmati wawancaranya dan semoga kita bertemu kembali." Yoon Seul menggunakan kaca mata hitamnya dan berjalan pergi. Wartawan itu lalu berkata pada Oska, "Jika kau memerlukan waktu bicara dengannya..." Oska segera memotong pembicaraan, "Ah tidak perlu. "
Joo Won sedang memancing di kolam belakang rumahnya sambil menelfon Ibunya, "Kapan aku mengatakan bahwa aku tidak akan bertemu dengan seorang wanita? Aku hanya tidak suka bertemu dengan wanita yang membicarakan masalah takdir. Aku lebih suka wanita yang akan menjadi Ibu yang baik dan istri yang baik. Ah wajahnya? Mengapa kau menghembuskan nafas begitu? Tentu saja dia harus cantik. Dan memiliki potongan rambut pendek, kulit yang menggelap dan tidak suka tersenyum. Seseorang yang mudah marah dan matanya yang terlihat sedih. Seseorang yang tidak bisa menjadi Miss Korea karena luka pisau." Tiba-tiba saja Joo Won membayangkan Ra Im sedang duduk si sampingnya. Joo Won berkata pada Ibunya, "Apa aku gila? Ibu.... Aku mengatakan ini untuk keselamatanku. Walaupun aku menjadi gila, Warisan itu bisakah kau memberikannya padaku? Hallo... Hallo Ibu?" Ibu Joo Won langsung memutuskan telfon karena dia merasa Anaknya itu berkata ngawur.
Joo Won menatap sosok Ra Im dengan kesal, "Ini semua karenamu!! Apakah kau akan mengurusku jika aku bangkrut?" Ra Im balas berkata, "Oh laki-laki ini memintaku bertanggung jawab." Joo Won sangat kaget saat tau bahwa Ra Im bisa membalas ucapannya, "Aissh sekarang dia bahkan bisa membalas ucapanku. Ini semua pasti imjajinasiku!!! Kapan dia bisa tersenyum? Ah apakah aku benar-benar menjadi gila?"
Ra Im pergi ke ruang ganti untuk melepaskan jaketnya. Saat melepaskan jaketnya itu Ra Im melihat luka di lengannya dan dia mengingat kembali kata-kata Joo Won pada saat mereka terakhir bertemu. Jung Soo memanggil Ra Im dan Ra Im pun langsung keluar dari ruang ganti.
Ra Im berlatih pedang dengan Jung Soo. Namun di otaknya terus berkeliaran kata-kata Joo Won, "Gil Ra Im kau ini wanita aneh tapi... Mengapa kau terlihat begitu cantik saat kau marah?" Karena memikirkan kata-kata itu maka Ra Im kehilangan konsentrasinya dan JungSoo pun membuat Ra Im terjatuh. Jung Soo langsung memarahi Ra Im, "Mengapa kau tidak konsentrasi? Apakah karena luka di tanganmu?" Ra Im menjawab, "Tidak." Jung Soo berkata, "Kalau bukan karena itu lalu karena apa? Apakah kau tetap bisa shooting dalam keadaan begitu?" Ra Im kaget mendengarnya, "Apakah akan ada shooting lagi?" Jung Soo menjawab, "Bagaimana jika shooting ini di luar negeri? Ah mulai sekarang kau istirahatlah di sini dan jangan mengikuti shooting." Ra Im tentu tidak menerima hal ini dan terus membujuk Jung Soo agar memberikan dia kembali kesempatan. Namun Jung Soo tetap pada pendiriannya untuk tidak melibatkan Ra Im pada shooting berikutnya.
Ra Im pergi keluar mengobrol dengan temannya. Teman Ra Im berkomentar, "Ambilah sisi positifnya, kau bisa beristirahat. Ah ya ngomong-ngomong... Bocah yang menghasilkan uang itu tidak pernah muncul kembali. Aku menyukainya karena dia memiliki refleks yang baik." Ra Im bertanya kebingungan, "Bagaimana kau tau itu?" Teman Ra Im menjawab, "Apa kau tidak melihat cara dia berbicara? Dia cukup cepat. Ah ya ngomong-ngomong apakah kemarin kau memukulnya?" Ra Im bertanya pada temannya, "Apakah wajahku seperti seorang gangster? Dia ini sejak awal tidak tertarik pada Action School." Teman Ra Im mengangguk mengerti, "Ah ya benar. sejak awal dia itu tertarik padamu." Ra Im tentu langsung membatah hal itu, "Bukan seperti itu. Ah mengapa kau berbuat seperti ini?" Teman Ra Im hanya berkata, "Ah baiklah aku akan berhenti. Tapi berikan HPmu padaku. Aku lupa membawa milikku jadi cepat keluarkan."
Ra Im pun memberikan HPnya pada Temannya itu. Teman Ra Im melihat kontak di HP Ra Im dan dia tertawa, "Ga Young, Jung Han Sunbae, Dry Cleaner... Ah hidupmu ini benar-benar... Ah ini 6159 adalah nomor telfon si penghasil uang itu kan?" Ra Im kaget mendengarnya, "Apa yang akan kau lakukan hah? Kumohon kembalikan itu padaku!!!"
Joo Won sedang melakukan rapat dengan para petinggi dan dia menanyakan masalah di VVIP Lounge. Sekertaris Kim pun menjawab masalah itu, "Ah itu karena karyawan yang memasukan seseorang yang bukan anggota VVIP Lounge." Joo Won bertanya, "Karyawan ini perempuankan? Apakah kau berpacaran dengannya?" Sekertaris Kim kaget mendengarnya, "Ah apa yang kau bicarakan?" Joo Won menjawab, "Kalau begitu mengapa kau membuang-buang wkatuku dengan membicarakan dia? Pecat dia!!" Sekertaris Kim kaget, "Ah maaf tapi dia sudah bekerja keras selama 5 tahun ini. Dari pada anda memutuskannya dengan terburu-buru maka sebaiknya kau cepat mengangkat telfonmu yang berbunyi ini Tuan."
Joo Won melihat HPnya dan kaget saat melihat panggilan yang masuk itu dari Ra Im. Joo Won berkomentar, "Ini nyata kan? Aku tidak sedang menghayal kan?" Para petinggi pun kebingungan dengan sikap Joo Won. Sekertaris Kim lalu berkata, "Ah panggilan itu memang nyata." Joo Won pun dengan cepat mengangkat telfon itu, "Hallo.... Hallo??"
Ra Im masih berusaha mengambil HPnya dari temannya itu dan saat dia mendapatkan HPnya kembali, dia pun kaget karena Telfonnya itu sudah terhubung dengan Joo Won. Teman Ra Im berkomentar, "Cepat bilang padanya bahwa dia sebaiknya cepat datang kemari." Ra Im pun mulai bebricara pada Joo Won, "Ini aku Gil Ra Im. Kau sebaiknya segera datang kemari. Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah audisi? Kau sebaiknya cepat datang kemari saat aku mengatakannya dengan baik-baik. Datang lah sebelum aku mematahkan tulangmu. Aku tutup telfonnya!!" Joo Won menatap HPnya kebingungan, "Hallo... Hallo!!! Ah benar-benar...." Sekertaris Kim bertanya, "Siapa?" Joo Won menjawab dengan kesal, "Siapa lain selain orang yang muncul dari mana dan membuatku gila!!!" Para petinggi langsung menatap Joo Won kebingungan.
Joo Won masih terus memandangi HPnya selagi Sekertarisnya Tuan Park mengatakan acara perayaan 25 tahun LOEL, "Ah acara utama untuk perayaan 25 tahun itu adalah undian. Dan hadiahnya adalah liburan empat hari, 3 malam bersama Oska. Dan tujuannya adalah Pulau Jeju." Joo Won tidak mendengar kata-kata itu karena dia masih terus fokus pada HPnya. Sekertaris Kim pun menyadarkan Joo Won dari lamunannya dan Joo Won berkata pada Sekertarisnya Tuan Park, "Apakah itu rencana yang terbaik?" Sekertaris Kim bertanya pada Joo Won, "Apakah kau mendengarnya?" Joo Won menjawab, "Baiklah itu rencana terbaik. Maka lanjutkan saja." Para petinggi langsung berbisik-bisik.
Joo Won berkata, "Baiklah kalian semua boleh melanjutkan pekerjaan kalian. Tapi Sekertaris Choi(Sekertarisnya Tuan Park) anda tetap disini." Para petinggi yang lainnya pun pergi dari ruangan Joo Won kecuali Sekertaris Choi. Joo Won berkata pada Sekertaris Choi, "Hmm aku ingin departemen store kita ini digunakan menjadi set shooting untuk film atau drama." Sekertaris Choi berkomentar, "Apa? Ah pada pertemuan terakhir kau mengatakan bahwa kau tidak setuju dengan hal itu." Joo Won berkata, "Apakah kau tidak mendengar kata-kata 'Hmm' pada saat dulu? Itu artinya aku sedang memikirkannya." Sekertaris Choi mengangguk mengerti dan bilang bahwa dia akan mengerjakan perintah Joo Won. Tpai kemudian Joo Won berkata, "Tapi aku tidak ingin drama atau film yang menangis sepanjang wkatu. Pilihlah film action yang membawa pedang dan ada adegang terbang. Aku sedang memikirkan cara untuk mensponsorinya."
Joo Won datang ke Action School namun saat dia datang, dia melihat ada beberapa mobil yang keluar dari Action School dan terlihat ada Ra Im di dalam mobil itu juga. Joo Won pun akhirnya membalikan mobilnya dan mengikuti mobil Action School.
Ternyata Ra Im membawa para murid baru di Action School itu menuju ke sebuah makam salah seorang Senior Action School yang meninggal saat sedang shooting. Diam-diam Joo Won mendengar kata-kata Ra Im pada juniornya itu, "Dia adalah Senior Ju Jung Hyun yang meninggal saat shooting di tahun 2007. Dia adalah seorang guru bagi kita semua. Seperti yang kalian tahu bahwa kita bekerja bukan karena ketenaran. Beberapa orang menganggap bahwa kita ini hanya seorang 'figurann' atau 'stuntman' tapi yang perlu kalian sadari bahwa kita ini adalah Bintang Laga! Kebanggaan ini lah yang kita miliki!!"
Ra Im pergi bermain voli kaki dengan para Juniornya dan saat bole keluar dari lapangan, ada yang mengambil bola itu dan ternyata yang mengambil bola itu adalah Joo Won. Joo Won tersenyum pada Ra Im, sementara Ra Im hanya menatapnya kesal. Ra Im berkata pada Juniornya, "Ambilkan bola itu." Junior Ra Im pun ingin mengambil bola di kaki Joo Won. Joo Won mencoba bergaya menendang bola namun dia justru terjatuh dan menjadi bahan tertawaan Ra Im dan para Juniornya. Tiba-tiba Joo Won menendang bola tersebut dan bola itu mengenai kepala Ra Im. Ra Im pun langsung menatap Joo Won dengan penuh kekesalan.
Joo Won berkata, "Mengapa kau ada di jalur lemparan bola itu?" Ra Im mengambil bola itu dan berjalan ke arah Joo Won yang membuat Joo Won ketakutan. Ra Im berkata, "Siap!!" Joo Won kebingungan dan akhirnya dia tertawa lalu berdiri dengan tegak. Ra Im tiba-tiba melempar bola pada Joo Won dan Joo Won kaget, "Ya!! Mengapa kau melemparkan bola secara tiba-tiba?" Ra Im menjawab, "Ah jika kau memiliki kemampuan melemparkan bola ke arah kepalaku maka seharusnya kau hebat dalam bermain bola. Kau harus menang kalau begitu!" Joo Won kebingungan, "Menang apa? Aku bahkan tidak bermain sepak bola saat di Amerika." Ra Im mengolok-olok Joo Won hingga akhirnya Joo Won setuju untuk ikut bermain bola voli kaki tapi Joo Won berkata pada Ra Im, "Jangan mengeluh jika kau mendapatkan memar karena bola yang aku tendnag!! Aku tidak akan mengalah hanya karena kau wanita!"
Permainan pun di mulai dan Joo Won benar-benar tidak bisa menendang bola sama sekali. Joo Won hanya bisa mengomel pada teman satu timnya. Ra Im yang melihat itu pun tertawa. Saatnya Ra Im melempar bola, saat bola di lempar bola itu mengarah ke wajah Joo Won namun karena Joo Won mendapatkan telfon maka Joo Won memalingkan wajahnya sehingga bola itu mengenai wajah orang yang berdiri di belakang Joo Won. Bahkan orang yang wajahnya terkana bola itu mengeluarkan darah dari hidungnya. Ra Im bertanya pada orang itu, "Apa kau baik-baik saja?" Joo Won justru mengomel pada Ra Im, "Apakah kau masih bisa bertanya baik-baik saja pada orang ini?" Joo Won lalu melihat orang itu dan berkata, "Hey kau harus melaporkan dia! Huh wanita itu sungguh berbahaya."
Ra Im pun memerintahkan para juniornya untuk melakukan 100 jumping jack dan juga 100 push up. Ra Im berkata, "Ah kalian harus perhatikan orang yang memakai baju berkilauan itu. Jangan sampai kalian menderita hanya karna satu orang!" Ra Im menatap Joo Won dengan kesal dan kemudian pergi.
Para Junior Action School pun mengeluh pada Joo Won. Joo Won berkata, "Kalian harus tau bahwa bajuku ini..." Para junior itu tidak mendengarkan dan memilih untuk langsung melakukan jumping jack. Tiba-tiba Joo Won berkata, "STOP!! Baiklah pada hari ini kalian telah bertemu dengan seorang dermawan." Joo Won mengeluarkan dompetnya dan bilang bahwa para Junior bisa menggunakan uangnya untuk makan.
Ra Im selesai keramas dan mencuci muka, saat dia menuruni tangga dia kaget karena melihat Joo Won. Ra Im bertanya, "Kenapa kau ada disini? Aku sudah katakan pada merkeka untuk memperhatikanmu. Huh benar-benar..." Ra Im berniat berjalan melewati Joo Won namun Joo Won segera menghalangi jalan dan bertanya pada Ra Im, "Mengapa kau mencuci rambutmu? Kau bisa hanya mencuci wajahmu tapi mengapa kau juga mencuci rambutmu? Biasanya wanita ingin menarik perhatian laki-laki dengan menggunakan rambut mereka yang basah dan harum sampo." Ra Im berkata, "Dengar!!" Joo Won langsung mengangkat kaki kanannya dan berkata, "Jangan coba menendang kakiku!" Ra Im menendang kaki kiri Joo Won dan berlalu pergi.
Ra Im datang ke ruang aula dan tidak ada satupun orang disana. Ra Im bertanya pada Joo Won, "Kemana mereka?" Joo Won menjawab, "Mereka pergi. Aku yang menyuruhnya pergi. Karena aku pikir kita perlu waktu sendiri." Ra Im kesal dan marah, "Apa kau sudah gila?" Joo Won menjawab, "Aku memang merasa aneh akhir-akhir ini." Ra Im berkomentar, "Karena apa? Kalau begitu pergilah berobat ke rumah sakit." Joo Won menunjuk Ra Im dan berkata, "Kaulah penyebabnya! Kemarin kau datang dan untung kau mengganti bajumu dari baju yang bernoda darah itu. Dan sepertinya mulai hari ini kau akan menghantuiku dengan rambutmu yang basah itu." Ra Im tidak mengerti apa maksud Joo WOn, "Darah apa?" Joo Won berkata, "Ah kau tidak perlu tau."
Joo Won lalu berkata, "Ah baiklah aku akan menanyakan dua pertanyaan. Kau harus menjawab dengan jujur. Ok? Kau ini lulusan dari Universitas mana? Dari Seoul? Atau mungkin dari luar negeri?" Ra Im tidak menjawab pertanyaan Joo Won dan bertanya, "Apa pertanyaan keduamu?" Joo Won pun memberikan pertanyaan kedua, "Apakah di keluargamu ada anggota keluarga yang berpengaruh? Misalnya seorang Kakek-Nenek atau Orang Tua-mu memiliki perusahaan? Atau memiliki museum atas nama mereka? Atau mungkin sebuah Univeritas?" Ra Im tertawa dan kemudian bertanya pada Joo Won, "Kau punya asuransi kesehatan kan?" Joo Won tidak mengerti maksud Ra Im. Tiba-tiba saja Ra Im membanting Joo Won ke tanah. Joo Won tentu langsung merasa kesakitan. Ra Im berkata, "Jangan cengeng. Ini adalah awal!"
Saat Ra Im mau membanting Joo Won lagi, Joo Won lah yang duluan membantung Ra Im ke atas lantai. Joo Won lalu duduk di atas Ra Im. Ra Im memberontak dan meminta agar Joo Won segera menyingkir tetapi Joo Won menolak, "Jika aku menyingkir. Apakah kau akan membanting aku lagi? Aku hanya bertanya nama orang tuamu. Apakah itu salah?" Ra Im berkata, "Mengapa kau perlu tau hal itu? Cepat menyingkir selagi aku bersikap baik padamu." Joo Won berkata, "Kau mengatakan hal itu seolah-olah aku tidak bisa mengalah kan seorang perempuan hah? Ah ya aku pikir ini saat yang tepat untuk mengatakan sesuatu. Jadi dengarkan lah dengan baik! Pakaian ini benar-benar mahal!!"
Tiba-tiba Ah Young masuk kedalam aula Action School sambil membawa kotak besar. Ah Young berhenti mengomel saat melihat Posisi Ra Im dan Joo Won. Ra Im langsung menendang Joo Won sehingga Joo Won menyingkir. Ra Im bertanya pada Ah Young, "Mengapa kau kemari?" Ah Young menjawab, "Tadi aku menelfonmu tapi tidak diangkat. Jadi aku berfikir bahwa kau pasti berada disini. Ah apakah tadi kau sedang berlatih untuk adegan melodrama?" Ra Im berkata, "Bukan itu. Ah ya tadi kau marah-marah kenapa?" Ah Young pun bercerita semuanya di depan Joo Won dan Ra Im, "Kau tau perempuan gila itu kan? Yang ada di Lounge waktu itu! Dia melapor ke CEO sehingga aku di pecat. Huh pantas saja pagi tadi cerminku pecah."
Ah Young lalu membanting kotak yang dia bawa dan isi kotak itu pun keluar, dan isinya adalah seragam Ah Young. Joo Won yang melihat seragam Ah Young pun kaget karena itu adalah seragam di LOEL. Ah Young lalu berkomentar, "Huh mengapa aku hidup di dunia yang berat? Aku tau bahwa tamu VVIP itu sangat penting tapi bagaimana mungkin mereka memecatku begitu saja tanpa mendengarkan penjelasanku? Huh CEO itu benar-benar seperti kotoran!!" Joo Won kaget mendengarnya. Ra Im berkata, "Kau seharusnya mengatakan pada mereka bahwa ini bukan kesalahanmu. Ini adalah kesalahanku." Ah Young berkata, "Mengapa ini salahmu? Ini adalah salah perempuan gila itu!! Aku akan membalas dendam dengan memasukan foto CEO kedalam forum gay!!" Joo Won kembali kaget mendengarnya, "Hah? G-gay?"
Ah Young kembali mengomel, "Huh ini terlihat jelas bahwa dia itu membenci perempuan. Ah ngomong-ngomong siapa pria itu?" Saat Joo Won mau menjawab, Ra Im langsung memotong pembicaraan Joo Won, "Kau tidak perlu tau dia. Ayo kita pergi setelah aku mengunci gedung ini. Kau cepat panggilkan taxi. Kita pulang bersama-sama. Ah ya bukankah kau bilang bahwa kau dekat dengan Sekertaris CEO itu? Coba jelaskan padanya dan minta agar dia membicarakan hal itu pada CEO mu." Ra Im tiba-tiba berlari untuk mengganti pakaiannya dan Ah Young berteriak, "Sudah kulakukan tapi itu tidak berguna!!!"
Joo Won mendekati Ah Young dan berkata, "Ya tentu saja itu tidak berguna." Ah Young kesal, "Siapa kau ini hah? Apa kau yang memecatku itu?" Joo Won menjawab, "Ah aku hendak memperkenalkan diri. Saya adalah orang yang memecatmu! Ya aku adalah kotoran yang kau bicarakan! Aku adalah CEO yang memecatmu." Ah Young tertawa dan berkata, "Huh kau mengatakannya seolah-olah kau ini sungguh-sungguh se-o-rang C-E-O. Omo kau adalah CEO!! Kau tampak gila dengan pakaianmu itu!!" Joo Won tersenyum masam sambil menatap pakaiannya.
Joo Won berkata pada Ah Young, "Kau tetap saja ikut bertanggung jawab pada kejadian di Lounge karena melanggar peraturan." Ah Young menjawab, "Tentu saja aku tau hal itu."Joo Won kembali berkata, "Ah Ra Im tidak mengetahui siapa aku sebenarnya dan aku ingin hal itu tetap terjadi." Ah Young kebingungan, "Mengapa?" Joo Won menjawab, "Apa kau tidak menonton Film? Bukankah itu yang biasa dilakukan? Dan kemudian... TADAAAA!" Ah Young mengangguk mengerti, "Ah ya. Tapi biasanya orang yang menyimpan rahasia itu akan dibunuh." Joo Won pun mengatakan bahwa Ah Young tidak jadi di pecat. Ah Young tentu senang mendengarnya.
Tapi kemudian Joo Won berkata, "Tapi tadi kau mengatakan padaku bahwa aku seorang Gay dan seperti kotoran." Ah Young pun panik, "Ah maafkan aku. Aku tadi kehilangan pikiranku sehingga tidak memikirkan kata-kata yang keluar dari mulutku. Kau adalah orang yang sungguh hebat, keren dan sexy." Joo Won tersenyum, "Ah siapa yang bisa memecat karyawan seperti anda?" Ah Young pun ikut tersenyum karena tidak jadi di pecat.
Ra Im selesai berganti baju dan menghampiri Joo Won dan Ah Young, "Apakah kau sudah mendapatkan taxi?" Ah Young berkata, "Ah aku sudah mendapatkan pekerjaanku kembali. Ah ya ngomong-ngomong tentang CEO... Dia itu tidak gay. Dia menyukai banyak wanita." Joo Won tiba-tiba berkata, "Aku pikir tidak 'Banyak' wanita." Ah Young pun memperbaiki ucapannya, "Ah ya tidak banyak wanita." Ra Im memanggil Joo Won dengan sebutan Junior dan tiba-tiba saja Ah Young memarahinya, "Ah ya ampun!! Apa kau sinting? Mengapa memanggil dia begitu? Kau akan terkejut nanti!!" Ra Im semakin bingung dengan sikap Ah Young.
Lalu tiba-tiba Ah Young mengajak Ra Im untuk minum dan makan bersama. Joo Won pun berkata bahwa dia juga ingin ikut minum bersama karena jadwalnya kosong. Ra Im ingin menolak, namun Ah Young terus memaksanya. (Padahal acara makan ini Joo Won yang meminta pada Ah Young untuk mengajak Ra Im.)
Mereka bertiga pun makan di sebuah kedai kecil. Joo Won menatap Ra Im dan Ah Young yang sejak tadi memakan kulit babi. Joo Won berkata, "Mengapa kalian harus memakan kulit babi jika ada dagingnya?" Ah Young hanya mengatakan bahwa makanan itu sangat enak. Joo Won hanya menggeleng dan bilang bahwa hal ini benar-benar aneh.
Lalu selanjutnya Joo Won mengantar Ra Im dan Ah Young untuk pulang. Ra Im langsung pergi kedalam rumah dan meninggalkan Joo Won setelah berkata, "Jika besok kau membuatku menelfon kau lagi maka kau akan mati!!" Joo Won bertanya pada Ah Young, "Apa kalian tinggal di daerah ini?" Ah Young mengangguk, "Ya sudah 4 tahun." Joo Won kembali bertanya, "Aku tidak pernah mengatakan hal ini pada seseorang, tapi apakah kalian menyewa bulanan atau tahunan?" Ah Young menjawab, "Hmm bulanan. 1 bulannya 30.000 won dan kita membagi dua biayanya. Jadi terima kasih banyak karena kau telah mengembalikan pekerjaanku." Joo Won mengerti dan meminta Ah Young segera masuk kedalam rumah. Joo Won melihat rumah itu dan berkomentar, "Kim Joo Won kau pasti sudah gila!!"
Joo Won masuk kedalam rumah Oska dan langsung membangunkannya. Oska dengan kesal pun akhirnya bangun, "Ada apa? Apa ada yang terjadi?" Joo Won bertanya, "Apakah kau pernah berpacaran dengan seseorang yang tinggal di rumah sewaan?" Oska langsung marah, "Apa kau gila? Kau membangunkan aku hanya untuk itu?" Joo Won bertanya, "Jawablah, pernah atau tidak?" Oska menjawab, "Tentu saja pernah. Ah namanya Park.. entahlah orang itu aku pacari saat bulan Mei. Dia tinggal di daerah kangnam dan biaya sewa perbulannya itu sekitar 3 atau empat juta won." Joo Won berkata, "Bukan seperti itu. Ini 30.000 won." Oska bingung, "30.000 won? Ah menyewa kamar hotel dalam satu malam." Joo Won marah, "Bukan seperti itu. Ah kau menonton National Geography kan? Di dalamnya ada semacam lalat dimana-mana, ada anak-anak miskin." Oska masih tidak mengerti, "Ah orang asing?" Joo Won benar-benar kesal pada Oska, "Ah lupakan saja."
Saat Joo Won akan pergi, tiba-tiba saja Oska bertanya "Ah apakah kau bertemu dengan Chae Rin?" Joo Won bingung dan balas bertanya, "Apakah Chae Rin tinggal di rumah sewaan juga?"
Jung Soo mengatakan pada Ra Im bahwa Ra Im bisa ikut shooting filmnya Chae Rin lagi karena Chae Rin meminta pada sutradara agar Ra Im lah yang menjadi stuntwoman-nya. Ra Im tentu saja sangat senang mendengar kabar ini.
Shooting di lakukan di LOEL. Chae Rin menghampiri Ra Im dan berkata, "Aku mengatakan pada sutradara bahwa aku tidak ingin orang lain menjadi stuntwoman-ku kecuali kau. Kau merasa berterima kasih, bukan?" Ra Im mengangguk, "Ya" Chae Rin lalu berkomentar kembali, "Aku ini cukup keren kan? Ah ya aku ada pertanyaan untukmu dan aku harap kau menjawab jujur. Bagaimana bisa kau berkenalan dengan Kim Joo Won?" Ra Im kebingungan, "Siapa itu Kim Joo Won? Apakah dia seseorang yang aku kenal?" Chae Rin ikut kebingungan, "Kalau kau tidak mengenalnya maka lupakan. Ah ya tugasmu hari ini hanya melompat dari lantai dua. Bahkan tidak ada naskah. Ah tapi kau tau kan bahwa Sutradara sangat membenci kabel pengaman? Kalau begitu selamat bekerja!!" Chae Rin meninggalkan Ra Im dengan wajah senang.
Shooting di mulai dan tugas Ra Im itu melompat dari lantai 2. Sutradara terus berpendapat bahwa aksi Ra Im itu tidak bagus, sehingga adegan itu pun di ulang berkali-kali hingga Ra Im lelah. Sementara itu Chae Rin yang melihat itu tersenyum senang. Bahkan Sutradara memarahi Ra Im di depan banyak orang, "Not Good!! Apakah kau mau shooting sepanjang hari? Kita hanya memiliki waktu 30 menit untuk shooting disini, jadi mengapa kau membuang-buang banyak waktu? Apakah kau tau betapa sulitnya menyewa tempat ini? Bahkan tempat ini tidak pernah digunakan untuk shooting." Ra Im lagi-lagi meminta maaf pada Sutradara.
Asisten Sutradara tiba-tiba datang menghampiri Sutradara, "Sutradara. Mereka bilang bahwa kita tidak perlu khawatir dengan waktu shooting. Itu permintaan khusus dari CEO. Bahkan mereka bilang bahwa CEO-nya akan turun langsung untuk melihat shooting. Ah itu dia CEO!!"
Joo Won datang ke lokasi shooting dan membuat Ra Im sangat kaget karena Ra Im tidak tahu bahwa Joo Won adalah seorang CEO LOEL. Bahkan para teman-teman Ra Im di Action School juga ikut kaget saat mengetahui siapa sebenarnya Joo Won itu.
Joo Won berjalan menghampiri Ra Im namun Sutradara langsung menyingkirkan Ra Im dan berdiri di depan Joo Won, "Ah ini suatu kehormatan, anda mau datang melihat shooting kami." Joo Won berkata, "Sejak awal aku melihat shooting ini." Sutradara berkata, "Ah aku tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih padamu." Joo Won menatap Sutradara dengan kesal, "Jika kau tidak tahu caranya berterima kasih maka aku yang akan menunjukannya padamu. Berhentilah memarahi Gil Ra Im!! Dan juga kau tidak boleh mendorongnya begitu saja! Ra Im ini bagiku seperti Kim Tae Hee dan Jeon Do Yeon! Aku adalah fans Gil Ra Im!" Sutradara kaget mendengar kata-kata itu. Sementara itu Joo Won tersenyum ke arah Ra Im.
Joo Won berjalan menghampiri Ra Im namun Sutradara langsung menyingkirkan Ra Im dan berdiri di depan Joo Won, "Ah ini suatu kehormatan, anda mau datang melihat shooting kami." Joo Won berkata, "Sejak awal aku melihat shooting ini." Sutradara berkata, "Ah aku tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih padamu." Joo Won menatap Sutradara dengan kesal, "Jika kau tidak tahu caranya berterima kasih maka aku yang akan menunjukannya padamu. Berhentilah memarahi Gil Ra Im!! Dan juga kau tidak boleh mendorongnya begitu saja! Ra Im ini bagiku seperti Kim Tae Hee dan Jeon Do Yeon! Aku adalah fans Gil Ra Im!" Sutradara kaget mendengar kata-kata itu. Sementara itu Joo Won tersenyum ke arah Ra Im.
4 comments:
wahh zola lanjut buat sinop SG senengnya....
gomawo zola... hwaiting :D
I like SECRET GARDEN...........
I like SECRET GARDEN........
Ada ngk blog sinopsisnya zola yg khusus film taiwan, coz film mandarin juga bagus2 lho...
Post a Comment
Jangan jadi Silent Readers ya :-)